X - Dangerous

15.9K 1.6K 209
                                    

"What we thing, we become."


Setiap musim semi tiba, hal yang paling ditunggu oleh seluruh gadis bangsawan adalah pesta kebun yang selalu diadakan untuk menikmati keindahan taman bunga di istana kerajaan. Kegiatan hanya diisi dengan acara menikmati lapple, kue, manisan, lalu berjalan-jalan di taman bunga yang cantik.

Di pimpin oleh Putri Lilith, puluhan gadis dengan penampilan yang berlomba-lomba terlihat cantik berjalan mengagumi bunga-bunga yang mekar. Salah satunya adalah Arabelle.

Meski alergi Arabelle telah sembuh, beberapa bekas ruam kemerahan masih tertinggal di bagian lengan dan wajah sehingga ditutupi dengan bedak tebal. Arabelle hampir mati bosan karena hanya bisa tinggal di dalam kamar selama beberapa hari. Ketika mendengar tentang jamuan istana, ia tidak melewatkan kesempatan untuk datang.

Berbeda dengan gadis bangsawan yang penuh canda tawa di taman bunga, Irish dan Sheeba hanya berdiri di tepi danau tanpa berniat untuk membaur. Gadis-gadis bangsawan juga diam-diam menjauhi mereka dan lebih memilih untuk menjilat rombongan Lilith dan Arabelle.

“Putri Irish, Nona Sheeba,” Sapa Rumi Leodas dengan senyum tulus dan ramah.

Irish dan Sheeba menoleh dan mengangguk kecil. Meskipun jarang berinteraksi, mereka mengenal hampir seluruh gadis bangsawan di Ivory, termasuk Rumi Leodas.

“Boleh saya bergabung?”

Irish dan Sheeba mengangguk tanpa menolak niat tulus dari gadis tersebut. Mereka berbasa-basi beberapa saat, lalu membicarakan sedikit tentang bunga-bunga. Rumi tampak sangat tulus untuk berteman dan mengobrol membuat penilaian Irish lebih baik tentang gadis tersebut.

Ketika Lilith tanpa sengaja melihat Rumi mengobrol akrab dengan Irish, ia menjadi sangat kesal. Lilith dan Arabelle berjalan diikuti rombongannya menuju ke tepi danau menghampiri mereka.

“Sepertinya kalian mengobrol dengan begitu asyik,” Ucap Lilith menginterupsi.

Irish, Sheeba, dan Rumi segera menoleh dan mendapati rombongan gadis bangsawan telah sepenuhnya berada di antara mereka. Irish hanya mengangguk kecil merespons ucapan Lilith.

“Kami hanya mengobrol tentang bunga-bunga yang indah,” Rumi berinisiatif untuk menjawab.

Lilith ber-oh-ria dan hanya mengangguk kecil. Arabelle di samping Lilith tampak sudah gatal ingin mencemooh Irish tetapi menahan diri untuk menunggu waktu yang tepat.

“Kami sudah berkeliling melihat banyak bunga cantik di taman. Sepupu juga harus bergabung,” Ucap Lilith diangguki oleh gadis bangsawan lain.

Irish hanya tersenyum dengan tenang, lalu berkata, “Tentu saja, tapi kami juga menikmati bunga lotus di danau.”

Semua gadis bangsawan mengalihkan tatapan pada permukaan danau dan melihat banyak lotus yang mekar. Lilith baru akan mengatakan sesuatu saat kalimat Arabelle lebih dulu menyela.

“Bukankah bunga lotus adalah bunga lumpur?” Tanya Arabelle dengan wajah dibuat polos, “Sepertinya selera Putri Irish memang agak buruk,” Imbuhnya dengan nada bercanda namun mengandung sedikit maksud mencemooh.

Lilith dan gadis bangsawan lain, kecuali Rumi dan Sheeba, diam-diam menahan sudut mulut mereka agar tidak terkikik karena ucapan Arabelle. Melihat Irish secara tidak langsung ditindas, membuat Sheeba yang awalnya diam menjadi geram. Tetapi baru ingin membela, tangannya lebih dulu disentuh oleh Irish dengan senyuman kecil menangkan.

“Putri Arabelle sepertinya memiliki pengetahuan yang sedikit,” Ucap Irish dengan acuh tak acuh, lalu melanjutkan dengan tenang, “Lotus bukan bunga lumpur, tetapi bisa hidup bahkan di air berlumpur. Justru karena fakta bahwa lotus bisa tumbuh di tempat kotor, menandakan bunga itu istimewa. Lotus murni dan terjaga bahkan dari lingkungan buruk sekalipun.”

THRONE - The Real Of The KingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang