Thank youuuu for your lovely comments<3 as promised here is part 9! enjoy and dont forget to tell me what you think uwu
Baby part 9
~
Minho memandang wajah sang kekasih yang masih tertidur pulas. Ketika sinar mentari pagi menyeruak melalui curtain, tubuh kecil itu refleks menelisik kedalam tubuh Minho seakan tak ingin mentari menyapanya. Minho tersenyum kecil melihat perlakuan itu, Taeminnya selalu menggemaskan. Taemin terlihat begitu damai, lucu, dan juga indah. Minho tak pernah berhenti bersyukur karena pemandangan pertama yang ia lihat ketika bangun adalah sosok cantik kekasihnya.
Ia sudah terbangun sejak beberapa menit lalu. Mereka masih terbungkus dalam selimut yang hangat. Tangan Minho masih memeluk tubuh kurus itu dengan penuh perlindungan. Kedua matanya terus mengamati setiap pergerakan Taemin.
Wajah malaikat Taemin dan setiap nafas hangat yang ia hembuskan.
"Kau indah. Kau begitu indah. Kau selalu indah." Gumam Minho kepada sosok yang masih tertidur itu. Itulah mantra yang setiap pagi ia lontarkan kepada sosok malaikatnya. Dan ia tak akan pernah bosan mengatakannya meskipun beberapa tahun telah berlalu. Minho tidak akan pernah bosan.
Tenggelam dalam pikirannya, bayangan tentang kejadian semalam kembali berputar dalam otaknya. Banyak telah mereka lalui, mulai dari hal manis, romantis, pertengkaran yang menyakitkan, hingga terungkapnya fakta baru yang dipelajari oleh Minho.
Dia tidak tahu Taeminnya telah melalui masa-masa sulit itu. Dia tidak pernah tahu Taeminnya pernah merasakan rasa sakit yang masih membekas. Jujur, ia tidak bisa menyalahkan Taemin karena itu diluar kendalinya. Taemin masih memiliki trauma akan masa lalunya. Apabila ia harus marah atau menghajar orang, itu adalah Jonghyun dan dirinya sendiri. Jonghyun karena telah tega menduakan Taemin. Dan dirinya sendiri karena telah menyakiti dengan menampar Taemin karena kekalutannya. Minho mengakui, dia adalah tipe orang yang masih belum menguasai emosi dengan baik apabila ia disudutkan. Namun, Minho tahu apa yang telah dilakukannya semalam itu bukan hal yang bisa dibenarkan. Dia telah melakukan kekerasan.
Rasa menyesal dan bersalah masih menyelimuti hatinya.
Dia memikirkan banyak hal. Banyak pertanyaan yang masih berputar-putar mengenai fakta yang baru diketahui semalam. Namun, untuk sekarang Minho memilih untuk mengabaikannya dan tak mendesak Taemin dengan pertanyaannya. Ia tahu, apabila waktunya sudah tepat Taemin akan membantu memberikan jawaban.
Minho bangkit dari ranjang dengan perlahan-lahan, takut akan membangunkan Taemin. Ia menarik ponselnya dan berjalan menuju dapur, membuat sebuah panggilan dan menyiapkan sarapan untuk mereka berdua.
Setelah beberapa menit berbicara dengan seseorang. Ia membuat segelas susu hamil untuk Taemin dan secangkir teh hangat untuk dirinya. Dua piring omelet daging telah tersaji, dan Minho siap untuk membawanya ke dalam kamar.
Taemin sudah duduk diatas ranjang ketika Minho sampai dikamar mereka. Dia tidak menyadari kehadiran Minho karena pandangannya diarahkan keluar jendela.