Homina..Homina..Homina..

1.3K 156 39
                                    

Beagle x Jibang!





Sepanjang Sinb berjalan, mulai memasuki gerbang sekolah sampai mentok didepan kelasnya, Sinb merasa diperhatikan banyak siswa dan siswi. Bukan merasa sih, pasalnya mereka memang sibuk memakukan tatapan pada Sinb. Bahkan guru matematika yang dikenal sangar dan anti toleransi barusan menabrak tong sampah. Lebih indahnya lagi, sang guru pun hampir separuh badannya masuk dalam tong sampah.

Siapa yang tak kenal si Hwang Sinb berandalan sekolah yang hobinya membuat keributan dan menyibukan diri dalam aktivitas non ekstrakurikuler sekolah yakni mengganggu si sekretaris OSIS Jung Yerin. Maka tak heran, Sinb dan Yerin disebut sendal jepit. Dimana jika salah satunya ada yang hilang maka terasa tak lengkap.

Ini berbeda ketika Sinb yang memang dasar wajahnya ibarat tembok cina kini penuh senyum bak bunga terong merekah.

"Pagi!"
  
  
  
Bruk!

Gedubrak!

Krik! Krik!

Sebagai sahabat yang baik dan benar, menurut kitab kebangoran Sowon yang belum dirilis apalagi dijilid, ini sungguh keajaiban dunia, Sinb masuk kekelas dengan senyum merekah, dan menyapa penghuni kelas.

BUKAN!

Itu bukan karena Sinb menyapa para penghuni kelas. Tapi pakaian yang Sinb gunakan hari ini. Masih dengan seragam sekolah kok. Hanya saja ada yang berbeda tapi buka kaleng tangoo isi rengginang.

Baju dimasukan. Dasi terjuntai rapi dari kerah baju. Sepatu sekolah hitam putih sepertinya masih baru. Rambut belah dua tak berponi. Dan.. tas ransel dibelakang punggung bergantung sebagaimana mestinya. Sangat rapi. Jauh dari penampilan Sinb yang urak-urakan.

Terbentur apa Sinb?

"Lo Sinb bukan sih?" Tanya Yuju.

Sinb berjalan santai mendekati kursi barisan depan dimana posisi itu dihuni murid baik satu-satunya dikelas.

"Gue mau duduk disini. Gak masalahkan lo duduk ditempat gue?" Demi adudu yang berusaha mendapatkan koko tok abah, perkataan Sinb ramah, tapi auranya tetap sama. Dingin

"Boleh! Boleh!" Ucap si murid bertag name Son Wendy, lekas terbirit mengemasi barangnya dan kini telah duduk rapi di meja Sinb.

Ini aneh. Sangat aneh. Untuk lebih jelasnya, Sowon harus menanyakan langsung pada si Hwang seperclub brandalan mereka. Sowon mendekati Sinb, memperhatikan lebih jeli wajah Sinb mulai dari mata, alismata, bulu mata, hidung, lubang hidung, bulu hidung, sampai ke jakun sinb. Berlebihan tidak?

"Kepentok apaan lo?" Tanya Sowon.

"Lo pernah denger lagunya Once yang Dealova?" Yuju dan Sowon mengangguk.

"Hubungannya?" Heran Yuju.

"Semalam gue gitaran ama abang gue dirumah. Pas ada kak Sica sama Yerin dirumah. Yaudah gue nyanyi lagu itu" ucap Sinb semakin membuat dua sosok batang pinang mengernyit tak mengerti. Apa hubungannya perubahan penampilan sinb dengan lagu Once Dealova, coba?

"Lo ngomong apa sih?" Heran Sowon.

"Wah-wah bener nih anak kepentok. Ngomong aja ngawur" tukas Yuju.

"Ah bacot. Ngomong-ngomong gimana menurut lo pada?" Sinb tercengir sambil mengusap rambut belah dua nya.

"Apanya?" Heran Yuju.

"Ya penampilan gue lah. Rapi kan?"

"Cupu!" koor Sowon dan Yuju.

"Kurang kacamata bulat yang tebal doang, fix Lo mirip peran kutu buku" kata Yuju.

Sweet SinRinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang