"Allahu Akbar! Allahu Akbar! ..."
Lantunan adzan subuh terdengar, Icha dan Qanita sudah siap dengan mukena masing-masing. Sedangkan Azzam, ia sudah pergi ke mesjid sedari tadi.
Keduanya menyempatkan mengerjakan shalat sunah dua rakaat sebelum subuh.
Selepas shalat subuh berjama'ah selesai. Icha mencium punggung tangan Qanita. Dan dibalas belaian halus tangan Qanita keatas kepala Icha yang masih tertutup mukena.
"Alhamdulillah." ucap Qanita
Icha menghentikan kecupan nya di punggung tangan Qanita. Ia kembali duduk sambil mendengarkan Qanita berbicara.
"Icha, nanti kalau Ummi atau Abi udah nggak ada. Icha harus tetap mengerjakan shalat ya sayang, shalat sunnah nya jangan ketinggalan juga."
"Iya Ummi, Insya Allah!"
"Icha masih ingat hadist tentang balasan orang-orang yang mengerjakan shalat sunah rawatib?"
Icha mengangguk.
"Coba terangkan. Ummi mau dengar?"
"Barangsiapa mengerjakan shalat sunah dalam sehari semalam sebanyak 12 rakaat, maka karena amalan tersebut ia akan dibangunkan sebuah rumah di Syurga. (HR. Tirmidzi)"
Qanita tersenyum senang putrinya masih mengingatnya dengan betul.
"Apalagi kelebihan dari mengerjakan shalat sunah rawatib sayang?" tanya Qanita
"Jika shalat wajib kita ada yang cacat maka shalat sunah yang kita kerjakan bisa membantu menyempurnakannya Ummi." jawab Icha
"Yang pertama kali akan dihisab dari seorang hamba pada hari kiamat adalah shalatnya. Apabila shalatnya sempurna maka ditulis sempurna. Dan apabila terdapat kekurangan, Allah berkata:" Lihatlah apakah dia mempunyai shalat sunah untuk melengkapi kekurangan shalat wajibnya dari shalat sunah?". Kemudian barulah dihisab amal-amal yang lain seperti yang demikian itu. (HR. An- Nasa'i dan Ibnu Majah)"
"Hm," deham Qanita
Setelahnya Icha duduk mendekat pada Qanita, ia ingin muroja'ah hapalan Al-Qur'annya. Ini adalah aktifitas Icha setiap pagi, mengulang hapalan Qur'an nya bersama Qanita atau Azzam terkadang juga bersama sang kakak Sakti, jika dia sedang berada dirumah.
🍃🍃🍃
Pukul enam pagi dan harus berada di sekolah sebenarnya hal yang cukup mustahil bagi Icha. Jika saja Icha tidak melupakan buku catatan matematikanya di perpustakaan sudah pasti Icha akan datang seperti biasa saja pukul setengah tujuh seperti siswa yang lain.
Icha sudah menginjakkan kakinya di halaman sekolah. Sekolah yang baru dihuni oleh beberapa siswa membuat Icha bisa mendengar langkah kakinya sendiri.
Langkahnya pasti menuju suatu ruangan di sekolahnya. Ruangan yang di dalamnya banyak buku-buku pengetahuan dimana lagi kalau bukan perpustakaan!.
Icha memasuki ruang perpustakaan yang berada di lantai dua. Dilihatnya pintu perpustakaan yang sedikit terbuka.
Awalnya Icha ragu untuk datang sepagi ini kesekolah, ia takut usahanya akan sia-sia jika ruang perpustakaan masih terkunci. Namun Icha harus mencobanya, karena pelajaran matematika adalah pelajaran pertama di kelasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Kamu dan Dia [TAMAT]✔
Ficção AdolescenteRANK 3: Fantasi Remaja (16/03/2020) RANK 14: Romance Islami (16/03/2020) *- Cukuplah rasa ini ku simpan di dalam dada, dan tak harus ku perlihatkan pada dunia. Melihat kehadirannya bagiku sudah cukup, aku merasa senang akan dirinya walaupun aku buka...