Derap langkah bergema di sekelilingnya. Lorong panjang dengan warna putih yang mendominasi memenuhi penglihatannya. Laki - laki dengan surai pirang itu menatap tangan kanan yang tergenggam seraya memegang sebuket bunga mawar berwarna putih yang di rangkai dengan indah. Senyuman tipis yang terukir indah di bibirnya menunjukkan jika dirinya sedang mengalami kegugupan yang amat sangat.
Winwin tahu jika ini masih sangatlah pagi untuk menjenguk orang di rumah sakit. Tapi apa salahnya untuk datang lebih awal? Toh, tak membuatnya di hukum penjara seumur hidup kan?
Langkahnya terhenti di depan pintu berwarna putih. Sebelah tangannya terangkat untuk mengetuk pintu tersebut. Memang tak berat untuk hanya sekedar mengetuk pintu itu, jika saja ia tidak ingat siapa yang akan ia lihat jika ia memasuki ruangan itu. Tetapi entah suruhan darimana. Ia menemukan jika tangannya mengetuk pintu itu dengan pelan.
Sahutan dari dalam membuatnya meneguk ludah dengan susah payah. Ia dengan pelan memutar kenop pintu. Indra pendengarannya mendengar kesiapan terkejut yang janggal. Lelaki itu dengan pelan mengangkat kepalanya dan meringis canggung.
Di depannya. Laki - laki dengan jas putih. Surai coklat muda yang di tata dengan rapi kebelakang. Mata bulat yang menatapnya dengan datar dan bibir yang terbuka sedikit. Winwin mengusap tengkuknya canggung.
"selamat pagi dokter. " yang di sapa hanya mengangguk canggung lalu beranjak dari kursi putarnya untuk berjalan mendekat ke arah laki - laki bersurai pirang itu. Kedua maniknya menatap lekat lelaki manis yang tengah berjalan mendekatinya.
Ia sedikit menundukkan kepalanya demi melihat laki - laki manis itu. Sedangkan yang di tatap dengan susah payah mendongak akibat perbandingan tinggi mereka.
"selamat pagi juga Sicheng. Ada apa pagi - pagi datang ke ruangan ku? Ada perlu apa? Kau sakit? "Winwin menggeleng pelan. Perlahan tangannya keluar dari persembunyiannya di balik punggung tegapnya yang sedang membungkuk. Kun membuka mulutnya sedikit saat Winwin dengan canggung mengulurkan kedua tangannya ke depan seraya menggenggam sebuket mawar putih yang indah.
De Javu semasa Senior High School merasuki tubuhnya perlahan saat Winwin mengulas senyum manis seraya menatapnya. Surai pirangnya yang di tata dengan lucu membuat Kun semakin masuk kedalam masa lalu. Di saat pertama kali Winwin meraihnya sebagai seorang kekasih.
Lelaki manis itu menggelengkan kepalanya pelan sebelum menatap Winwin dengan bingung.
"aku lihat hari ini lumayan cerah. Aku membawakan ini agar hari mu menyenangkan. Dan jika kau bisa. Aku menunggu mu di cafe yang berada di seberang rumah sakit. Saat makan siang nanti. "Kun menerima bunga itu dengan wajah memerah malu. Winwin memekik kesenangan dari dalam hati saat melihat itu.
"baiklah. Saat jam makan siang. Ku tunggu. "jawab Kun seraya melambaikan tangannya pelan saat melihat Winwin melangkah mundur dan menghilang di balik pintu ruangannya.
"astaga ini gila. Dan.... ini indah sekali ngomong - ngomong. "gumamnya pelan sebelum menutup wajahnya dengan buket bunga. Menyembunyikan wajah manisnya yang memerah lucu. Ia memekik kecil seraya menunduk sebelum kembali ke meja kerjanya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"wajah kalian kusut sekali. "Haechan menunjuk kedua wajah temannya itu dengan sumpit yang ia pegang. Mark menyikut perut pemuda manis itu untuk diam saat melihat kedua wajah temannya berubah menjadi semakin kusut.
![](https://img.wattpad.com/cover/156267964-288-k661203.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑾𝒉𝒚 𝑨𝒍𝒘𝒂𝒚𝒔 𝑴𝒆? ✓
Фанфик[COMPLETED][ ⁿᵒʳᵉⁿᵐⁱⁿ; ʲᵉⁿᵒ ⁺ ʳᵉⁿʲᵘⁿ ⁺ ʲᵃᵉᵐⁱⁿ ] ʲᵘˢᵗ ˢᵗⁱˡˡ ᵛᵒᵗⁱⁿᵍ ᵃⁿᵈ ᶜᵒᵐᵐᵉⁿᵗ, ᵗʰˣ⁻! ¤ ketika Jaemin tidak sudi di katakan uke karena telah menyukai sahabatnya yang sudah lama bersahabatnya dari kecil. Jeno yang tidak sudi kenapa dia di pasangkan de...