"Have more than you show, speak less than you know."
Hari ulang tahu Raja Herodias akhirnya tiba. Puluhan kereta kuda terbaik melewati jalanan dan memasuki gerbang istana yang dijaga ketat. Rakyat di jalan dan di pasar menabuh genderang untuk berpesta mengiringi perjamuan.
Di aula istana yang besar, karpet merah tergelar di antara meja panjang yang saling berhadapan. Di mimbar utama dengan satu tingkat lebih tinggi, singgasana raja diletakkan bersama tempat duduk keluarga kerajaan lainnya.
Tempat duduk hanya diatur berurutan sesuai kedudukan dalam pengadilan dan gelar bangsawan. Hampir semua tamu undangan membawa keluarga yang terdiri dari pasangan dan anak-anak mereka. Sudah menjadi rahasia umum bahwa setiap perjamuan istana akan menjadi kesempatan bagi bangsawan melihat atau mencari calon pasangan bagi anak mereka.
Dalam beberapa saat, tamu undangan mulai memenuhi tempatnya dan meninggalkan dua kursi yang belum ditempati. Kedua pemilik kursi yang paling ditunggu seluruh gadis bangsawan dalam perjamuan akhirnya melangkah memasuki aula istana. Sontak, seluruh mata tamu perjamuan tertuju pada dua pemuda yang berjalan berdampingan.
Satu tampilan membawa udara cerdas dan ramah, satu lainnya membawa udara heroik dan elegan. Mereka adalah Loey Leodas dan Shuan Greer.
Shuan dan Loey hanya pernah bertemu beberapa kali. Karena tahun-tahun Shuan banyak dihabiskan di kamp militer, ia tidak begitu peduli lingkar pejabat seperti Loey Leodas yang sering bergulat di pengadilan. Namun, saat keduanya bertemu, Loey selalu antusias seakan mereka adalah teman lama.
Kehadiran dua pemuda itu sepertinya menyerap semua perhatian dalam perjamuan. Pandangan tamu wanita terjebak pada mereka. Setiap tindakan dan gerakan terasa menghangatkan dan menyenangkan mata.
Ivory tidak kekurangan pemuda yang luar biasa, tetapi di depan Shuan dan Loey, pemuda lain malah tampak buruk. Semua putra bangsawan justru sangat inferior dibanding Shuan dan Loey.
“Huh!”
Dengusan samar terdengar dari salah satu gadis bangsawan. Ia adalah putri bangsawan kelas satu bergelar Marquis, Sheeba Lucille.
Nyonya Ann diam-diam memelototi putri semata wayangnya. Saat semua gadis bangsawan mengagumi kedua pemuda itu, putrinya justru tidak tertarik. Ia selalu khawatir kalau-kalau putrinya memang tidak normal.
“Gadis nakal, perhatikan dengan benar,” Bisik Nyonya Aan, “Tidak ada pemuda yang lebih baik dari Shuan Greer dan Loey Leodas!”
Sheeba Lucille cemberut saat mendengar bisikan ibunya dan menyapu pandang pada kedua pemuda di seberang terujung yang menandakan status tinggi mereka.
Shuan Greer adalah cucu satu-satunya Jenderal Greer yang tersohor di Ivory. Jenderal tua hanya memiliki satu putra yang sakit-sakitan. Awalnya, orang-orang pesimis tentang garis keturunan keluarga Greer. Siapa yang tahu saat berada di Lanley, putra jenderal dikabarkan menikah dan memiliki seorang anak meski dua tahun kemudian meninggal dunia sehingga Shuan menjadi yatim piatu.
Di bawah asuhan jenderal tua, tidak dipungkiri Shuan tumbuh menjadi bakat terbaik. Ia telah mengikuti jenderal dalam berbagai ekspedisi dan peperangan sejak usia sepuluh tahun. Memasuki usia limabelas tahun, ia menjadi jenderal muda terhebat yang telah diakui oleh rakyat.
Tidak hanya itu, kehebatan Shuan semakin dikenal ketika mewarisi tigapuluh ribu pasukan Greer dan memiliki sepuluh ribu pasukan elit pribadi black hawk yang konon setara dengan limapuluh ribu tentara. Di masa ekspedisi dan pertarungan, pemuda itu telah mendapat julukan ‘Dewa Kematian’ yang ditakuti oleh lawan karena sangat ganas.
KAMU SEDANG MEMBACA
THRONE - The Real Of The King
FantasiaIa adalah pemilik takhta yang sesungguhnya. Ia pemuda terhebat satu dalam seratus tahun yang diimpikan setiap wanita. Ia mampu mengendalikan dunia seakan membalik telapak tangannya. Ia lah penguasa sebenarnya yang mengendalikan pertarungan dan kejat...