First Story

6K 628 59
                                    

Renjun menekuk bibirnya ke bawah saat melihat kedua sahabatnya kembali bertengkar di kantin sekolah. Menarik beberapa peminat pertengkaran untuk melihat adu mulut keduanya yang menurut Renjun tak berbobot itu.

Hey! Ini hanya untuk membeli makanan saja mereka harus bertengkar, Renjun jadi pusing sendiri melihat kedua sahabatnya itu. Ia lebih memilih mendiamkan mereka saja dari pada ikut terlibat atau melerai keduanya.

Renjun tersenyum senang saat melihat titik terang dari pertikaian kedua sahabatnya itu. Lebih tepatnya dua orang yang dapat menghentikan pertikaian Jeno dan juga Jaemin.

"Mark hyung! Haechan! "Panggil pemuda manis itu, berhasil menarik perhatian dua lelaki yang baru saja memasuki kantin yang tampak ramai dari hari - hari biasanya. Benar saja, kedua lelaki itu terdiam dengan cepat saat Renjun memanggil nama kedua pemuda itu.

"Hai Huang. Kalian tidak memesan makan siang, huh? "Tanya yang lebih pendek dari lelaki di sebelahnya itu saat melihat meja kantin yang mereka datangi masih tampak bersih. Renjun menggeleng tanda jika mereka bertiga belum memesan apapun sejak tadi, membuat Haechan hanya dapat menganggukkan kepalanya.

"kenapa tidak memesan? "tanya Mark yang sudah menyeret Haechan untuk duduk di samping Renjun. Renjun melirik ke arah Jeno dan Jaemin dengan tajam lalu berdiri dan menumpu badannya dengan tangan di pinggiran meja itu.

"Baiklah aku yang akan memesan."Utus Renjun dengan semangat menatap keempat temannya yang masih duduk terdiam.

"seperti biasa! "ucap Mark dan Haechan bersamaan. Kedua J itu nampak bingung namun pada akhirnya menggidikan bahu mereka.

"Aku akan ikut saja bersama mu, agar lebih leluasa memilih. "Balas Jeno membuat pemuda dengan surai coklat di sampingnya itu menginjak kaki berbalut sepatu putihnya dengan keras, berhasil menciptakan pekikan pelik dari sang empu. Renjun menaikkan sebelah alisnya dan melirik ke bawah.

"Santai saja Na, aku hanya akan memesan makanan. "ucap Renjun lalu menarik Jeno untuk memesan makanan membuat pemuda bersurai hitam itu hampir saja terjungkal jika saja kedua tungkai panjangnya tak menapak terlebih dahulu.

"Renjun! Aku bisa berjalan kok! "pekik Jeno terkejut. Sang oknum tergelak dan melepaskan tarikannya dari lengan besar Jeno untuk memesan, tentu saja sahabatnya yang masih setia mengekor itu juga ikut memesan.

Tak membutuhkan waktu lama untuk menyajikan pesanan banyak milik keduanya, beberapa porsi makanan sudah siap tersaji di atas nampan besar mereka setelah lima menit kemudian.

"uwaaaa... Aku sudah tidak sabar! Terimakasih, Huang! "Pekik Haechan lalu menyantap makanannya dengan sedikit rakus. Renjun mengangguk mengiyakan dan mendudukkan tubuh kecilnya di antara kedua sahabat tingginya.

"mengapa kau duduk di antara mereka? "tanya Mark bingung. Renjun yang ingin menyantap makanannya pun berhenti lalu menatap Mark dengan satu alis yang terangkat.

"Memangnya ada apa hyung? "Mark menyeringai jahil lalu menatap kedua temannya yang ikut memandang aneh.

"Kau tidak tau jika mereka adalah sepasang kekasih? "tanya Mark membuat Renjun membelakkan matanya terkejut dan tergelak setelahnya.

"Owh! Maaf aku tidak tau! Aku akan pindah ke samping Haechan kalau begitu. "

Sret!

"Tetap di tempat mu Renjun. "Gertak Jaemin tajam lalu menatap nyalang ke arah Mark.

"Eh? Tidak usah sungkan - sungkan Na, Aku akan pindah jika kau merasa tak nyaman. "ucap Renjun sambil tersenyum. Jeno yang pertama memilih untuk tidak memperdulikan pun langsung tersedak dan menatap Renjun bingung.

𝑾𝒉𝒚 𝑨𝒍𝒘𝒂𝒚𝒔 𝑴𝒆? ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang