8 | The Kiss

1.4K 48 0
                                    

"Jangan biarkan labirin cinta menjebakmu. "

_ _ _ _ _

Leron tersenyum puas melihat wajah Joe yang mengeras. Seperti yang dia duga, Rega akan menyetujui perjodohan itu. Joe yang sudah muak mendengar percakapan dari speaker ponsel Leron itu memilih keluar dari mobil Leron yang berada tidak jauh dari mansions Rega. Mereka menguping pembicaraan dari pertemuan itu menggunakan penyadap yang di tempel pada Rega. Sesuai rencana, Rega datang ke pertemuan itu dengan terpaksa karena harus memenuhi reward Leron yang menang bermain catur.

"Santailah Joe, lo bisa penuhin reward gue kapan pun lo siap. Tapi...batasnya tujuh hari dari sekarang,"ucap Leron ikut keluar dari mobilnya sambil tersenyum puas.

Sedangkan Joe menatap Leron tajam. "Sialan lo!"umpat Joe lalu menaiki motor Ninja putih miliknya yang terparkir tak jauh dari mobil sports Leron.

Leron terkekeh, semua rencananya berjalan dengan baik. Satu kali tembakan mengenai dua sasaran sekaligus, bukan kah itu bagus?

Walau dia melibatkan sahabatnya untuk itu, tapi itu ada alasannya. Leron tidak buta menyadari semuanya. Dia tahu Rega dijodohkan dengan cewek yang merupakan sahabat dari musuhnya. Dia tahu Joe sering berinteraksi dengan Sinne, cewek yang juga sahabat dari musuhnya. Leron ingin menghancurkan musuhnya secara perlahan.

"Gue kan pernah bilang, gue selalu menang."

Dengan senyum bangga, Leron kembali memasuki mobilnya dan meninggalkan tempat tersebut.

- - - - -

"Kalian mengerti?"tanya Pak Lukman setelah menjelaskan beberapa rumus untuk memecahkan soal Fisika. Siswa yang tadi menyimak penjelasan tersebut serempak mengangguk mengerti. "Kalo begitu, coba kalian kerjakan soal yang ada di buku. Bapak akan tunjuk salah satu dari kalian untuk maju!"

Para siswa pun mulai bergutat dengan bukunya. Tidak dengan Joe, yang sedari tadi hanya diam menatap Sinne yang duduk di bangku depan, sedangkan dia duduk paling belakang bersama Leron dimana sahabat laknatnya itu kini tengah bolos bersama Rega.

"JOE!!! Kamu maju! Kerjakan soal yang ada di papan!" Joe tersentak menatap Pak Lukman yang balik menatapnya tajam. Joe menghela nafas, dengan ogah-ogahan dia maju ke depan. Tak sampai lima menit, papan itu sudah penuh dengan jawaban.

"Sudah duduk!"perintah Pak Lukman setelah memeriksa jawabannya.

"Baik, sekian untuk hari ini. Kerjakan tugas yang Bapak sudah beri,"ucap Pak Lukman setelah itu pergi meninggalkan kelas.

Semua siswa XII IPA 1 itu pun mulai beranjak meninggalkan kelas untuk istirahat. Joe sendiri langsung mendekati Sinne, menarik tangan cewek itu agar tetap di kelas.

"Kenapa?"tanya Sinne bingung. "Ikut gue,"Joe menarik Sinne keluar, membuat Sinne semakin bingung sekaligus kesal.

Bertepatan dengan itu, ketiga sahabatnya muncul. Mereka terkejut melihat Sinne yang diseret melewati mereka. "Eh Sinne!! Kemana lo!?"teriak Audy.

"Nggak tau gue, kalian duluan aja!"jawab Sinne kesusahan karena harus menyamakan langkahnya dengan Joe.

"Mereka kenapa?"ujar Rachel bingung. "Udah, mungkin ada urusan kelas. Kita duluan aja,"ajak Hyera disetujui oleh keduanya.

Hell(o) F a t h e r Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang