Hari ini adalah hari pertama ku memasuki kelas 12TB-1. Disini aku mengambil jurusan tata boga dikarenakan aku ingin menjadi chef yang terkenal dan ahli dalam bidang masak. Disini pula aku memiliki beberapa teman yang sudah aku anggap seperti saudara baru bagiku. Mereka periang, baik,asik dan konyol. Itu lah sikap mereka.
"VIRAA!." Teriak seseorang pria yang sedang berlari kecil mendekati gadis bernama Vira itu.
Sedangkan, seorang yang merasa nama nya terpanggil pun mengalihkan kan pandangan nya kearah sumber suara tersebut.
"Nata?! Lo ngapain teriak-teriak? Bikin gue kaget aja tau ga!" Kesal ku.
Sedangkan, Nata hanya memberikan senyuman khas nya. "Hehe maaf Ra, gue cuma mau ngajak ke kantin." Ujar nya
"Yaudah ayo" jawab Vira
*Bell istirahat berbunyi*
Dua gadis kini tengah bersama menuju kekantin. Dimana mereka akan mengisi perut-perut nya yang seperti nya sudah ingin di isi. Saat di kantin pula, ada empat seorang gadis menghampiri mereka. Mereka termasuk dari salah satu teman dekat Vira yaitu, Sania,Vita,Rly dan Novi. Mereka pun akhirnya memutuskan untuk makan bersama dalam satu meja dan asik mengobrol obrolan yang penting sampai tidak penting.
Tanpa mereka sadari, beberapa siswa kini tengah memperhatikan mereka dengan jarak yang cukup jauh.
Vira yang sedang tertawa lepas kini tiba-tiba menangkap mata elang pria yang yang tak jauh dari tempat nya.
'Hans?' gumam nya dalam hati.
Dengan segera ia pun langsung mengalihkan pandangannya, ia tak ingin memandang terlalu lama mata elang yang mampu membuat nya membeku seketika.
***
Ditempat lain, Hans hanya memperhatikan kawan-kawan nya yang sedang tertawa lepas. Sedangkan dirinya? Tidak. Ntah lah apa yang ia kini sedang rasakan."Sebentar lagi kita lulus, gue gak tau perasaan gue gimana. Gue ga pernah paham sama perasaan gue sendiri." Mendengar Hans yang tiba-tiba berbicara seperti itu kini tawa teman-teman mulai tak terdengar lagi.
Frans memegang bahu Hans sahabat nya itu. "Gue tau apa yang lo rasain, Lo takut kehilangan Vira bukan?" Tanya nya sukses membuat Hans terdiam.
"Ungkapin aja apa yang ada diperasaan lu. Cepat atau lambat lu pasti bakal kehilangan Vira kalau lu ngga ambil tindakan!" Kini suara Van yang mulai angkat bicara.
Hans masih terdiam. Ia masih bingung sendiri dengan perasaan dan dengan apa yang kini ia rasakan. Perasaan apa ini? Cinta? Atau sekedar hanya tak ingin kehilangan? Atau apa?! Hans benar-benar tak mengerti.
"Gue bingung." Hanya dua kata itu saja yang hanya bisa Hans katakan.
"Ayolah bro, lu belum nyoba kan? Belum tau juga kan reaksi Vira? Lagian nih ya belum tentu Vira bakal nolak lu" ujar Hendri menyemangati Hans.
Hans terdiam memikirkan semua yang teman-teman nya itu katakan. "Gue bakal coba, tapi gue butuh waktu"
Van,Hendri, dan Frans hanya menghela nafas nya pasrah. Ya, mereka pasrah untuk menasihati teman es nya ini.
Kriing... Kriing.. Kriingg..
Suara benda pipih yang berada tak jauh dari tempat tidur Vira kini berbunyi. Waktu sudah menunjukkan pukul 23.00Dengan malas Vira mengambil benda tersebut. Saat ia melihat nya ternyata banyak sekali notif dari kawan-kawan nya. Dan yang membuat ia kaget adalah disana tercetak jelas nama Hans.
Vira mengerutkan keningnya ,tak biasa nya Hans mengechat nya.
Hans:"Vira? "
Vira:"Iya? Tumben malem melem gini ngechat. Ada apa nih? :) "
Hans:"Sebernernya.. Ada sesuatu yang mau gue sampein ke lo. "
Vira:"Oya? Apaitu? "
Hans:"Gua suka sama lo"
Vira:"Waduh, gua udah nebak nih wkwk. "
Hans:"Jangan bercanda dong. Yaudeh gini, lu mau ga jadi pacar gue? "
Vira:"Yaudeh gini, gua nantang lo buat nembak langsung, hehe.. "
Hans:"Oke gua berani. Besok lu ada acara? "
Vira:"Ada sih, jangan besok deh. Senin aja disekolah. "
Hans:"Siap bosss. "•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•Part 1 tiba Part 1 tiba, wk gausa nyanyi deh lu pada. Okeh?
Tunggu part 2 nya ya:)))
Instagram:@averativon.

KAMU SEDANG MEMBACA
HIDDEN FEELING
RastgeleAku tak ingin membiarkan orang orang yang berhargaku diambil. Karena itulah, aku harus lebih kuat. Kokoro kara aiseru hito, kokoro kara itoshii hito. Kono boku no ai no mannaka niwa itsu kimi ga iru kara. Update kalo ada waktu luang ya, Teri...