Bulan demi bulan sudah terlewati, dari setiap bulan yang terlewati membuat tertinggalnya kejadian - kejadian mengenakkan maupun tidak menjadi sebuah kenangan. Para pelajar di bulan ini harus menguatkan mental dan pikiran mereka untuk menghadapi sebuah penilaian agar mereka bisa menaiki jenjang berikutnya untuk mencapai masa depan, membuat kedua pemuda dengan paras bak dewa ini mau tak mau membuka buku pelajaran mereka agar dapat meraih nilai bagus.
Ketukan antara sepatu dengan lantai yang tengah dipijak itu menghasilkan sebuah gema yang menyalur dari dinding kantin hingga ke udara dan pada akhirnya sampai di gendang telinga dari masing - masing pemuda yang tengah duduk dengan cepat.
Kemilau dari surai pirang milik lelaki manis yang tengah berjalan ke arah mereka itu membuat kedua tersenyum manis.
"hai! Sedang belajar, eh? "tanyanya yang berbuah anggukan dari kedua sahabatnya yang tengah belajar itu, hingga salah satunya memilih untuk menepuk tempat kosong di sampingnya.
"Kemarilah. Duduk disini. "Renjun dengan cepat menuruti permintaan Jaemin dengan duduk di sampingnya dan melihat dengan dekat apa yang tengah 2J lakukan di kantin yang sepi ini. Mulutnya membulat saat mengetahui apa yang tengah di pelajari oleh kedua sahabatnya.
"ada apa? "Renjun menoleh dan tersenyum. Surai hitam legam dari pemuda itu berubah menjadi coklat muda yang mencolok di atas kulit putihnya.
"Aku terkejut karena kalian bisa belajar juga. "
"sepertinya yang harus kau katai begitu Jeno saja, aku tidak. "sergah Jaemin seraya menunjuk Jeno dengan telunjuknya. Renjun mengangkat kedua bahunya tak peduli lalu menopang seluruh berat kepalanya di atas kedua tangan yang tengah menopang dagunya, senyum jahil terukir dengan apik di atas bibir tipisnya.
"Kalian tampak berbeda, ada yang kalian sembunyikan? "
"apa yang kami sembunyikan darimu? Kami tak menyembunyikan apa - apa. "Renjun mendengus lalu menatap Jeno dengan tangannya yang tengah memperagakan sedang bermain sebuah gitar. Jeno membuka mulutnya bingung dengan apa yang tengah di maksudkan Renjun membuat sang empu mendengus.
"Band kalian akan tampil saat class meeting nanti kan? Pensi! "ucap Renjun kesal saat keduanya masih tak menangkap apa yang tengah di maksud olehnya. 2J yang berhasil membuat pemuda manis itu kesal bergumam mengerti lalu salah satu dari mereka terkikik.
"kami tak bermaksud menyembunyikan, kok! Hanya saja kami lupa memberitahumu. "
"kita? bukankah aku selalu mengingatkan mu untuk segera memberitahukan masalah ini kepada Renjun? "sahut Jeno sarkas membuat Jaemin mengusap tengkuknya canggung dan mengangguk mengiyakan. "baiklah - baiklah. Iya hanya aku saja yang lupa. "
Pengakuan dari kedua pemuda tampan itu membuat Renjun yang tengah duduk dengan nyaman di samping laki - laki bersurai coklat gelap itu terkekeh seraya mengangguk paham. "baiklah - baiklah. Aku mengerti. "
"ngomong - ngomong tentang band kami yang akan tampil, kau tau darimana? "pertanyaan yang di suguhkan hanya untuk Renjun itu membuat sang empu tersenyum hingga menampilkan deretan gigi putihnya yang tertata rapi dengan manis.
"aku mengetahuinya dari Haechan dan Jeongin. Ada apa? "
"astaga, kedua makhluk bucin itu membocorkannya. "pekik Jeno tak terima. Jaemin tertawa dengan keras saat gendang telinganya menangkap sebuah julukan untuk Mark dan Hyunjin yang di berikan Jeno, yang memang notebatenya adalah salah satu anggota band mereka.
"makhluk bucin? Memangnya siapa? "Jeno mencibir penuh kesal sebelum kepalanya ia jatuhkan di atas meja. "siapa lagi jika bukan Hyunjin dan Mark hyung? "
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑾𝒉𝒚 𝑨𝒍𝒘𝒂𝒚𝒔 𝑴𝒆? ✓
Fanfiction[COMPLETED][ ⁿᵒʳᵉⁿᵐⁱⁿ; ʲᵉⁿᵒ ⁺ ʳᵉⁿʲᵘⁿ ⁺ ʲᵃᵉᵐⁱⁿ ] ʲᵘˢᵗ ˢᵗⁱˡˡ ᵛᵒᵗⁱⁿᵍ ᵃⁿᵈ ᶜᵒᵐᵐᵉⁿᵗ, ᵗʰˣ⁻! ¤ ketika Jaemin tidak sudi di katakan uke karena telah menyukai sahabatnya yang sudah lama bersahabatnya dari kecil. Jeno yang tidak sudi kenapa dia di pasangkan de...