It makes me feel sad because so many of you guys just giving votes without telling me what you think of this story. Comment please? The more y'all leave comments the faster I will update the chapter. And I'm sorry for taking so long again to update this chapter. I've been really occupied with work uuuuu thank u for keeping up with this story!Baby part 8.
2min x Jongkey
Please enjoy!
~
Minho terbangun karena kehausan. Mengucek malas kedua matanya yang masih berat sembari meraba-raba ke sisi ranjang disampingnya. Sepenuhnya tersadar saat tangannya tak berhasil meraih sosok yang ia pikir tertidur di sebelahnya. Minho duduk diranjang, mengamati dengan jelas keberadaan Taemin yang tidak ada disana. Dia melirik ponsel yang terletak di night stand kamar menunjukkan pukul dua malam.
"Sayang?" panggilnya disusul oleh satu uapan kantuk.
Sunyi.
"Taemin sayang? Kau dimana?" ulangnya serak. Tak mendapat jawaban. Minho turun dari ranjang dengan keadaan telanjang. Dia berpikir Taemin sedang berada di kamar mandi atau di dapur. Minho membuka lemari pakaian dan meraih satu boxer untuk dipakainya. Lalu berjalan keluar mencari Taemin.
**
Ia tak bisa berpikir positif. Dua jam telah berlalu sejak ia menangis dan memeluk tubuhnya sendiri. Ia ingin menentang segala pikiran buruk yang menyerang pikirannya namun tak bisa. Meskipun delapan tahun telah berlalu, ia masih merasa sakit. Meskipun ia sudah tak memiliki rasa lagi dengan Jonghyun, rasa sakit akan perbuatannya dahulu kini hadir kembali seperti hantaman keras untuknya.
Apakah ini balasan yang pantas ia dapat?
Taemin terus menangis memikirkan wangi dari perfume itu. Bagaimana Minho mendapatkannya? Apakah mungkin Minho berselingkuh? Akankah Minho setega itu? Apakah Minho sudah lelah dengannya? Apakah Minho sudah tak lagi mencintainya?
Pertanyaan-pertanyaan itu berdesak dalam pikirannya dan Taemin membencinya. Mereka baru saja melakukan sebuah seks yang hebat. Taemin baru saja akan terbuka segalanya dengan Minho. Taemin baru saja menyadari bahwa ia sepenuhnya telah bergantung kepada Minho dan tak akan pernah bisa hidup tanpanya. Namun, ingatannya kembali ke beberapa hari terakhir mereka berpisah. Minho seharusnya pulang dua hari yang lalu. Apakah Minho berbohong tentang pekerjaannya? Apakah Minho sebenarnya bertemu dengan selingkuhannya dan berasalan tentang pekerjaan?
Dadanya semakin sesak memikirkan kemungkinan itu terjadi. Ia masih belum sepenuhnya sembuh dari trauma masa lalunya.
Meskipun pelan, suara isakannya berhasil ditangkap oleh pendengaran Minho yang baru saja keluar dari kamar. Lelaki yang hanya berbalut dengan boxer berwarna biru navy itu langsung bergegas untuk mencari sumber suara dengan perasaan takut dan was-was.
Minho mengabaikan rasa hausnya dan langsung menuju ke ruang tengah. Disanalah Taemin berada, duduk meringkuk di sofa dengan memeluk tubuhnya.
"Baby...what's wrong?"
Taemin merasa kaget ketika kehangatan tiba-tiba membungkus tubuh kecilnya, ia tidak menyangka Minho memeluknya. Tangisnya semakin keras dan hal itu semakin membuat Minho khawatir akan kesehatan Taemin. Minho benar-benar tidak tahu apa yang terjadi dengan kekasihnya itu.
"Baby...kau membuatku sangat khawatir. Ada yang sakit?" Minho semakin mengeratkan pelukannya kepada Taemin, mencoba untuk menenangkannya. Akan tetapi, bukan respon yang baik yang ia terima saat Taemin mencoba untuk memberontak. Tangisan Taemin masih pecah dan ia mencoba dengan keras untuk lepas dari dekapan Minho.