6 | Rencana

1.3K 49 0
                                    

"Ketika semuanya sudah terencana, semuanya akan terjadi. Tak peduli Tuhan akan mengacaukannya nanti."

_ _ _ _ _

 
"Halo Tuan Muda, saya sudah mendapatkannya. Apa yang harus saya lakukan selanjutnya Tuan?"

"Sudah seperti yang saya katakan?"

"Sudah Tuan, semuanya seperti permintaan anda."

"Baguslah. Serahkan pada asisten Mama, ajukan bahwa panti itu perlu bantuan. Nanti sisanya biar saya yang urus, pastikan saja panti itu terurus dengan baik."

"Baik Tuan, akan saya laksanakan."

"Thanks Jens."

Beep!

Leron memutuskan sambungan telepon secar sepihak. Dia menyeringai puas. "Gimana? Berhasil?"tanya Joe yang mengitari meja billiard.

"Always." Balas Leron tersenyum puas sambil memainkan stick billiard yang dipegangnya. "Terus sekarang apa rencana lo?" Tanya Joe meneguk bir kaleng yang tersedia di meja sampingnya.

"Biar dia tahu dulu, gue pengen liat gimana reaksinya."ucap Leron menyeringai. "Gue nggak sabar," Joe terkekeh lalu meminum kembali birnya.

"Terus Rega gimana? Lo ada rencana?"tanya Joe. Leron mengangguk.

"Nanti kita pergi ke kantor bokapnya  terus kita bilang bakal bantu Rega tunangan. Nah, kita minta Tante Reana kalo bisa Om Raka buat ngadain pertemuan keluarga untuk persetujuan anak masing-masing,"jelas Leron. 

"Persetujuan masing-masing!? Om Raka pasti nggak percaya Rega bakal setuju! Tuh bocah aja kabur mana mungkin bilang setuju tunangan! Gila lo!"protes Joe tak terima.

"Kita harus yakinin Om Raka kalo Rega bakal setuju."

"Terus  Rega? Gimana caranya biar dia mau ikut pertemuan itu?"

"Gue udah ada rencana, lo tenang aja."ucap Leron santai.

"Oke, gue serahin ke lo."

Drrtt

Drrtt

Ponsel Joe bergetar. Joe melihat nama orang yang mereka bicarakan tertera disana. Joe pun memilih menolak panggilan itu. Namun ponselnya bergetar kembali membuat dia berdecak kesal. "Ck, napa?"

"Lo dimana bangsat?"

"Bar."

"Sial nggak ada makanan di apartemen, lo sengaja biarin gue mati kelaparan hah!?" Teriak Rega dari seberang membuat Joe geram.

"Eh anjing manja! Beli makanan apa susahnya bego!? Emang gue pembantu lo apa!? Gue kasih makan masih syukur lo!"balas Joe kesal.

"Argh bangsat! Bawa-----"

Beep!

"Bocah kunyuk! Untung sahabat gue, kalo nggak udah gue buang lo ke laut!" Joe memaki ponselnya, dia memutuskan sambungan secara sepihak.

"Napa tuh bocah?" Tanya Leron. "Biasa bocah manja."balas Joe singkat.

Mereka berdua kembali melanjutkan permainan mereka. Hari senin, hari yang menyebalkan bagi sebagian siswa atau mungkin seluruh siswa karena upacara bendera panas-panasan, mendapat pelajaran guru killer  dan banyak alasan lain yang membut hari senin paling di benci oleh siswa. Tidak bagi Leron dan Joe, daripada ucapara, belajar dengan guru killer , mereka memilih bolos ke bar yang sering mereka datangi. Bermain billiard, minum, merokok, dan melakukan apa pun sepuas mereka. Lain halnya dengan Rega yang baru bangun setelah tepar karena banyak minum kemarin malam.

Hell(o) F a t h e r Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang