Selama di Lombok kami 2 kali diterpa angin kencang yang ditumpangi debu tebal. It's look like a dust storm! Cuacanya sangat terik, saat saya tengah beristirahat angin kencang datang menerpa. Saya segera berlindung diantara warung pinggir jalan dan dibuat terperangah ketika melihat angin kencang yang pertama berhasil membalikan tenda logistik berukuran 3 x 6 meter di posko utama PMI rest area. Kemudian langsung mengontak teman yang berada di camp WASH PMI memastikan kondisi di sana.
Di minggu ke-4 sejak saya di sana, angin kencang berhembus lagi dari pagi hingga sore hari. Angin itu berhasil menumbangkan salah satu patung kuda di rest area, tiba-tiba saya teringat pada candaan teman saya waktu dulu tentang patung kuda, "Semoga bukan pertanda buruk.."
Jatuhnya patung kuda itu cukup membuat saya parno sangat khawatir terjadi tsunami. Bagaimana tidak, gempa-gempa susulan terus muncul setiap harinya. Hingga keesokan harinya di waktu subuh terjadi gempa yang kencang hingga membuat kami terbangun.
Karena sangat ngantuk saya tidak terlalu mempedulikannya, "Ya Allah, saya ngantuk banget, pasrah aja. Hidup dan matiku ada di tangan-Mu.."
saya tertidur lagi dan tak berapa lama kemudian camp kami disapu ganasnya tsunami! Karena sangat kaget akhirnya saya terbangun dan merasa lega. Untung cuma mimpi... hehehe...
KAMU SEDANG MEMBACA
#LOMBOKPUNYACERITA
Historia Corta"Catatan singkat tentang suka duka selama operasi gempa bumi di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Ditulis berdasarkan sudut pandang saya secara pribadi dan tidak mewakili tim secara keseluruhan." - Den Eki Julianto -