MAGIC

18 2 0
                                    

"Bodoh! Apa kau tau apa yang kau lakukan tadi itu bodoh!?", bentak Ardiaz.

"Aku minta maaf, aku tau kalau aku salah dan pantas mendapatkan ini", ucapku menyesal.

"Seharusnya kau tidak melakukan itu, Anna. Kau sangat bodoh", balas Ardiaz lebih tenang.

"Ardiaz berkata benar, Anna. Kau tak seharusnya melakukan hal bodoh seperti tadi. Itu bisa membahayakanmu", tegas Englemira.

"Ya", sahutku lirih.

"Rania, bawa teman Anna ke kamar. Dan kau, Anna. Ikut denganku", perintah Englemira.

Aku pun berjalan mengikuti Englemira. Kami berhenti didepan rumah. Englemira menyuruhku untuk duduk dan aku menuruti nya. Tidak ada yang memulai percakapan, semuanya sunyi. Dan akhirnya Englemira berbicara.

"Anna..."

"Ya, aku tau", jawabku tanpa memandang Englemira.

"Benarkah? Apa yang kau tau?", tanyanya padaku.

"Aku tau dia menginginkan buku ini dan aku", jawabku.

"Apa kau juga sudah tau kenapa dia menginginkan buku ini?"

"Ya, dia mengatakan padaku saat di gua tadi. Buku ini, dia akan menggunakan buku mantra ini untuk menguasai dunia", kataku sambil memegang tas ransel ku.

"Dan, apa kau tau kenapa buku ini memilihmu?"

"A-Apa?", ucapku terbata-bata.

"Kau adalah orang terpilih, Anna. Buku ini telah memilihmu. Itu artinya kau di anugerahi kekuatan yang tidak kau ketahui, Anna", jelasnya sambil menyentuh pipi Anna.

"A-Aku tidak mengerti semua ini. Kenapa aku? Kenapa harus aku? Aku tidak punya kekuatan seperti yang kau katakan barusan"

"Kau akan tau bila waktunya telah tiba, Anna. Sementara ini, kau harus menjaga buku mantra ini"

Englemira bangun dan sebelum ia memasuki pintu, "A-Apakah kau bisa mengajari ku sihir? Setidaknya aku bisa melindungi diriku dan Mad saat kami dalam bahaya"

Englemira tersenyum dan menjawab, "Tentu. Kapan kau ingin mempelajarin nya?"

"Besok"

***

Keesokan harinya aku dan Englemira pergi ke belakang rumah. Seperti yang ku minta tadi malam, hari ini Englemira akan mengajari ku sihir. Di belakang rumah ini halaman nya cukup luas untuk melatih sihir. Englemira mengajari ku sihir melindungi diri dari musuh. Tentu saja aku harus melafalkan beberapa mantra. Aku mencoba dan mengikuti instruksi dari Englemira. Yah, tentu saja aku gagal. Tidak ada benteng sihir yang keluar dari tubuhku. Lain hal nya dengan Englemira. Dia sangat hebat. Saat ia mulai mengucapkan mantra sihir perlindungan diri. Cahaya biru seketika keluar dari tubuhnya dan membaluti dirinya lalu membentuk benteng perlindungan dirinya yang sangat dahsyat.

"Kau sangat hebat, Englemira", kataku sambil tersenyum karena takjub melihatnya.

Englemira tersenyum mendengarnya, "Bagaimana denganmu?"

"Aku? Aku bahkan tidak merasakan aliran energi di dalam tubuhku saat aku mengucapkan mantra", kataku sambil tertawa tipis.

"Tenanglah, ini baru permulaan bagimu. Tentu saja tidak semua orang berhasil dalam percobaan pertamanya, bukankah begitu?"

"Ya, kurasa begitu. Atau mungkin aku kurang konsentrasi", sahutku.

"Ya, itu juga bisa menjadi penyebabnya. Dan kita sudahi dulu pelatihan sihir ini dan melanjutkan nya lagi besok", kata Englemira sambil berjalan meninggalkan ku.

TENEBRIS FORESTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang