#20

423 42 2
                                    

It is a must, but should i deny it? I don't want to regret it someday, when it had to be a good find day for me
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.


Jennie menepuk punggung Jisoo yang sedang melamun. "Apa kau sudah mengerjakan pr? Jika sudah, aku ingin melihatnya!"

Jisoo memiringkan kepalanya. "Pr apa?"

"Wah kau benar-benar. Jangan bilang kau lupa juga?!" tanya Jennie serius.

Jisoo menepuk dahinya. "Ah! Sepertinya aku lupa!"

"Aish, bagaimana kau bisa lupa?! Kenapa tadi malam kau tak menelponku ah!" sebal Jisoo dan bergegas mengeluarkan buku tugasnya.

Jennie mendengus kesal mendengar keluhan Jisoo."Sudah kutelpon semalaman! Kau tak cek ponselmu?! Kau bahkan tak menjawabnya!"

Jisoo mengingat lagi kejadian tadi malam.

chup

"Ya! Wajahmu memerah!" seru Jennie melihat wajah Jisoo yang tiba-tiba saja memerah. Jisoo langsung menyentuh pipinya.

"Kemarin aku kan ke konferensi pers, bagaimana bisa aku mengurusi tugas seperti ini???" jelas Jisoo.

Jennie memiringkan kepalanya bingung. "Kemana? Bukannya kemarin kau seharian dirumah?" tanya Jennie bingung.

Jisoo menjadi lebih bingung dari sebelumnya. Bukannya tadi malam dia ada di televisi? Bagaimana Jennie tak sadar?

Jisoo memutuskan untuk tidak membahasnya lebih jauh lagi. "Tak perlu dibahas lagi. Aku pikir itu tak penting."

***

"Ayah sedang sakit Taehyung! Satu-satunya obat hanya perempuan itu!" hardik sang ibu, yang tak lain adalah Ratu dari kerajaan vampir.

Taehyung hanya menunduk, saudaranya, Taeyeon juga menunduk hormat pada sang Ratu. Para prajurit yang berada di ruangan itu menodongkan tombak besi yang dihiasi api itu ke arah tubuh mereka.

"Maaf, tapi aku tak bisa membawanya." sanggah Taehyung.

"Apa alasannya? Kamu menyukainya?" tanya sang Ratu yang benar-benar terasa seperti menusuk tepat dijantungnya.

"Saya tidak pernah menyukai manusia. Saya hanya tidak rela."

"Sudah cukup kamu menyumbangkan darah murni pada temanmu itu! Kamu yang memohon pada ayah bukan? Untuk mengambil darah itu untuk temanmu?! Tapi apa buktinya?! Temanmu itu yang tak tau berterimakasih hampir membocorkan pada perempuan itu bahwa kamu Vampir!"

Taehyung menjadi terbata-bata. "Maafkan saya. Tapi saya perlu darah itu untuk menyelamatkan dia saat itu. Dia benar-benar kritis."

Sang Ratu melipatkan kedua tangannya didepan perut. "Saya tidak peduli. Bawa dia atau saya yang mencari perempuan itu sendiri. Ayah kamu juga membutuhkannya sekarang untuk proses penyembuhannya."

"Taeyeon akan mengawasimu. Dia yang akan melaporkan kepada saya tentang kinerja kamu." jelas sang Ratu.

"Baik."

***

Jungkook melemparkan semua barang yang ada di kamarnya. Bahkan selimutnya terlempar hingga masuk ke dalam kamar mandinya. Jendela apartemennya mendadak pecah karena bantal yang dilemparnya.

He Is A Vampire | Kim TaehyungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang