XXXIX - Givting Marriage

17.5K 1.8K 735
                                    

"One day your life will flash before your eyes, make sure it's worth watching."

Di dalam ruang kerja, Herodias dan Lidya baru saja mendiskusikan beberapa hal ketika pintu diketuk. Mereka menoleh secara bersamaan dan mendapati sosok penasihat yang masuk dengan langkah tergesa-gesa. Penasihat melaporkan bahwa Jenderal Shuan Greer telah datang membuat Herodias segera memberikan kode tatapan pada Lidya, lalu memerintah penasihat untuk mempersilahkan tamu masuk.

Ketika akhirnya pintu ruangan dibuka, Shuan Greer berjalan masuk dengan ekspresi santai. Di dunia ini, beberapa orang dilahirkan berbeda dan unik. Meskipun penampilan Shuan Greer biasa, aura bangsawan dan keanggunan pemuda itu selalu mampu membuat orang lain kagum dari hati terdalam.

Shuan berjalan melewati Lidya begitu saja dan hanya melirik tanpa berhenti sama sekali untuk menyapa. Meskipun tidak menunjukkan ekspresi apapun, pemuda itu bertindak seolah-olah tidak melihat ibu dari sebuah negara.

Ratu Lidya merasa bahwa Shuan Greer terlalu malas untuk menyapanya sehingga merasa sangat terhina. Hanya saja, meskipun sikap Lidya selalu sombong di hari biasa, wanita itu hanya bisa menahan diri dan tidak berani bertindak ceroboh hingga menyebabkan masalah lebih besar. Herodias tidak mengatakan apapun dan hanya melemparkan tatapan mengusir membuat ekspresi Lidya menjadi hitam. Wanita itu tidak memiliki pilihan selain berbalik dan berjalan keluar ruangan dengan perasaan dongkol.

Shuan Greer berjalan mendekat dan dengan malas memanggil ‘Yang Mulia’ pada Herodias yang segera menegakkan punggung dengan penampilan ringan dan mantab. Sayangnya, pemuda Greer itu duduk di hadapan Herodias dengan santai seolah-olah raja adalah tamu dan tidak ada jejak hormat sedikitpun.

Sudut bibir Herodias sedikit berkedut. Selama duduk di tahta, tidak pernah ada yang berani bersikap kasar dan sombong padanya. Tetapi menghadapi pemuda di depannya selalu membuat Herodias frustasi dan merasa tidak berharga. Ekspresi murung pria paruh baya itu hanya berlangsung sesaat sebelum kembali memulihkan senyum bijaksana.

“Hari-hari ini Jenderal Shuan sepertinya sangat sibuk. Pasti tidak mudah meluangkan waktu untuk datang ke istana.”

Shuan tersenyum malas dan berkata tanpa basa-basi.

“Jenderal ini mendengar Yang Mulia tidak dalam situasi yang baik.”

Jantung Herodias melonjak tetapi berusaha tetap tenang. Saat ini Kerajaan Ursula dan Ivory memang dalam hubungan yang tidak terlalu baik. Jika Raja Gaile benar-benar marah dan menyatakan perang, Herodias tidak akan memiliki cara untuk mundur dan hanya bisa mengandalkan militer Greer.

Mau tidak mau dalam situasi genting, Herodias harus merendahkan kepala dan menyenangkan hati Shuan Greer. Selama masalah saat ini ditangani, kekesalannya dapat dibalas di masa depan. Pria paruh baya itu hanya bisa tersenyum pahit.

“Beberapa masalah belakangan membuat hubungan Ivory dan Ursula tidak terlalu baik,” Herodias membual dengan sedikit canggung, “Karena Raja Gaile memiliki niat berunding, atas nama seluruh rakyat saya meminta pada Jenderal Shuan untuk bersedia turun tangan sebagai wakil kerajaan demi kebaikan Ivory.”

Shuan hanya berkata oh singkat dan mencemooh dalam hati. Napas Herodias tanpa sadar tertahan di dadanya. Pria itu telah berbicara dengan cara lembut dan memilih kata terbaik hingga melibatkan nama kerajaan dan rakyat. Tetapi melihat respons Shuan masih tidak tergerak, Herodias merasa sedikit khawatir.

“Jenderal Shuan, salah paham antara Ivory dan Ursula harus secepat mungkin diselesaikan. Bujuklah Raja Gaile demi kedamaian bersama.”

Shuan tidak berbicara dan hanya menggunakan jarinya untuk mengetuk sisi sofa. Dalam keheningan, jantung Herodias ikut berdetak seirama ketukan. Punggung raja yang kaku menjadi berkeringat dingin. Shuan hanya diam yang memberikan udara sekitarnya lebih berat.

THRONE - The Real Of The KingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang