Bahasa Cinta

2.2K 189 9
                                    

Beagle x Jibang
 
 
 
 
 
 
  
 
Motor berkepala capung terparkir rapi halaman khusus parkir motor. Sisi kiri seragam putih sengaja dibiarkan keluar. Kata Hwang Sinb, "Biar keren!". Tatanan rambut usai dicukur gratis seorang guru sudah rapi berkat tukang pangkas rambut langganan. Bukan botak. Asal poni rambut tak mengenai alis mata itu tak jadi masalah jika diberi gaya rambut ala messy yang berantakan untuk tipe rambut tak tebal tak juga tipis. Lalu, sebelah shoulder strap ransel menggantung dibadan sedang yang satu lagi dibiarkan menganggur. Memang ciri-ciri murid berandalan disekolah.

Gema bel masuk berkumandang memberi intruksi akan dimulainya proses belajar-mengajar setelah selesai mengikuti rutinitas apel pagi di lapangan.

Empat jam berikutnya, tepat ketika bel istirahat berbunyi, murid-murid ditiap-tiap kelas sibuk merapikan buku dan peralatan tulis mereka. Bersiap menyerbu kantin.

"Yang mendapat nilai dibawah enam puluh, lusa nanti jangan pulang. Temui saya untuk remedial" peringat sang guru bidang pelajaran Bahasa Inggris sebelum benar-benar meninggalkan kelas yang acap kali disebut biang rusuh dari kelas kelas ter-rusuh di SMA Cendana.

"Sinb! Mau kemana?"

"Boker. Lo mau ikut?"

"Duluan deh. Kalau berasa mules ntar gue nyusul"

Sinb mencebik sinis. Dia mendadak ingin menempeleng kepala Choi Yuju, salah satu sahabat seperjuangan, sepenanggungan sekaligus sahabat se-iya namun jarang se-kata.

"Lo ama Sowon duluan aja. Ntar gue nyusul ke kantin" ujar sinb berjalan santai keluar dari kelas.
 
  
  
  
  
🐱🐣🐱🐣🐱🐣🐱🐣🐱🐣🐱🐣🐱🐣🐱🐣🐱🐣🐱🐣🐱🐣
  
  
  
  
  
Derap langkah kaki membaur satu bersama langkah kaki para murid-murid yang berlalu lalang hilir-mudik (berasa lagi nyari kita suci ke timur). Netra tajam Sinb mengarah ketitik fokus dimana seorang siswi sedang sibuk membawa beberapa tumpuk buku menuju ruang guru berada. Sontak senyum bungsu Hwang itu merekah dengan langkah dipercepat. Alih-alih menyapa, Sinb justru meraih sebagian dari tumpukan buku ditadahan tangan Yerin. Tanpa menunggu Yerin menerima ikhtikat baiknya.

Melihat itu, Yerin mendengus sebal.

"Gak perlu di tolong gue juga masih mampu bawa buku-bukunya"

"Emang gue bilang mau nolongin lo bawa buku?"

"Nah yang Lo lakuin tadi apaan? Ngerampok?"

Sinb memiringkan kepala kekiri kekanan beralih melihat wajah Yerin yang sering ia panggil induk Jibang.

"Yaudah deh, gini aja. Lo aja deh yang nolongin gue. Gimana?"

Sontak dahi Yerin berkerut heran. Sinb itu omongannya susah di tebak. Yerin mulai curiga. Firasat gue gak enak. Batin Yerin.

Yerin memberhentikan langkahnya, begitupun Sinb sudah berdiri disampingnya dengan senyum mengembang mengalahkan bunga cabe dibelakang rumah.

"Tolong apaan?"

"Gampang! Cuma minta tolong ringanin beban pikiran gue supaya gak kepikiran tentang lo mulu" cengir Sinb.

Nah kan! Gue bilang juga apa! Pasti mulai lagi mulut beracun si Hwang!

Bruugg!

Sisa buku-buku ditadahan tangan Yerin kini sudah berpindah pula ditadahan tangan Sinb. Gadis penyadang sekretaris OSIS itu menyematkan senyum manis namun terkesan memaksa.

"Bu gyuri. Tolong kasih buku tugas anak-anak ke Bu Gyuri ya. Mau bantuin gue kan tadi?"

"Iya, sih. Tapi ka--"

"Terimakasih. Gak perlu balas sama-sama" Yerin kembali memasang senyum terpaksa kemudian meninggalkan Sinb yang masih memaku ditempat.

Namun sebelum Yerin benar-benar hilang di simpang lorong kiri kelas..

"YERIN!"

Suara lantang Sinb membuat tubuh Yerin berbalik. Kedua alis bungsu Jung itu nyaris bersatu.

"Apa!?"

"Gue lupa bilang! Lo cantik hari ini! Eh gak deh! Lo makin cantik tiap hari!"

Ungkap sinb. Sedangkan Yerin? Jujur, Yerin merasa malu juga tak enak dengan perkataan Sinb barusan. Mana di cie cie kan beberapa murid-murid yang jadi saksi hidup celoteh gula Sinb.

Bibir semula ingin bersungut, harus tertunda ketika Sinb lagi lagi membuat Yerin hampir naik darah. Apalagi senyuman si Hwang itu benar-benar bisa menggoyahkan pertahanan Yerin yang sejak dulu tak pernah mau dekat apalagi jadi pacar Hwang Sinb. Yerin benci mengakui kalau senyuman Hwang Sinb itu membuat kadar ganteng lelaki itu bertambah.

"Sama-sama! Gak perlu terimakasih!" Lanjut Sinb.

"Dih! Siapa yang mau bilang terimakasih!"

"Yaudah kalau gitu bilang aja Lo sayang sama gue!" Balas Sinb.

"MIMPI!!"
  
  
  
  
  
🐱🐣🐱🐣🐱🐣🐱🐣🐱🐣🐱🐣🐱🐣🐱🐣🐱🐣🐱🐣🐱🐣
  
  
  
  
   
Kantin merupakan tempat sakral para murid-murid berkumpul. Mau yang sekedar mengisi perut, ghibah ngalor ngidul, atau kadang-kadang jadi ring rindu dadakan. Tak terkecuali Yerin dan teman temannya yang kini tengah menikmati waktu istirahat. Yerin bersama lima orang siswi yang merupakan anggota perserikatan penting organisasi sekolah sibuk membahas kegiatan pensi yang akan di adakan beberapa hari lagi.

Brak!

Sebuah kamus bahas Inggris-Indonesia yang tebalnya tak diragukan lagi beratnya, tiba-tiba muncul dihadapan Yerin. Siapa yang bilang kamus tebal serta lebar berisi kosa kata itu jatuh dari loteng kantin? Ini ulah bungsu Hwang yang ntah sejak kapan sudah menggeser Umji yang berada disamping Yerin untuk menyingkir.

"Maaf, Umji. Gue ada perlu sama Yerin" kata Sinb ramah.

"Paling juga nyari kesempatan deketin Yerin doang" celetuk Umji.

"Eh kok tau? Dukun beranak ya?" Seringai Sinb.

"Heh!" Sumpah demi bulu ketek Choi Yuju, Umji pengen ngehantam wajah songong Sinb dengan tapak sepatu super!

"Ganggu gak?" Pertanyaan Sinb berbuah lirikan sinis Yerin. Sambil menyeruput es sirup Marjan, tubuh Yerin bergeser sedikit menjauh dari Sinb.

Manusia apa dedemit sih? Ada mulu padahal gak dipanggil!

"Ahem! Langsung. Lu mau apa?" Sikap to the point Yerin ini justru membuat Sinb makin gencar mengejar Jung Yerin. Semakin membuat Sinb penasaran!

"Ajarin gue bahasa inggris"

"Kalau gue gak mau?"

"Ya gapapa. Sebagai gantinya ajarin gue bahasa cinta yang baik dan benar"

"Oga-"

"Gak ada penolakan!"

Idih! Maksa! Batin Yerin gemas sendiri.

"Issh!! ya udah deh. Ntar malam datang aja kerumah" ketus Yerin.

"Ajak orangtua?"

"Jangan ngadi-ngadi Lo rengginang! Lo yang mau belajar ya Lo aja yang dateng! Ngapain juga bawa orangtua" Kesal Yerin tak habis pikir.

"Ya kalau datang sama orangtua kan bisa sekalian minta restu keluarga lo. Kali aja kan mereka setuju anak gadisnya gue persunting buat dijadiin istri" senyum Hwang Sinb.

"Heehhh???!!!"

 
 
 
 
Bodo amat hwang! Terserah lu! Gua belum pengen kena diabetes dadakan!
 
 
 
 
 
 
 
Tbc...

Sweet SinRinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang