2 | All Bad

2.5K 79 0
                                    

"Jangan terus natap gue tajem-tajem ntar nusuk lo nggak akan bisa nyabut."

- - - - -

Hyera memejamkan matanya sejenak. Tangannya sudah kelelahan mencatat materi yang diterangkan Bu Sisilia, guru Bahasa Indonesianya. Rachel yang duduk disampingnya masih anteng tidur dengan buku dibuka untuk menutupi wajahnya. Rachel sering tidur ketika jam pelajaran, kecuali pelajaran ekonomi. Hyera pun heran dengan sahabatnya ini, Rachel bilang "Gue lebih ngerti penjelasan Hyera daripada tuh guru!" Sialan emang pikir Hyera. Sedangkan Audy yang duduk di depannya memilih bermain ponsel. Hyera berdecak bosan, terlintas ide untuk menjahili Rachel, dengan senyum devilnya dia mengelus pelan leher Rachel.

"BANGSAT! ANJING!"sentak Rachel langsung bangun dari dongeng putri tidurnya. Hyera sudah menahan mulutnya untuk tertawa ngakak. Rasakan!

"Rachel! Kamu kenapa? Kamu denger penjelasan saya nggak hah!?"teriak Bu Sisilia. Semua orang kini tertuju pada Rachel yang nyengir lebar.

"Hehe, denger kok Bu. Tadi itu...e-anu..eh..itu ada kecoa! Ya kecoa! Sa-ya takut sama kecoa!"ucap Rachel tersenyum semanis mungkin.

"Kamu udah tau kecoa masih dibilang anjing! Apa kamu ini! Belajar lagi!"ucap Bu Sisilia membuat tawa menggema di ruangan tersebut. Rachel melongo lalu mengangguk saja seperti orang bodoh. "Shit!"gumamnya. Rachel memejamkan matanya menetralkan dirinya yang ingin meledak.

Rachel melihat Hyera yang memegang perutnya karena tertawa ngakak. Sahabat sialan! Hyera masih menahan tawanya melihat ekspresi Rachel yang siap memakannya hidup-hidup. Rachel menatap Hyera dengan pandangan 'mati lo ntar Hyera!'  Sementara Hyera mengendikan bahunya acuh dia puas melihat Rachel seperti itu. Sama seperti Hyera, Audy juga tertawa ngakak melihat Rachel, mereka tau Rachel geli ketika lehernya disentuh.

"Baik kita akhir sampai disini, tugasnya tolong dikerjakan minggu depan dikumpulkan dan kita bahas bersama,"ucap Bu Sisilia lalu pergi meninggalkan kelas.

Hyera dan Audy langsung keluar kelas disusul Rachel dengan wajah masamnya. Mereka akan mencari Sinne. Diantara mereka hanya Sinne yang memilih kelas IPA. Sedangkan mereka bertiga memilih IPS dan beruntungnya bisa sekelas.

"Hebat lo Chel,"ucap Audy tertawa pelan. Rachel mendesis pelan "Hyera sialan lo!"geramnya sementara Hyera tertawa.

"Sekolah tuh belajar bukannya molor! besok lo nggak usah sekolah molor aja di rumah, percuma lo sekolah pelajaran nggak masuk ke otak lo,"ucap Hyera.

"Gue? Tidur di rumah? Haha nggak deh, gibengan Mama lebih serem dibanding lo elus leher gue,"balas Rachel. Hyera dan Audy tertawa. "Kalo gitu..sini gue elus lagi,"ucap Audy dengan smirk nya.

"Ogah!"balas Rachel lalu mendahului mereka berjalan. Sementara Hyera dan Audy tertawa kembali. Mereka sangat suka melihat ekspresi Rachel.

Tak sampai ke kelas Sinne, mereka sudah menjumpai cewek wajah oriental itu menghampiri mereka. Mereka langsung pergi ke kantin, setelah memesan makanan masing-masing mereka mencari tempat di pojok kantin.

"Kelas lo kosong Sinn?"tanya Hyera, karna biasanya mereka sampai disana Sinne masih belajar. "Hah? Ng-nggak kok, gurunya pergi duluan,"balas Sinne.

"Lo napa Sinn? Gue perhatiin lo diem deh. Trus ngapain lo habis kayak blushing gitu,"tanya Rachel yang duduk disampingnya.

"Ha-hah? Gue blushing? Haha, e-enggaklah!"Sinne tertawa hambar membuat Hyera dan Audy menatapnya intens.

"Cerita,"ucap Hyera singkat, padat dan tidak bisa dibantah. Sinne menghela nafas, sementara yang lain bersiap menerima penjelasannya.

Hell(o) F a t h e r Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang