"If you want to lift yourself up, lift up someone else."
Hujan semalam yang mengguyur Ibukota menyebarkan bau tanah yang basah. Setelah beberapa waktu berlalu, akhirnya Ibukota kembali dalam kedamaian. Aktivitas rakyat jelata di pasar, ladang, dan rumah-rumah kembali menjadi tenang.
Dari kediaman perdana menteri, berembus kabar bahwa Alster Gerard telah mengalami pemulihan meski masih dalam pengawasan ketat. Gerard kembali fokus pada pengadilan kerajaan seperti biasa. Para tamu kerajaan yang berdiam diri dan memilih untuk menonton dari kediaman mulai kembali beraktivitas di luar.
Setelah hanya tinggal di mansion begitu lama, akhirnya Arabelle memiliki kesempatan berkunjung ke istana karena Derrek memiliki keperluan bertemu Raja Herodias untuk membahas rencana akhir aliansi. Karena kasus yang melibatkan Arabelle sebelumnya, mau tidak mau Raja Nexsus telah setuju memberikan dukungan pada Ludrick.
Siapa yang tahu alasan Arabelle ikut mengunjungi istana untuk mengobrol bersama Lilith memiliki tujuan tersendiri. Selama menonton drama yang terjadi di Ibukota, diam-diam Arabelle telah menyusun rencana.
Raja Nexsus telah memberikan perintah agar Arabelle dan Derrek pulang dalam waktu dekat setelah menyelesaikan urusan di Ivory. Arabelle menjadi sangat kesal karena tujuan awalnya untuk menarik perhatian Shuan Greer tidak mendapatkan hasil apapun.
Setelah mendengar tentang keberuntungan yang menimpa Irish Liht berturut-turut membuat kebencian dan rasa iri Arabelle makin besar. Karena ia tidak mendapatkan perhatian Shuan Greer, jadi Arabelle akan memastikan Irish juga tidak akan mendapatkan perhatian pemuda itu. Setelah berencana menyakiti Irish, Arabelle akan kembali ke Kerajaan Nexsus dengan perasaan puas.
Saat pelayan melaporkan bahwa Putri Arabelle berkunjung, Lilith baru saja memerintah penjahit istana untuk membuat gaun baru. Akhir-akhir ini Lilith menjadi anak baik dengan hanya tinggal di kastilnya tanpa menyebabkan masalah. Sejujurnya gadis itu juga memikirkan beberapa rencana untuk memberi pelajaran pada Irish Liht.
Mendengar bahwa Arabelle datang untuk mengobrol, Lilith menyadari sesuatu tidak sesederhana itu. Lilith menyeringai dan menyuruh pelayan agar segera mempersilahkan tamu untuk masuk.
Beberapa saat kemudian, Arabelle memasuki ruangan dan menemukan Lilith tengah membisikkan sesuatu pada pelayan di dekatnya. Saat melihat Arabelle telah mendekat, Lilith segera mempersilahkan duduk dan menyuruh pelayan untuk menyajikan minuman. Keduanya sama-sama menyapa sesuai protokol resmi kerajaan.
“Putri Lilith, rasanya sudah lama tidak berjumpa,” Ujar Arabelle setelah duduk di sofa.
Lilith mengangguk setuju, lalu berkata, “Ada banyak hal yang terjadi di Ibukota. Saya mewakili keluarga istana meminta maaf karena Putri Arabelle harus menyaksikan kekacauan selama berada di Ivory.”
Arabelle menyeruput minumannya dengan anggun dan hanya mengukir senyum sopan. Ia meletakkan cangkirnya kembali dan membuka suara.
“Putri Lilith tidak perlu terlalu bersalah. Saya memaklumi karena hal-hal itu tidak bisa dikendalikan.”
Lilith kembali mengangguk setuju dan bertanya, “Omong-omong, apa yang membawa Putri Arabelle berkunjung?”
Arabelle tidak buru-buru menjawab. Gadis itu lebih dulu menghela napas.
“Dalam waktu dekat, saya dan Kakak Pangeran akan kembali ke Kerajaan Nexsus, tetapi beberapa hal masih mengganjal di hati.”
Arabelle tersenyum tidak berdaya seolah ia adalah gadis yang tidak bersalah. Lilith segera menangkap kode itu dan diam-diam mengulum seringai samar. Mereka telah memiliki kemiripan dan kerjasama sebelumnya. Bukan hal sulit bagi Lilith untuk mengerti maksud ucapan Arabelle menunjuk pada Irish Liht.
KAMU SEDANG MEMBACA
THRONE - The Real Of The King
FantasiaIa adalah pemilik takhta yang sesungguhnya. Ia pemuda terhebat satu dalam seratus tahun yang diimpikan setiap wanita. Ia mampu mengendalikan dunia seakan membalik telapak tangannya. Ia lah penguasa sebenarnya yang mengendalikan pertarungan dan kejat...