IX - Festival

15.8K 1.6K 166
                                    

"One eye see, the other feels."


Festival musim semi di Ivory akhirnya tiba. Seluruh rakyat bersukacita merayakan festival topeng yang biasanya diadakan bersamaan musim panen. Di jalan Ibukota dan pasar, berbagai topeng beraneka ragam bentuk mulai dari yang sederhana hingga yang mewah, ada untuk dijajakan.

Di salah satu ruas jalan, Irish dan dua pelayannya menggunakan topeng setengah wajah. Mereka berjalan-jalan santai untuk melihat keramaian malam di Ibukota. Hampir semua kedai minuman, toko, bahkan tempat hiburan malam dipenuhi oleh pengunjung.

Jalanan dan pasar tampak tiga kali lebih padat dari biasanya. Orang berbondong-bondong menuju alun-alun kota untuk menyaksikan pertunjukkan drama, kemudian disusul dengan perayaan kembang api.

Gong berbunyi tanda pertunjukkan akan dimulai. Orang-orang mulai berdesakan menuju panggung utama membuat langkah Irish dan kedua pelayannya tanpa sadar terpisah. Hampir saja Irish terhuyung akan jatuh saat terdorong, sebuah tangan lebih dulu terulur untuk memegangi lengannya.

Irish sedikit terkejut, kemudian menoleh dan mendapati seorang pria tersenyum malas di balik topeng setengah perak di wajahnya.

Topeng itu menutupi dari dahi ke ujung hidung tetapi menyatu dengan fitur wajah yang menunjukkan garis halus. Irish dapat melihat jembatan hidung yang tinggi dan sepasang mata berpendar seperti bintang yang memberikan efek dingin namun romantis. Dagunya ditarik oleh garis indah dan tegas dengan bibir tipisnya begitu merah alami dan menggoda.

Irish terdiam untuk beberapa saat. Pemuda itu jelas mengenakan topeng yang menyembunyikan sebagian wajah tetapi memberikan aura yang bisa membuat gadis-gadis menjadi gila.

Pemuda yang dapat memberikan jenis penampilan itu, tentu saja hanya Shuan Greer.

“Di mana pelayanmu?”

Irish hanya mengedip, kemudian segera membuang muka ketika tersadar, “Sepertinya terpisah karena terlalu banyak orang berdesakan.”

Shuan mengerutkan bibirnya dan melihat sekitar. Orang-orang hanya antusias menuju panggung utama.

“Memang terlalu ramai,” Ucap pemuda itu, lalu menunjuk ke arah bukit tepat di belakang yang membentengi Ibukota, “Ingin melihat seluruh Kota Yard dari atas sana?”

Irish mengikuti arah tunjuk Shuan dan terdiam untuk menimbang. Masih akan terlalu sulit untuk menemukan Jili dan Jane di lautan kerumunan, bahkan ia terheran-heran dimana Han bersembunyi. Mungkin menghabiskan sedikit waktu untuk menikmati festival dengan mengikuti pemuda itu tidak terlalu buruk.

Mendapati gadis di depannya mengangguk setuju, membuat Shuan mengulas senyum samar. Irish mengikuti langkah pemuda yang memimpin jalan membelah kerumunan. Pikirannya masih berkelana entah ke mana saat langkah mereka menaiki bukit tanpa terasa akhirnya berhenti.

Di hadapan mereka terbentang rumput luas yang dipenuhi cahaya kunang-kunang. Beralih ke sisi lainnya, pemandangan malam Kota Yard dengan beragam lampion warna mengisi mata.

Irish seketika melupakan pikiran melayangnya dan menatap pemandangan dengan penuh ketakjuban.

“Sangat indah.”

Gumaman gadis itu membuat Shuan tersenyum puas. Ia melangkah ke tepi dan duduk di atas rumput, lalu menepuk tempat di sebelahnya. Irish melangkah mendekat dan ikut duduk di samping pemuda tersebut.

“Harusnya akan ada pesta kembang api beberapa saat lagi.”

Irish mengangguk kecil. Tiba-tiba gadis itu teringat dengan Jili dan Jane yang bersemangat saat tahu mereka menyelinap dari istana untuk melihat kembang api. Tetapi saat ini mungkin kedua pelayan itu sedang panik mencarinya.

THRONE - The Real Of The KingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang