PLAN

34 3 0
                                    

Sudah 4 hari aku mendapat mimpi yang sama dan berulang - ulang, tapi tetap saja walau begitu, aku tetap tidak bisa melihat sosok itu. Aku penasaran sekali. Ditambah lagi, aku sering mendengar suara yang memanggilku di tengah malam. Sungguh, ini bahkan sudah seperti film horor yang ku tonton. Aku heran, kenapa aku bisa mendapat mimpi yang berulang - ulang seperti itu dan suara di tengah malam itu, kenapa sosok itu terus saja memanggilku!

Setelah berpikir lama, akhirnya aku memutuskan sesuatu dan berkata, "Aku harus membicarakan ini dengan Madeline!".

Tanpa berpikir panjang lagi, akupun bergegas untuk ke rumah Madeline.

"Bun, ada hal yang harus aku bahas dengan Mad, aku akan menginap disana beberapa hari. Bolehkah?", kataku pada bunda yang memakaikan baju pada adik kecilku.

Bunda berdiri dan mengambilkan sesuatu dari meja makan, "Ini, bawa bekal sandwich ini. Kamu belum makan sedari tadi dan ini kunci mobil bunda".

Aku mengambil bekal serta kunci mobil yang di berikan Bunda dan menjawab,"Makasih banyak, Bun! Aku pamit dulu ya".

"Iya,hati - hati ya nak! Jangan mengebut", jawab bunda dengan lembut.

===

Pukul 08:00, rumah Madeline.

Setelah sekian lama mengemudi, akhirnya aku sampai dirumah Madeline. Rumahku dan rumah Madeline memang agak jauh. Aku membutuhkan 1 jam untuk sampai disana.

Tok! Tok! Tok!

"Permisi! Apa ada orang dirumah?", tanyaku karena pintu rumah Mad tertutup.

Setelah beberapa menit akhirnya Tante Lia membukakan pintu.

"Oh, Anna! Cari Madie ya?", sahutnya.

Tante Lia itu Bunda nya Madeline. Beliau sangat baik padaku. Kata Tante Lia, aku ini sudah seperti anaknya sendiri. Iya, sebenarnya Tante punya 2 anak perempuan. Anak pertamanya yang bernama Angela dan yang kedua adalah Madeline, tapi anak pertama Tante Lia tewas karena kecelakaan. Beliau menganggapku sebagai anaknya sendiri itu karena aku mengingatkannya pada anak pertamanya. Sungguh malang sekali.

"Iya tante, apa Mad ada didalam?", jawabku.

"Madie ada di kamarnya, masuklah!", kata tante lia.

Kemudian aku masuk dan menunggu Madeline di ruang tamu. Sedangkan tante sedang memanggilkan putri nya Madeline yang di panggil nya Madie untuk turun ke bawah.

"Hei Anna!", sahut nya dari belakang.

"Hei!", jawabku.

Kemudian Mad duduk dan mengatakan, "Hal apa yang membuatmu datang kemari putri cantik?".

"Aku ingin membahas sesuatu", kataku.

Lalu tiba - tiba Tante Lia membawakan jus semangka untuk kami.

"Ini untuk kalian, minumlah", kata Tante tersenyum.

"Makasih Tante/Bun", kataku dan Madeline secara bersamaan.

"Sama - sama, sayang", jawab Tante.

Setelah itu tante kembali ke dapur lagi.

"Dan, apa yang akan kau bahas?", tanya Mad.

Kemudian aku menceritakan semua nya, lagi..
Mad, mendengarkan ceritaku dengan wajah yang penasaran. Dia berpendapat bahwa kami harus menyelidiki hal aneh yang terjadi padaku akhir - akhir ini. Awalnya aku masih bingung antara melakukan yang dikatakan Mad atau membiarkan semua ini terjadi terus menerus.

"Tapi, Mad.. Bagaimana kita ke sana? Bagaimana dengan orang tua kita? Kita harus memberitahu mereka bukan?", kataku.

"Ya, itu memang hal tersulitnya. Tapi, kalau kita memberitahu mereka, kita akan membuat mereka terlihat dalam hal ini", kata nya.

Memang iya, hal yang dikatakan Mad itu ada benarnya. Jika aku memberitahu bunda, maka secara tidak sengaja, aku telah melibatkan bunda. Dan akhirnya aku menyetujui yang di katakan Mad.

"Baiklah, tapi kapan kita pergi ke sana?", tanya ku.

"kita akan pergi besok malam!", jawabnya.

"Dan barang - barang yang kita perlukan? Makanan?", tanya ku lagi.

"Aku akan menyiapkan semua itu, tapi aku tidak punya senter dan tenda. Jadi kau bawalah beberapa senter dan tenda untuk kita berdua", jawabnya.

Aku mengatakan pada bunda kalau aku akan menginap di rumah Mad selama beberapa hari. Jadi, aku yakin Bunda tidak akan tau akan hal ini. Aku harap begitu. Semoga saja..

===

Pukul 06:30, kamar Madeline.

Mad belum juga bangun padahal aku sudah membangunkan nya berkali - kali dan jawaban nya tetap sama yaitu 'Ngg.. Iya'. Mad benar - benar susah di bangunkan. Walaupun aku menarik selimutnya berkali - kali, menguncang - guncang kasur nya bahkan mengelitik kaki nya. Dia tetap tidak akan bangun. Kecuali satu cara ini..

"Madie! Leo datang kerumah!", teriakku.

Seketika Madeline terbangun dan berkata, "Hah?? Mana? Mana? Mana Leo?".

Mad sangat menyukai Leo. Leo yang tinggal di sebelah rumahnya itu. Mad jatuh cinta pada nya saat ia pindah ke sini. Cinta pada pandangan pertama haha.

"Dirumah nya", jawabku tersenyum.

"Ihh apaan ah!", jawab Madeline dengan wajah cemberut.

"Hehe, habisnya susah banget sih bangunin elu nih", balasku tertawa.

"Ya sudah, aku mandi dulu", kata Mad.

Sambil menunggu Mad yang mandi sambil nyanyi. Aku membaca buku yang berjudul 'Magicae' lagi. Akan ku katakan, buku ini sangat menarik dan aneh. Cover pada buku ini terbuat dari kulit pohon dan ada akar - akar pohon di kulit pohon itu. Dan isi nya itu terdapat mantra - mantra sihir yang berbahasa Latin dan beberapa cerita, entah kenapa aku bisa tau artinya. Sangat aneh.

"Wah, buku apa ini? Unik sekali", kata Madeline dan merebut buku itu dari tanganku.

"Hei! Kembaliin sini!", aku merebut kembali buku ku.

"Dari mana kau dapat buku ini?", tanya nya.

"Oh, dari gudang tua belakang rumahku", jawabku.

"Magicae, judul dan buku nya unik sekali", kata Mad sambil melihat - lihat buku ku.

"Ya, begitulah. Bahkan isi nya juga begitu", kataku.

"Wah! Keren dong!", jawab Mad dengan semangat.

Kemudian aku melihat Madeline dengan muka yang datar, lalu berkata, "Mad.. Cepat pakai baju! Aku akan menunggumu di bawah".

Aku melangkah keluar dari kamar Mad dan turun ke bawah. Melihat Tante Lia memasak sendiri, aku memutuskan untuk membantu nya.

"Tante, mau di bantuin gak?", tanya ku.

"Oh, Anna. Tolong bantu Tante buat adonan kue nya ya", jawab tante.

Aku membantu Tante membuat adonan kue. Tante memang sangat suka membuat kue. Kadang - kadang Tante membuat redvelvet dan kadang - kadang juga Tante membuat kue pai. Dan kue buatannya itu sungguh enak sekalii!!!

Lalu, tak lama kemudian, Madeline turun dan ikut membantu membuat kue denganku dan Tante Lia. Dan setelah semua itu selesai, aku dan Mad membahas rencana kami nanti malam.

TENEBRIS FORESTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang