9 | Apa Yang Terjadi?

1.5K 39 0
                                    

 Cinta adalah senjata yang paling hebat membuat kau  bahagia tapi tak terlihat dan juga membuat kau terluka tapi tak berdarah.

_ _ _ _ _

Sinne terduduk menatap lantai yang menjadi alasnya. Dia terkekeh pelan menertawakan dirinya, bagaimana dia bisa dibodohi oleh cowok bangsat seperti Joe? Sinne merasa sangat bodoh dan.....kotor. Untuk pertama kali dalam hidupnya dia berciuman, ah tidak. Lebih tepatnya dicium, sial. Bagaimana dia bisa membiarkan cowok bangsat itu lancang mencium dirinya bahkan membuatnya tak berkutik sejenak. Seharusnya dia memberi bogeman untuk bajingan itu. Sinne merasa malu pada dirinya sendiri, dihadapan semua siswa tadi, dia merasa seperti gadis.....murahan.

Memang bukan hal yang baru bagi Sinne tentang ciuman, dia pun sering melihat itu jika ke Club, sudah menjadi pemandangan yang pasti. Tapi ketika dia sendiri yang mengalami terlebih lagi dia dibodohi, hati bergemuruh marah. Tidak! tidak seharusnya dia terjatuh pada seseorang seperti itu. Harga dirinya terlalu tinggi untuk dijatuhkan seperti itu oleh cowok bajingan bernama Joe Legistern.

Setitik air mata lolos dari mata Sinne, dia memejamkan matanya kuat, dia butuh pelampiasan. Rasanya dia ingin kembali ke lapangan dan menghajar Joe habis-habisan. Tapi tidak, itu hanya memperkeruh keadaannya. Sinne menyeka air matanya, tidak ada gunanya dia menangis, toh semuanya telah terjadi. Dan dia juga bukan orang yang heboh seperti gadis yang keperawanannya diambil, dia tidak selemah itu.

Dering ponsel di lantai terus berbunyi, menampilkan nama yang sama, Hyera. Ah, teman-temannya pasti khawatir. Tapi untuk saat ini dia hanya ingin sendiri, menenangkan dirinya. Dia menghela nafas kasar, membiarkan ponselnya terus berdering.

"Gue benci lo Joe, bangsat!"

- - - - -

Hyera dan Audy, begitu pun dengan Rachel yang menyaksikan kejadian tak bisa berkata apapun. Mereka merasa bingung, belum lagi Sinne yang tak bisa mereka hubungi semakin menambah kebingungan mereka. Lapangan sudah tak seramai sebelumnya, setelah Sinne pergi dari sana semua siswa ricuh, karena tidak mengerti apa yang sedang terjadi. Beda dengan sang pelaku yang hanya duduk diam di pinggir lapangan bersama anak basket lainnya. Dia tam terlihat terganggu dengan tatapan orang padanya, seakan dia menikmati itu semua.

"Sialan! Kenapa dia bisa ngelakuin itu semua sih!?"geram Audy melihat Joe.

"Gue bener-bener bingung dengan semua ini, ada hubungan apa Sinne dengan si bangsat Joe!?" ucap Rachel frustasi, sedangkan Hyera menatap tajam Joe sambil berusaha menghubungi Sinne. Hyera menghela nafas kasar, apa yang terjadi sebenarnya? Kenapa? Kenapa sahabatnya berurusan dengan musuh mereka?

Hyera lelah dengan semuanya, dia berjalan menghampiri Joe, dengan cepat dia menampar keras wajah Joe sehingga sudut bibirnya yang terluka tadi kembali mengeluarkan darah. Joe terperangah, namun belum sempat bertindak, Hyera sudah lebih dahulu mencengkram baju Joe menatap cowok itu dengan nyalang. Sedangkan dua sahabatnya menatap tajam Joe di belakang Hyera.

"Apa yang lo lakuin hah! Apa!? Lo cowok bangsat beraninya lakuin itu ke sahabat gue!"bentak Hyera marah sedangkan Joe hanya diam.

"Jangan sok nggak bersalah! Lo tahu perbuatan lo nggak lebih kayak bajingan! Lo denger? BA-JI-NGAN!!!"teriak Hyera menekan kata bajingan membuat Joe mendelik.

"Gue tahu lo sama temen bangsat lo itu nggak suka kita, tapi cara lo jatuhin kita kayak gini itu....rendahan!"geram Hyera lalu menghempaskan cengkramannya dan mendorong Joe keras.

Hell(o) F a t h e r Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang