Icha menoleh, melihat Rizky dari balik rak. "Ky ... " panggil Icha.
Rizky ikut menoleh, namun hanya matanya saja yang bisa Icha lihat, Icha tak menatapnya, ia mengalihkan pandangannya dengan hidung Rizky. Matanya agak turun kebawah, "Apa kamu mau Aku datang,?"
Rizky menatap kening Icha sekilas. Ia berdeham setelah mendengar ucapan Icha tadi. "Iya, gue mau lo datang," jawab Rizky. Ia merapikan buku didepannya, "Lo bisa kan Cha? Gue pasti lebih semangat kalo ada lo."
Kening Icha mengerut, seakan menyadari sesuatu, "Maksudnya?"
Rizky terbelalak, apa yang ia ucapkan tadi? "I... Iya Cha. Kalau ada lo, kan, gue sama anggota tim yang lain bakalan lebih semangat mainnya." ralat Rizky.
"Satu orang nggak bakalan berpengaruh banyak, Ky. Kan udah Aku bilang tadi," sambung Icha.
"Berpengaruh, Icha. Udah gue bilang kan tadi." jeda dua detik "Gue duluan ke kelas Cha." pamit Rizky.
Icha menaikkan matanya, melihat wajah Rizky yang menyamping. "Iya," jawabnya singkat.
"Assalamualaikum,"
"Waalaikumsalam," jawab Icha.
Icha berjalan keluar dari lorong, menuju ujung rak dan melihat punggung Rizky yang mulai pergi menuju pintu perpustakaan.
"Aku tidak suka saat-saat seperti ini, Ky." batin Icha. Ia memegang dadanya, lalu menghela panjang.
🍃🍃🍃
Sepulang sekolah tim basket Nusa Bangsa berkumpul di lapangan. Mereka akan latihan full tiga hari ini untuk lomba yang akan datang. Mereka harus menampilkan permainan yang bagus dan harus mendapatkan predikat juara seperti tahun sebelumnya.
Gabriel berdiri didepan teman-teman anggota tim basket, ia mulai kegiatan latihan dengan salam dan berdo'a.
Jangan heran, Gabriel mungkin seorang pria aneh, gokil, rada geser, atau lainnya. Tapi Gabriel dimata teman-teman anggota tim basket adalah leaders yang bisa diandalkan. Tuhan memang selalu adil bukan? Setiap makhluk yang Ia ciptakan selalu memiliki sisi negatif dan positifnya masing-masing.
Setelah briving beberapa menit, mereka pun mulai latihan.
Diujung lapangan, terlihat seorang gadis berambut sebahu sedang berdiri sambil bertepuk tangan ria. Sesekali ia berteriak menyemangati. Wajah yang biasanya sangat kentara cuek hari itu sangat berbeda. Terlihat manis dan lucu. Nathan, sang musuh bebuyutan, langsung menoleh dan melihat gadis itu heran.
Beberapa detik, mata mereka saling menatap. Dan itu cukup membuat Rea tak bergeming di tempatnya. Kaget sekaligus gugup dilihat oleh Nathan. Namun itu tidak berlangsung lama, setelah bola basket menghantam kepala Nathan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Kamu dan Dia [TAMAT]✔
أدب المراهقينRANK 3: Fantasi Remaja (16/03/2020) RANK 14: Romance Islami (16/03/2020) *- Cukuplah rasa ini ku simpan di dalam dada, dan tak harus ku perlihatkan pada dunia. Melihat kehadirannya bagiku sudah cukup, aku merasa senang akan dirinya walaupun aku buka...