3 | Disturb

1.8K 59 0
                                    

"Lo manis, sama kayak vodka temen malem gue."

- - - - -

Rachel mengetuk-ngetukan tangannya di meja. Saat ini mereka sedang berpikir bagaimana cara menyelesaikan permasalahan mereka. Hyera hanya diam menatap kosong buku yang ada di depannya. Audy memilih memejamkan matanya. Sedangkan Sinne sibuk dengan ponselnya, sesekali dia berdecak kesal. Kelas XII IPS 1, kelas mereka kecuali Sinne menjadi tempat mereka berdiskusi setelah pelajaran selesai sepuluh menit yang lalu.

"Buat bazzar aja deh," ucap Rachel menyerah. Audy membuka matanya dan menatap Rachel.

"Tapi kita perlu dana juga, buat ngatur semuanya,"balas Audy.

"Yaudah kita sumbangan aja buat dana awal gimana?"tanya Rachel menatap ketiga sahabatnya. "Boleh juga,"balas Audy lagi sedangkan Hyera hanya diam.

"Gengs, gue udah buat kesepakatan sama ownernya,"ucap Sinne senang.

"Mantap! Sekarang kita pikirin yang lain,"Audy menggebrak meja semangat. "Hyera lo setuju kita buat bazzar?"tanya Sinne.

"Gue setuju kok,"Hyera tersenyum membuat yang lain tersenyum lega.

Akhirnya mereka sepakat akan mengadakan bazzar. Setelah beberapa perdebatan, mereka sudah mengatur semua perlengkapan yang dibutuhkan  bahkan dari perhitungan dana awal hingga total dana keseluruhan yang dibutuhkan.

"Audy cantik banget deh! gue nebeng ya...Pak Oji nggak bisa jemput gue..ya..anterin gue pulang..."Rachel menggelayut manja pada Audy sambil tersenyum semanis mungkin.

"Cih, lepas Chel. Jijik gue liat wajah lo kayak gitu,"Audy menepis tangan Rachel, Rachel mengembungkan pipinya kesal.

"Dy, gue nebeng!"ulang Rachel sedikit kesal. "Iya-iya, tapi langsung pulang! Awas kalo lo mampir ke tempat lain, gue tinggalin lo disana!"ancam Audy. Rachel berdecak, baru saja dia menyusun rencana mampir ke beberapa tempat.

"Iya deh. Nggak akan mampir, langsung pulang,"Rachel tersenyum masam. "Sinn, Ra kita duluan,"ucap Audy.

"Bae-bae gengs, muaachh..."Rachel mencium pipi Hyera dan Sinne tapi ditolak oleh keduanya membuat Rachel kesal.

"Gue masih normal kali,"gerutu Rachel. "Udah sono pulang, hati-hati,"Sinne mendorong Rachel.

"Ra lo nggak pulang? Ikut gue nggak?"tanya Sinne. Hyera menggeleng. "Lo pulang aja duluan,"Hyera tersenyum dan Sinne yakin senyum itu menunjukan keadaan Hyera yang tidak baik-baik saja, tapi dia tak berkomentar lagi, mungkin Hyera sedang banyak pikiran.

"Yaudah gue pulang duluan. Nih buat lo, kalo ada apa-apa kasi tau kita, jangan diselesain sendiri. Lo tau kan, apa gunanya sahabat?"ucap Sinne menyodorkan satu kaleng minuman dengan logo bintang merah. Hyera tersenyum lalu menerimanya.

"Thanks."

Setelah Sinne pergi, Hyera membuka minuman beralkohol tersebut. Dia meneguk sedikit, lalu meletakannya kembali. Pikirannya kalut akan ucapan Leron di kantin. Bahkan karna itu dia tak bisa fokus belajar.

Ada ucapan yang sangat pelan sekali bahkan Hyera hampir tidak mendengarnya samar samar dia mendengar seolah Leron mengatakan "I know your  problems, Hyera."  Entah benar itu atau yang lain Hyera pusing memikirkannya. Tapi dia yakin Leron menekan kata 'problems'  dan itu membuatnya semakin bingung.

Hell(o) F a t h e r Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang