𝑾𝒉𝒚 𝑨𝒍𝒘𝒂𝒚𝒔 𝑴𝒆? ✓

Great Expetations!

Beberapa murid berlalu - lalang di lorong sekolah yang memiliki penerangan lumayan cerah itu, tak terkecuali dua pemuda manis yang tengah berjalan menuju kelas melukis.

"Hey, Renjun. Kau ingatkan gadis manis yang menjadi adik kelas kita kemarin? "Si kepala pirang yang baru saja melihat ponselnya,  mengalihkan atensinya ke arah teman dekatnya yang masih berada di jarak sangat dekat dengan dirinya itu. Haechan berbisik tentu saja saat mengatakan rentetan kata tadi.

"Lami maksud mu? Tentu saja aku ingat, kau kira aku sepelupa dirimu? "jawab Renjun di selingi ejekan pada akhir kalimatnya. Membuat pemuda Lee manis itu membelakkan matanya tak terima dan menunjuk tepat di wajah cantik Huang Renjun.

"Huang Renjun! Kau jahat sekali sih kepada ku? Aku tidak pelupa seperti apa yang kau katakan tadi! Aku akan membuktikannya segera! "balas Haechan tajam membuat Renjun terkekeh dan mengangguk kan kepalanya tanda jika dirinya gemas dengan jawaban yang di berikan oleh teman manisnya itu.

"Baiklah, Chan... Aku hanya bercanda dengan perkataan ku tadi. Balik ke topik utama, ada apa dengan Lami? "Renjun mengalah dengan manik yang bergulir untuk menatap teman manisnya itu, Haechan sudah tampak melunakkan tatapannya dan kembali menatap pemuda bersurai pirang di sampingnya.

"Dia sepertinya menyukai mu. Gadis itu selalu melihati mu dari kejauhan jika kau tau. "ucap Haechan membuat Renjun bergumam pelan, sedikit terkejut dengan pernyataan yang di paparkan secara gamblang oleh pemuda bersurai coklat itu.

"Sepertinya kau salah lihat. Mungkin dia melihati Jeno atau tidak Jaemin. "elak Renjun saat mengingat jika gadis cantik itu selalu melihati kedua sahabatnya yang selalu berdiri dan mengekori dirinya. Haechan mendengus pelan lalu menepuk jidat Renjun dengan sedikit keras.

"sepertinya aku harus memberi pelajaran tentang 'lebih pekalah' dengan orang orang di sekitar mu! "ucap Haechan kesal lalu menarik tangannya menjauh dan menatap ke depan, bertepatan dengan Mark yang lewat dan membawa sebuah gitar di tangannya, tak lupa dengan eksistensi Jeno di samping laki laki tersebut.

"hai Channie! Renjun! Sedang berjalan menuju kelas paduan suara dan melukis, huh? "tanya Mark yang dengan cepat mendekat dan menyapa keduanya. Membuat Haechan hampir saja terjungkal kaget karena kelakuan kekasih tampannya itu. Mark memegang pundak Haechan pelan lalu meraih tangan laki laki manis tersebut.

"ayo! Anak paduan suara akan berlatih dengan anak band hari ini! Kalau begitu aku dan Haechan pergi duluan ya! "pamit Mark dan menyeret Haechan dengan menggenggam erat tangan mungil kekasihnya. Haechan menutup mulutnya yang akan mengeluarkan kata katanya lalu menatap ke arah Renjun dengan tatapan meminta maaf. Sang pemilik surai pirang itu hanya mengangguk dan tersenyum, lalu menatap ke arah Jeno yang menatapnya lekat.

"Ada apa? Kenapa kau tidak bersama Mark hyung? "tanya Renjun sambil bersedekap dada dan menelengkan kepalanya. Jeno menggigit pipi bagian dalamnya bersamaan dengan tatapannya yang ia alihkan ke objek lain lalu kembali melirik Renjun yang sedang menatapnya heran.

"aku yang merasa atau memang kau sedang memikirkan sesuatu yang... Kotor? "tanya Renjun sambil mencondongkan tubuhnya ke arah Jeno. Jeno menundukkan kepalanya untuk melihat wajah Renjun lebih jelas, ia hanya menggelengkan kepalanya lalu menegakkan tubuhnya dan mendorong tubuh Renjun menjauh dengan pelan.

"Tidak. Apa kau lupa jika aku bukan anggota band? "tanya Jeno sambil membungkukkan badannya. Renjun menepuk dahinya lalu menyengir lucu membuat si surai hitam mencubit pipinya gemas.

"ok baiklah kalau begitu! Masuklah ke dalam kelas mu! Aku dan Jaemin akan menemui mu nanti saat istirahat! See you later! "ucap Jeno sambil menepuk nepuk kepala Renjun pelan dan berjalan pergi meninggalkan sahabatnya yang manis itu.