Minho akan lebih memilih untuk selalu menghabiskan waktunya bersama Taemin daripada apapun. Lima hari telah berlalu sejak perjalanan bisnisnya ke Paris, tiada hari ia lalui tanpa merindukan kekasihnya yang sedang hamil muda itu. Meskipun setiap hari mereka akan terhubung lewat telepon atau video call, tetap saja itu tidak cukup untuk mengobati rasa rindunya. Minho telah mencoba untuk mengajak Taemin pergi namun kekasihnya itu menolak. Taemin beralasan dia tidak ingin menjadi sebuah gangguan karena Minho sedang terlibat dalam sebuah proyek besar pembangunan Museum Photography di Paris. Meskipun Minho juga telah mengatakan bahwa ia tidak akan menganggu, tetap saja Taemin menggelengkan kepalanya.
Ini bukan pertama kalinya Taemin tinggal di apartemen sendirian. Dia sudah terbiasa dengan pekerjaan Minho yang bergerak dari satu tempat ke tempat lain. Taemin sudah terbiasa pulang ke apartemen yang kosong ketika Minhonya sedang di luar negeri dan ia juga sudah terbiasa tidur sendiri selama beberapa hari. Namun, selama lima hari tidak melihat Minho, membuat Taemin menderita karena merindukan pria tampan itu. Hal yang selalu dia lakukan setiap waktu adalah mengecek ponselnya untuk melihat apakah ada pesan atau panggilan dari Minho karena perbedaan waktu yang lumayan besar antara Seoul dan Paris. Taemin merindukan Minho yang memanjakanya, Taemin merindukan merindukan Minho yang membuatkan susu untuknya, Taemin merindukan dipeluk oleh tubuh kokohnya, Taemin merindukan semuanya.
Selama lima hari itu pula, Taemin tidak memiliki kegiatan yang pasti karena masih berada dalam cuti yang ia ambil selama satu bulan sejak bulan madu singkat mereka di Jepang. Taemin terlalu malas untuk sekedar keluar apartemen. Dia menghabiskan waktunya untuk menunggu Minho, menonton TV, membaca beberapa artikel tentang kehamilan, bermain di ruang kerja Minho dan menanti pesan ataupun panggilan dari sang kekasih.
Setelah selesai menonton rom com terbaru di netflix, Taemin memasuki ruang kerja yang sunyi itu lagi. Dia berjalan menelusuri ruangan pribadi Minho yang bernuansa putih itu. Rak buku yang menggantung dipenuhi oleh buku-buku tentang arsitek dan photography, beberapa figura foto dan sketsa bangunan menempel di dinding, sebuah globe, satu sofa besar yang terletak di sudut ruangan, dan beberapa lainya. Semua hal yang ada dalam ruang kerja ini mencerminkan tentang kehidupan Minho, membuat Taemin tersenyum kecil. Sedikit rasa sedih menyelimuti hatinya karena dia merasa tidak benar-benar memperhatikan Minho sebelumnya. Taemin jarang menanyakan tentang bagaimana pekerjaan Minho. Dan itu akan selalu Minho, yang selalu menanyakan hal sekecil apapun, menanyakan apa yang diinginkan Taemin dan lain-lain. Taemin yang selalu mengeluh kepada Minho, Taemin yang ingin selalu dimengerti oleh Minho, tanpa Taemin benar-benar tahu bagaimana perasaan Minho dan apa yang diingankan oleh pria tampanya tersebut. Taemin baru menyadari kalau selama ini adalah dirinya yang egois dalam hubungan mereka.
Tangan kecilnya terus menyusuri apapun yang dia lewati hingga akhirnya terduduk di kursi kerja Minho. Taemin menarik laci meja besar di depanya. Meskipun mereka sudah tinggal bersama selama beberapa tahun terakhir, bisa dihitung menggunakan jari berapa kali Taemin mengunjungi ruang kerja Minho. Taemin menelisik isi laci tersebut, dan menemukan sebuah benda yang menarik perhatianya. Sebuah buku diari tua yang kertasnya sudah menguning.
Kedua alisnya bertemu, dia tidak menyangka kekasihnya pernah mempunyai buku diari seperti ini. Taemin tersenyum penuh arti dan membuka halaman pertama buku tersebut. Sebuah potrait keluarga tertempel disana, itu adalah keluarga Minho yang terdiri oleh ayah, ibu, kakak perempuanya, dan Minho ketika mereka sedang merayakan ulang tahun Minho yang Taemin tidak tahu entah yang keberapa. Taemin tersenyum memandangi wajah tampan kekasihnya itu, walaupun usianya masih sangat kecil Minho sudah terlihat sangat tampan dan memesona. Taemin kemudian membuka lembar kedua, dan lukisan tentang potret keluarga tadi terpampang disana. Dia sangat yakin itu adalah lukisan Minho meskipun Minho pernah mengatakan kepadanya bahwa dia sangat jarang melukis manusia sebagai objek lukisanya. Dia hanya akan melukis orang-orang yang berarti dalam hidupnya. Meskipun yang kebanyakan diperlihatkan kepada Taemin sekarang adalah lukisan, atau lebih tepatnya adalah gambar mengenai gedung-gedung yang sedang ia rancang, Taemin masih sangat mengenali beberapa ciri khas dalam lukisan tersebut.