What the hell with that!

2.8K 246 20
                                    

Laki - laki dengan surai pirang terang itu menengok kan kepalanya ke arah kanan dan kiri, tanda jika ia tengah mencari seseorang di dalam cafe tersebut. Dengan gerakan spontan ia segera berjalan ke arah sosok yang tengah di carinya.Seorang lelaki yang sedang menatap ke luar jendela dengan tatapan kosong dan melilit tangannya sendiri dengan kabel headset yang sedang ia pakai untuk mendengarkan lagu.

"Selamat siang, maafkan aku karena telat dari waktu yang ditentukan. "Sesalnya, menimbulkan sebuah senyuman tipis dari lelaki di depannya.

"Tidak apa. Hanya lewat dua puluh menit. Sebaiknya kau juga hilangkan kebiasaan buruk itu. "Winwin mengusap tengkuknya dengan canggung.

"Kau membuat ku merasa bersalah saat menyebutkan menit keterlambatan ku. "Kun melepaskan barang yang menyumbat pendengarannya dengan lagu yang ia putar tersebut, mengukir sebuah senyum manis yang menyiratkan kejanggalan tersendiri.

Winwin menghela nafas berat lalu menatap pria manis di depannya.

"Aku ingin menanyakan tujuan mu menyuruh ku datang kemari. "tanya Winwin. Kun melipat satu tangannya di meja dan menaruh yang lainnya untuk menumpu dagu.

"Aku hanya ingin kembali seperti dulu. Apa masih ada kesempatan? "

Lelaki di depannya itu mengerjap, menatap dengan pandangan terkejut sebelum mengulas sebuah senyum tipis.

"Sepertinya tidak. "

♤ ♧ ♡  ♢ 

"Mau pergi? "tanya pemuda cantik tersebut saat melihat sang adik sudah siap dengan pakaiannya. Menggenggam kunci motornya dengan kuat seraya menatap dirinya yang beberapa detik lalu bertanya.

"Aku akan pergi ke rumah Jaemin, ia meminta ku untuk menemaninya membeli sepatu. "pamit Jeno lalu berjalan keluar ke arah garasi, mengambil motornya dan mengendarainya ke arah laki laki lain yang sudah siap dengan jaket merahnya dan helm fullface yang sudah terpasang apik di kepalanya.

Ia berjalan mendekat, mengguncang motor tersebut dengan sebelah tangannya dan berhasil membuat lelaki yang tadinya duduk dengan santai mulai berjingkat akibat terkejut.

"Sialan! Kau hampir saja membuat ku terjatuh! "geram Jaemin dengan mata tajamnya yang menatap Jeno sengit. Yang di tatap hanya menggidikan bahunya tak peduli lalu menelengkan kepalanya tanda persetujuan untuk melajukan motornya. Jaemin mengangguk singkat, dengan cepat memutar gas pada motornya dan berjalan terlebih dahulu dari Jeno.

"Dia yang meminta di temani, dia juga yang meninggalkan terlebih dahulu. "gumam Jeno kesal, mengikuti Jaemin dari belakang.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

"hei lihat! Itu lebih bagus! "tunjuk Jeno. Jaemin beralih ke arah yang di tunjuk Jeno. Sneakers dengan warna peach terang dengan corak hitam membuat Jaemin berbinar.

"aku akan mencobanya! "Jeno mengangguk dan melangkah pergi, memilih untuk melihat - lihat barang lainnya.Namun tampaknya sebuah pemandangan lain lebih menarik atensinya kali ini.

Di depan sana, tampak seorang lelaki manis dengan surai pirang tengah duduk seraya meminum sebuah menu dari cafe tersebut. Di sampingnya terdapat lelaki cantik lainnya, dengan surai coklat tua tengah tersenyum sangat lebar hingga menunjukkan eye smile dan behelnya.

𝑾𝒉𝒚 𝑨𝒍𝒘𝒂𝒚𝒔 𝑴𝒆? ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang