Komposisi tim telah ditetapkan! Kami akan mengirimkan 8 orang sukarelawan terlatih yang masing-masing akan berperan menjadi koordinator bidang berdasarkan struktur pada SOP pelayanan WASH PMI, yang terdiri dari; pengendali operasi, team leader, produksi air bersih, distribusi air, sanitasi, promosi kebersihan, logistik, camp dan saya sendiri ditugaskan untuk bidang kesekretariatan. Ditengah perjalanan urusan administrasi, muncul permintaan dari divisi Penanggulangan Bencana (PB) PMI Pusat agar WASH PMI melakukan pelayanan dengan kekuatan penuh. Oleh karena itu, kami harus menambah jumlah personil sukarelawan terlatih menjadi 20 orang untuk operasi selama 1 bulan di Kabupaten Lombok Utara. Hal tersebut dilatar belakangi oleh keterbatasan sumber daya manusia dan kapasitas PMI Kab. Lombok Utara (KLU) yang baru saja mengalami pemekaran. Sejak gempa terjadi, bantuan dari PMI terdekat berdatangan silih berganti untuk melakukan intervensi di berbagai layanan tanggap darurat bencana dan terus melakukan rotasi bantuan hingga saat ini.
Selama menunggu keberangkatan, saya pun harus menghadapi banyak drama yang luar biasa mengganggu fokus bahkan hingga beberapa hari berada di Lombok. Memang saya yang men-trigger tapi Intinya sih, "Honesty is a very expensive gift, don't expect it from cheap people. If you are really stand for humanity just Ignore them, go forward. Whatever they say it doesn't matter I must fight the distraction and stay focus on my mission. Chin up!"
Bulan Agustus, akhirnya saya benar-benar menginjakan kaki untuk pertama kalinya di tanah Lombok, sayangnya bukan untuk solo-backpacker atau untuk menikmati indahnya pulau Lombok tapi untuk kepentingan yang berbeda yaitu respon tanggap darurat bencana. Sepanjang perjalanan tak ayal semua perhatian masyarakat selalu tertuju pada kami sekelompok orang yang mengenakan rompi merah, ada tatapan harapan yang terpancar di mata mereka untuk kami. Terasa berat tapi tekad dan niat yang tulus ikhlas membantu sesama menjadikan tekanan itu sebagai motivasi yang kuat agar kami bisa memberikan layanan yang maksimal untuk saudara kita di Lombok. Sejujurnya, dari beberapa penugasan bencana yang pernah dialami baru kali ini secara pribadi merasa sangat bangga menopang lambang Palang Merah di dada dan punggung mungkin karena saya berkesempatan untuk menjadi bagian dari tim yang beranggotakan orang-orang hebat dari seluruh wilayah Indonesia. Wish me luck guys!
Bada Isya tiba di Mataram (Markas PMI Provinsi NTB) untuk melapor kedatangan kami di operasi Tanggap Darurat Bencana (TDB) ini. Di sana kami bersama 3 orang sukarelawan PMI Kab.Bogor diberikan pengarahan oleh Koorlap TDB. Untuk tiba di lokasi camp WASH yang berada di KLU kami harus menempuh 2 jam perjalanan dari Mataram. Sekitar pukul 22.30 WITA kami tiba di camp, langsung diberikan arahan oleh pengendali operasi WASH. Karena komposisi tim berubah maka saya pun digeser dari kesekretariatan ke bidang promosi kebersihan bersama sahabat sukarelawan PMI Kota Binjai, Indra Praja.
KAMU SEDANG MEMBACA
#LOMBOKPUNYACERITA
Short Story"Catatan singkat tentang suka duka selama operasi gempa bumi di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Ditulis berdasarkan sudut pandang saya secara pribadi dan tidak mewakili tim secara keseluruhan." - Den Eki Julianto -