part 9

21 4 2
                                    

Agra hanya menggelengkan kepala nya saja melihat punggung Mami nya. Sedangkan Karan mulai menghabiskan minuman nya. Suasana kembali hening sejak Mami Agra pergi.

Ekhm ekhm ekhm

"Keselek lagi lo?" Tanya Karan kepada Agra

"Ehm enggak, tenggorokan gue gatel"

"Oh" ucap Karan lalu melihat kearah jalan

"Udah belum? Ayok pulang sebelum makin magrib" ujar Agra lalu berdiri

Karan berdiri dari duduk nya lalu mengikuti Agra dari belakang. Lalu mereka masuk kedalam mobil dan Agra mulai menjalankan mobil nya meninggalkan parkiran bakery Maminya. Sebenernya Karan mau menanyakan dari mana Agra bisa mendapatkan nomernya tapi dia malas untuk memulai pembicaraan nya.

"Ran" merasa namanya dipanggil pun Karan menoleh kearah Agra

"Lo kok gak bales chat gue?"

"Emang itu perlu balasan?"

"Kan gue nanya kenapa lo nanya balik sih?"

"Ya emang lo mau banget di bales?"

"Ya enggak juga sih, tapi kan harusnya lo basa basi lah"

"Gue bukan lo"

"Eh maksud lo apa?" Agra mulai geram dengan sikap Karan

"Kok lo nyolot sih?"

"Ya lo bikin emosi, udah lah gue turunin lo disini aja"

"Gila aja lo, gue cewek bego ini udah mau magrib"

"Ya lo sadar diri dong mangkanya udah di anterin bukannya baik baik ke gue"

"Siapa juga yang mau dianterin elo, lo pikir gue yang mau!" Ucap Karan yang sudah mulai jengah dengan Karan

"Ah udah lah gue batalin hari minggu, gak usah jadi ketemu"

"Dih siapa juga yang mau ketemu lo"

Astaghfirullah sabar sabar Gra, mungkin gue cuman salah mikir Karan itu dia, mereka cuman sama sama suka piano, iyah! Gue yakin gue salah, lagi pula Karan gak ada tahi lalat di lehernya seperti orang di masalalunya. Batin Agra

Tengil amat sih nih orang, emang yah Adrian minta bener dikasih gampar bolak balik, gara gara dia nih. Batin Karan

Karan dan Agra kembali dalam mode diam, radio tidak hidup dan gak ada yang berniat menyalakan.
Karan sudah merasa mood nya sudah rusak membutuhkan lagu tapi dia sedang di mobil Agra dan gak mungkin dia mau mau menyetel radio sembarangan nanti dia dihina kembali.
Agra juga sudah dalam keadaan emosi diujung tanduk, Agra hanya fokus untuk berkendara saja. Padahal maksud dia tadi supaya suasana nya tidak canggung, tapi ternyata dia salah besar mengajak Karan mengobrol santai karena kalau bicara dengan Karan bukannya santai malah bikin emosi.

Mobil Agra memberhentikan mobilnya didepan rumah berwarna putih minimalis, Karan langsung saja keluar dari mobil tanpa berkata apa-apa.

Kampret nih tuyul udah dianterin gak ada bilang makasih kek hati hati kek apa kek, ah taik emang. Batin Agra

Agra pun menjalankan kembali mobil nya menuju rumah saudaranya untuk memberikan titipan dari Maminya. Agra merasa harus cepat mendinginkan kepala nya yang sudah siap mengeluarkan asap. Agra tidak habis fikir dengan Karan, banyak cewek cewek di sekolah yang berharap bisa dekat dengan nya bagaimanapun caranya tapi Karan malah dianterin langsung ke rumah selama 2 hari berturut turut malah begitu kesal dengannya. Agra rasa Karan akan menyesal menyianyiakan kesempatan.

RAINBOW FALLINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang