Dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu ia berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wassalam pernah bertanya. "Tahukah kamu apa itu ghibah?". Para sahabat menjawab, " Allah dan Rasul-Nya lebih tahu".
Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Ghibah adalah kamu membicarakan saudaramu mengenai sesuatu yang tidak ia sukai".
Seseorang bertanya, " Wahai Rasulullah, bagaimanakah menurut engkau apabila orang yang saya bicarakan itu sesuai dengan yang saya ucapkan?".
Rasulullah shallalllahu 'alaihi wasallam berkata, "Apabila benar apa yang kamu bicarakan itu tentang dirinya, maka kamu telah menggibahnya (menggunjingnya). Namun apabila yang kamu bicarakan itu tidak ada padanya, maka berarti kamu telah memfitnahya (menuduh tanpa bukti)"
(HR. Muslim no. 2589)🍃🍃🍃
Tringg.. Tringg...
Lonceng istirahat berbunyi, saatnya bagi siswa-siswi SMA Nusa Bangsa mengisi perut mereka yang dari tadi mulai dangdutan tidak jelas didalam sana.
Icha bersama Rea, Gita dan Linda menuju stand mbak Ari, stand favorit mereka selama kurang lebih satu tahun ini.
Setelah memesan, mbak Ari datang membawakan pesanan mereka. Keempatnya tersenyum sumringah.
"Makasih mbak." ucap Icha sebelum mbak Ari pergi.
Mbak Ari mengangguk sembari tersenyum kecil, lalu pergi.
"MAKANN!!" Gita bersorak.
"Jangan lebay juga kali Git! Kayak enggak makan setahun aja!" ledek Linda.
"Biarin!" Ucap Gita lalu memanyunkan bibirnya.
Linda memutar matanya jengah, saat tengah asyik menikmati makanan tiba-tiba ada satu makhluk astral yang datang dan berteriak tepat di samping Icha. Sontak Icha yang sedang menikmati bakso di depannya langsung melepas sendok garpunya dan beralih menutup telinganya.
"REA! GITA! LINDA! ICHA! GUE IKUT GABUNG YAKK!!"
Sembari menahan kaget, Icha langsung menoleh dan melirik tajam pria yang berteriak disampingnya.
"Gabriel jangan teriak!!" kesal Icha.
Gabriel menggaruk-garuk belakang kepalanya sambil menyengir kuda.
"Sorry Cha! Gue refleks tadi!" ucap Gabriel.
"Hmmm ...." Icha berdeham panjang, lalu kembali menikmati makanannya, dengan perasaan kesal yang sekuat tenaga Icha redam.
Gabriel langsung mengambil space di bagian ujung meja, lalu duduk tanpa dan menaruh makanannya di meja.
"Ngapain pakek izin kalo lo langsung nyelonong duduk!" heran Rea.
"Yang penting kan udah bilang ...." jawab Gabriel tenang dengan cengiran kudanya.
Rea memutar matanya jengah, inilah kebiasaan seorang Angga Gabriel! Minta izin, tapi tidak perduli izinnya diterima atau ditolak mentah-mentah! Jawaban Gabriel setelahnya selalu 'Yang pentingkan udah bilang ...."
Gabriel menaruh satu plastik putih ke atas meja yang isinya penuh dengan cokelat berbagai merk. Rea menautkan alisnya heran.
"Habis maling di minimarket mana lo Gab?" tanya Rea.
Gabriel mendecak pelan.
"Enak aja! Lo ngga liat aura muka gue?" tanya Gabriel menatap Rea tajam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Kamu dan Dia [TAMAT]✔
Fiksi RemajaRANK 3: Fantasi Remaja (16/03/2020) RANK 14: Romance Islami (16/03/2020) *- Cukuplah rasa ini ku simpan di dalam dada, dan tak harus ku perlihatkan pada dunia. Melihat kehadirannya bagiku sudah cukup, aku merasa senang akan dirinya walaupun aku buka...