Fatal Love

4.1K 366 36
                                    

Setelah perdebatan kecil akibat Renjun yang 'berjalan berdua' dengan Jaemin. 2J itu semakin sengit untuk bertengkar hingga Renjun memutuskan untuk menjauh dari keduanya.

Senja mulai memperlihatkan dirinya, menampakkan sebuah moment indah dengan langitnya yang berwarna keemasan. Angin malam mulai menyapa, tidak membuat beberapa murid SHS ini untuk berhenti kegiatan di rumah kedua mereka, ya itu sekolah.

Membuat wajah mereka terlihat sangat lelah dan letih, berharap agar dengan cepat pulang ke rumah dan mengistirahatkan tubuh mereka untuk di gunakan keesokan harinya. Renjun masih terdiam di perpustakaan bersama Jeongin, sedang mempelajari beberapa rumus atau apalah itu yang tercetak di buku tebal dan memuakkannya. Sedangkan Jeongin ikut membaca dengan buku catatannya sendiri, hanya saja lebih santai daripada Renjun yang alisnya mulai mengkerut kesal bercampur letih. Terpampang jelas di wajahnya. Renjun masih saja betah meskipun fisiknya sudah mulai memprotes, memerintah dirinya untuk sekedar menghela nafas panjang yang melegakan.

"Erangan mu terlalu keras, Renjun. "tegur Jeongin dengan mimik wajah malas. Ia melihat ekspresi temannya itu sedikit melunak dari sebelumnya, meskipun otot wajahnya masih terlihat kaku akibat kelelahan.

"Maaf. Aku kelelahan, namun sepertinya masalah dengan Jeno dan juga Jaemin memperburuknya. "adu pemuda bersurai pirang tersebut membuat Jeongin terkekeh, menampakkan kawat gigi dengan sepasang manik yang menyipit gemas.

"astaga! Ada apa lagi dengan 2bigJ itu, hah? Kau menjauh lagi dari mereka? "tanya pemuda Yang tersebut dengan wajah kebingungan. Renjun mendesah keras sekaligus kesal membuat Jeongin menyunggingkan seringai puas.

"Aku yakin kau mengetahuinya. Kau ini sejak berdekatan dengan Hyunjin mengapa menjadi lebih usil dari Haechan sih!? "Sarkas yang berambut terang membuat Jeongin terhenyak.

"Dengan Hyunjin? Sejak kapan aku dekat dengannya? Aku kan selalu bersama Jisung. "Elak Jeongin membuat si surai pirang meliriknya tajam. Renjun mengarahkan telunjuk lentiknya ke arah temannya itu dan menunjuk nunjuk lelaki manis itu dengan kesal.

"tidak usah berpura pura menjadi innocent! Aku tau yang sebenarnya! "ucap Renjun dengan suara yang terdengar benar - benar letih, membuat Jeongin merengut dan memukul kepala bagian belakang milik temannya itu dengan keras.

"Aduh! Ini menyakitkan tau! "bisik Renjun kesakitan, mendapatkan respon datar dari yang bersurai gelap.

"aku tak peduli! Kalau begitu ayo kita pulang! Sudah mulai malam juga! "ucap Jeongin sambil menenteng tas ranselnya dan menyeret Renjun yang masih bermalas - malasan.

"Baiklah - baiklah! Aku masih bisa berjalan sendiri ngomong - ngomong! "Sindir sang empu membuat Jeongin melepaskan tangannya dari kerah jaket yang Renjun pakai.

Pemuda bersurai gelap itu tergelak, puas dengan reaksi kesal dari Renjun yang tampak menggemaskan.

"Kenapa kau tertawa, huh? "Sarkas Renjun sambil menyipitkan matanya, tanda menantang ke arah Jeongin.

"Tidak ada! Aku pergi terlebih dahulu kalau begitu, dah! "pamit Jeongin sambil melambaikan tangannya, melunakkan ekspresi milik teman dekatnya.

"Hati hati Yang Jeongin! "teriak Renjun membalas lambaian tangan Jeongin. Ia terus memandangi punggung kecil teman manisnya tersebut, hingga sebuah tepukan ringan di pundak sempit nya berhasil menarik seluruh atensinya.

"oh Jeno! Ada apa? "tanya Renjun saat melihat wajah tampan sahabatnya itu berada dalam jarak yang cukup dekat.

"ku kira kau sudah pulang. Kenapa masih di sini? Jaemin sudah pulang terlebih dahulu, lho. "Pemuda dengan surai pirang itu tersenyum tipis.

𝑾𝒉𝒚 𝑨𝒍𝒘𝒂𝒚𝒔 𝑴𝒆? ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang