Rea kembali datang malam ini menjenguk ummi Icha. Dengan sebuah bungkusan penuh berisi buah-buahan di tangannya, Rea mengetuk pintu ruangan dimana ummi Icha dirawat.
"Assalamualaikum ..." panggil Rea dari luar. Sebenarnya Rea ingin langsung masuk, tapi tidak etis rasanya jika ia nyelonong seperti itu.
Rea menunggu saja dibalik pintu itu.
Saat melihat gagang pintu bergerak, Rea mengukir senyumnya sekilas. Menyambut orang yang akan membukakan pintu.
"Assalamualaikum ... " sapa Rea sesaat setelah pintu dibuka.
Saat Rea mendongak melihat sosok lelaki di depannya, tiba-tiba senyumnya pudar. Ia langsung menunduk dalam.
"Waalaikumsalam ..." jawab Sakti. Ia membukakan pintu agak lebar untuk Rea. "Kamu mau jenguk ummi, kan?" tanya Sakti lagi.
Rea mengangguk takjim, semilir rasa aneh menyergap dirinya. Sama seperti perasaan dua tahun yang lalu. Rea mengatur nafas. "Icha mana, kak?" Rea bertanya sambil melirik kekanan dan kirinya.
"Dia lagi di kantin rumah sakit. Saya suruh dia makan. Kasian, Icha. Seharian jagain ummi." jelas Sakti.
Rea mangguk-mangguk paham. Setelah dipersilahkan masuk oleh Sakti, Rea pun mengikuti langkah laki-laki itu. Ia tersenyum lebar saat melihat Qanita yang ternyata sudah sadar dan tersenyum juga kearahnya.
"Assalamualaikum, tan." sapa Rea. Ia menaruh bingkisannya keatas nakas, lalu mencium pipi Qanita.
"Waalaikumsalam," jawab Qanita ramah.
"Gimana keadaan tante? Sudah merasa baikkan? Rea nggak tahu tante udah sadar. Untung aja Rea sempat mampir kesini," jelas Rea bahagia, ia mengenggam erat tangan Qanita. Jujur, ia pun merasa takut saat melihat Qanita mengalami kecelakaan kemarin. Baginya, Qanita seperti ibu keduanya. Hubungannya dengan keluarga Icha memang sangat dekat, karena Rea sering kerumah Icha dan terkadang menginap dirumahnya saat orang tuanya pergi keluar kota.
"Tante sudah membaik. Alhamdulillah," ucapnya dengan suara sedikit serak. "Terimakasih ya, sudah mau jenguk tante disini," lanjutnya.
"Sama-sama." jeda dua detik "Oh iya, tan. Rea bawa buah buat tante, nanti dimakan ya, tante harus makan makanan yang sehat dan punya banyak vitamin biar tante cepat sehat."
"Aamiin. Iya, nanti tante makan, ya."
Rea berbincang dengan Qanita, tidak mengajak Sakti ataupun menanggapi terlalu dalam jika Sakti bertanya. Hanya menjawab sekedarnya saja.
Sekitar lima belas menit menunggu, Icha datang bersama Azzam. Rea bangkit dari duduknya, menyalami Azzam lalu menyingkir dari kursi yang ia duduki tadi. Takut, jika Azzam ingin duduk disana.
"Kita mengobrol diluar saja, ya. Kasih waktu buat ummi sama abi dulu." kata Sakti melihat Rea dan Icha bergantian. Keduanya mengangguk.
"Bi, kita keluar, ya." pamit Icha.
Azzam tersenyum lalu mengangguk. Ketiganya keluar dari ruangan tersebut dan duduk di kursi tunggu yang berada di depan ruangan.
"Sudah lama, Re?" tanya Icha.
Rea terdiam sejenak, "Enggak juga. Tapi lumayan lah,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Kamu dan Dia [TAMAT]✔
Fiksi RemajaRANK 3: Fantasi Remaja (16/03/2020) RANK 14: Romance Islami (16/03/2020) *- Cukuplah rasa ini ku simpan di dalam dada, dan tak harus ku perlihatkan pada dunia. Melihat kehadirannya bagiku sudah cukup, aku merasa senang akan dirinya walaupun aku buka...