Satu

82 15 8
                                    

Nada POV

Namaku Nada Calista Angelia, biasa di panggil Nada dan aku masih kelas 10 SMA.
Aku punya seorang kakak, dia satu sekolah denganku tapi dia udah mau lulus, namanya Alvino.

Hari ini aku memutuskan untuk bangun pagi-pagi sekali untuk keliling kompleks.
"Pagi Ma," aku melihat Mama berada di dapur.

"Eh Nada tumben kamu pagi pagi udah bangun."

"Ihh Mama mah gitu anaknya bangun siang salah bangun pagi salah," aku mengerucutkan bibir.

"Iya deh, emangnya kamu mau kemana sih ini tuh masih jam 05.00?"

"Mau keliling kompleks dulu Ma."

"Ngapain? emang kamu mau ronda apa?" Mama hanya terkekeh pelan.

"Ihh ya jogging lah Ma, udah ah aku berangkat sekarang."

"Yaudah, sana berangkat."

"Nada berangkat dulu ya ma, assalamualaikum," sambil mencium tangan Mama.

"Waalaikumsalam."

###

Jam menunjukkan pukul 05.45. Aku segera bergegas pulang karena aku tidak mau terlambat ke sekolah.

"Assalamualaikum Ma, Nada pulang," aku melihat hanya ada Kakak di sofa sambil nonton tv.

"Waalaikumsalam, dari mana aja lo."

"Apaan si Kak pagi pagi udah diintrogasi, gue tuh habis jogging keliling kompleks gk kayak lo yang bisanya cuma molor terus," kataku sambil ngedumel.

"Eh enak aja kalo ngomong, gue lempar remote baru tau rasa lo."

"Aku takut hihihi," aku berlari ke kamar sambil terus tertawa.

Setelah mandi, ganti baju, dan mengecek peralatan sekolah. Aku segera turun untuk sarapan.

"Pagi Ma, pagi Pa."

"Pagi sayang," jawab Mama dan Papa yang sudah ada di meja makan. Tapi dari tadi aku gak liat si makhluk astral itu.

"Kakak kemana Ma? gk sarapan bareng kita?" kataku sambil celingak celinguk.

"Dia udah berangkat dari tadi pagi, katanya sih lagi ada les pagi," sahut Mama

"Uhukk uhukk," aku terbatuk-batuk.

"Kenapa sayang, nih kamu minum dulu, makanya kalo makan itu pelan-pelan," kata Papa sambil menyodorkan air putih. Setelah aku meminumnya terasa sedikit lega.

"Ihh kok aku di tinggal sih," aku cemberut.

"Udah gakpapa nanti Papa anter kamu ke sekolah."

"Untung aja ada Papa," batinku kalau tidak, aku pasti naik angkot ke sekolah.

###

Author POV

Nada sampai di sekolah pukul 06.45.

"Eh Bal, lo udah ngerjain tugas biologi apa belum? kalo udah gue nyontek dong," kata Nada cengengesan.

"Pagi-pagi udah tanya tugas," kata Iqbal dengan cueknya sambil menyerahkan buku tugasnya.

Iqbal adalah sahabat Nada. Mereka udah kenal sejak SMP dan sekaligus teman sebangku Nada. Iqbal memang orangnya dingin dengan orang tapi tidak jika sudah berhadapan dengan Nada.

"Makasih Iqbal ku yang dinginnya kayak es," sambil menoel pipi Iqbal.

Nada memang sering menjaili Iqbal tapi Iqbal tidak pernah marah sekalipun.

Kriiingggg.....

Bel masuk berbunyi sangat nyaring.

"Jam pertama pelajaran apa Bal?" tanya Nada.

"Pelajaran fisika," jawab Iqbal tanpa menoleh sedikit pun.

"Ya ampun gue lupa bawa buku fisika," kata Nada setelah mengecek tasnya.

Iqbal melihat Nada dengan wajah pucat pasi dan masih bingung mencari bukunya.

Tak lama guru fisika datang.

"Selamat pagi anak-anak," ucap Bu Mela, beliau adalah guru fisika yang baik tapi dia tidak segan-segan menghukum anak yang melanggar peraturan.

"Selamat pagi Bu", jawab seluruh murid bersamaan.

"Buka buku paket hal 25."

Semua sudah membuka buku paketnya masing-masing tapi Nada masih bingung mencari bukunya.

"Nada, mana buku paket kamu?"

"Ehmm maaf bu buku saya ketinggalan," sambil menggaruk tengkuknya yang sebenarnya tidak gatal.

"Siapa lagi yang tidak membawa buku paket angkat tangan," Bu Mela tampak geram.

Iqbal mengangkat tangannya, Nada refleks menoleh ke arah Iqbal, jelas jelas dia tadi membawa bukunya.
Ternyata buku Iqbal ia masukkan kedalam laci, tapi mengapa Iqbal melakukan itu?

"Ya sudah kalian berdua hormat di depan tiang bendera sampai pelajaran ibu selesai," kata Bu Mela dengan tegasnya.

Nada dan Iqbal segera menuju ke tiang bendera untuk melaksanakan hukuman mereka.

"Bal?" kata Nada memecah keheningan.

"Hm."

"Kok lo boong sih sama bu Mela kalo lo nggk bawa buku? jelas jelas tadi lo bawa?"

"Emang kenapa?"

"Ya kan gara gara gue lo jadi bermasalah," Nada merasa bersalah.

"Gue gak mau lo dihukum sendirian, kalo ada apa apa gimana?"

"Makasih ya bal, lo emang temen terbaik gue," dengan senyum yang memperlihatkan deretan giginya.

"Iya sama sama," kata Iqbal sambil mengacak acak puncak kepala Nada dengan gemas.

"Ihh Iqbal rambut gue jadi berantakan kan," Nada memajukan bibirnya 5 senti.

"Jangan cemberut," Iqbal tersenyum melihat tingkah Nada.

"Emang kenapa kalo gue cemberut," kata Nada dengan nada kesal.

"Makin jelek," Iqbal hanya terkekeh.

"Iqbal mah jahat," sambil memukul lengan Iqbal.

"Hey kalian berdua hormat yang bener jangan malah bercanda," ternyata u Mela mengawasi mereka berdua.

"Eh iya bu maaf", Nada hanya menahan tawa. setelah bu Mela pergi. Mereka berdua tertawa bersamaan.

Falling In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang