1-Prolog

4.8K 206 1
                                    

Lilin sedarhana yang terpatri di sudut-sudat kamar itu meredup sesaat setelah semilir angin pagi menghembusnya. Gadis yang sekiranya berumur kurang lebih 16 tahun itu duduk tepukur di depan meja kecil miliknya semberi membolak-balik buku di depannya. Seperti biasa setiap pagi sebelum pergi ke hutan dan mencari bunga, Sukara sebut saja begitu, ia selalu mempelajari berbagai macam buku yang ia pinjam dari perpustakaan desa di dekat pasar.

Walaupun Sakura tak bersekolah tetepi ia tak buta huruf sebab dulu ia pernah belajar membaca pada seorang pria tua bernama Tong LingZhoa di dekat pasar. SakuraYang terus membaca buku tentang silsilah Kerajaan Hongli itu dengan mengerutkan kening lalu sedetik kemudian ia menutup buku itu dengan air muka bingung.

"Sakura!" panggil seseorang yang memiliki suara yang cukup terdengar renta di balik pintu kamar Sakura terbuat dari anyaman bambu tersebut.

"Masuklah" sahutnya lembut semberi membenahi buku ke dalam lacinya. Pintu perlahan terbuka dan menampilkan sosok yang begitu mirip dengan Sakura hanya saja ia seorang pria.

"Buku apa yang sekarang kau baca hmmm?" tanyanya dengan suara bijaksana. Pria bertubuh kurus itu perlahan mendekat pada Sakura dan duduk di depannya. Sakura tersenyum lembut dan menjalin tangannya dengan berturut.

"Mmmm.. Apakah Ayah tahu tentang kerajaan Hongli?" tanyanya kemudian setelah lama terdiam.

"Kenapa kau bertanya pasal itu?" Ye XoangMing menatap anaknya dengan bingung.

"Aku hanya ingin mengetahuinya Ayah!" sahut Sakura dengan tatapan penuh harap pada Ayahnya. Karena sedari dulu Sakura memang menyukai semua pasal kerajaan yang seperti sangat terpandang dan di agungkan. Sakura bermimpi memiliki kehidupan seperti seorang puteri kerajaan kelak.

"Berhentilah mencari tahu" Air muka Ye XoangMing yang mulanya lembut berubah mengeras. Ia menatap Sakura dengan tajam tanpa berkedip.

"Mengapa?" tanyanya semberi memberengut. Ini adalah jurus andalan Sakura pada Ye XoangMing jika ia tidak ingin memberi tahu sesuatu yang ingin ia ketahui.

"Kau tak perlu tahu" jawab Ye XoangMing pada anaknya seraya merubah raut wajahnya dengan tersenyum, ia mengusap rambut Sakura dengan sayang.

"Ayah.." Sakura memberengut dengan memajukan bibirnya beberapa senti.

"Apa yang kamu masak hari ini Sakura?" sanggah Ye XoangMing mencoba mengalihkan pembicaraannya agar Sakura tidak mengungkit masalah kerajaan Hongli. Entah apa yang sedang ia sembunyikan pada puterinya itu.

"Ah Ayah aku hampir saja lupa dengan sop labu kita. Mari Ayah kita ke dapur" sahut Sakura semberi menepuk jidatnya lalu ia bangkit menuju dapur dengan bersemangat. Sedang Ye XoangMing menggelengkan kepalanya semberi tersenyum dengan tingkah Sakura yang sangat mudah lupa dengan sesuatu.

"Maaf" lirihnya. Ye XoangMing hanya tak ingin Sakura tahu dengan kerajaan Barat yang kejam nan begis itu.

****

Uap mengepul di sela-sela tungku yang sedang menyala. Di dapur sedarhana itu Sakura setiap pagi menyiapkan sarapanya, hal ini sudah berlangsung selama 3 tahun sejak Ye XoangMing tak dapat melakukan hal yang melelahkan. Sedang ibu meninggal sejak Sakura masih kecil entah karena sebab apa?? Sakura tidak pernah mengetahuinya. Bahkan pergi ke makamnya pun Sakura tak pernah karena Ayah tak pernah mengajaknya berkunjung dan walaupun Sakura yang mengajak, Ye XoangMing pasti menolak dengan beralasan makam ibunya jauh di desa sebrang.

Lalu kalau sudah begitu Sakura hanya bisa pasrah dan memaklumi Ayahnya itu. Sakura tidak pernah kecewa dengan kehidupan yang penuh keterbatasan tersebut. Ia selalu bahagia tinggal dengan orang yang ia sayangi walaupun tinggal di pinggiran hutan yang jauh dari pusat desa dan pasar. Ia damai dengan semua keadaan ini walaupun tinggal di rumah yang hampir reut karena termakan waktu dan menjual rangkaian bunga untuk sepeser koin berharga.

Perlahan-lahan Sakura menuangkan sop labu ke mangkok yang tersusun rapi di atas nampan kemudian ia berjalan menuju dipan yang berada di dekat perapian, disana sudah ada Xoang yang menatap sendu pada Sakura.

"Ayah makanlah" ucap Sakura setelah meletakkan mangkok sop labu di depan Ye XoangMing. Ye XoangMing tersenyum dan segera meraih sop labu itu lalu memakannya dengan lahap hingga tandas.

"Ayah aku akan pergi sekarang" tuturnya semberi membersihkan sisa sop labu di mangkok.

"Apa kau tak makan terlebih dahulu?" sahut Ye XoangMing semberi me-lap mulut dengan ujung lengan hanfunya yang kusam.

"Ura akan makan setelah dari pasar Ayah" jelas Sakura semberi mencuci peralatan dapur kemudian setelah itu ia menuju kamarnya untuk mengambil keranjang bunga yang biasanya ia pakai. Setelah beberapa saat ia segera keluar dari rumah dengan riang semberi membenahi keranjang yang telah di penuhi oleh bunga tersebut.

"Ayah! Ura berangkat!" teriaknya kemudian sebelum meninggalkan halaman rumah.

"Baiklah! Berhati-hatilah Ura. Apakah kau tak bersama Ling Mai Ning?" sahut Xoang dengan suara nyaring.

"Tentu saja Ura akan bersama Ling Mai Ning, Ayah!"

"Pulanglah dengan selamat!"

"Baiklah Ayah!"

****
Dengan riang Sakura melangkah di pinggiran jalan setapak yang di penuhi rumput belukar lalu ia berhenti melangkah tepat di depan rumah mungil yang sejajar dengan kuil desa.

"Nona Ling!" teriaknya setelah berada di depan pintu rumah yang bernama Ling MaiNing tersebut.

"Nona Ye!"sahut seseorang gadis yang memiliki usia tak jauh berbeda dengan Sakura tersebut. Perlahan ia membuka pintu dari bambu itu dan melangkah ke arah Sakura. Gadis yang bernama Ling Mai itu adalah sahabat Sakura sedari kecil. Mereka sudah seperti saudara yang mana selalu bersama dalam suka maupun duka.

"Apa kau sudah siap?" tanya Sakura semberi tersenyum ke arah gadis berhanfu berwarna cokelat tersebut.

"Tunggu sebentar aku harus memberi makan kuda-kudaku terlebih dahulu sebelum berangkat" sahutnya lembut lalu Ling MaiNing yang memiliki tubuh sedikit berisi itu segera pergi ke samping rumahnya dengan membawa segenggam rumput untuk kuda miliknya.

Setelah sampai di kandang Ling MaiNing segera memberi rumput-rumput segar yang ia bawa tadi pada kuda-kuda yang kelihatanya tengah lapar. Sakura yang sedari tadi memperhatikan Ling Mai merasa sangat senang ketika kuda-kuda itu dengan lahap menyantap rumput yang di berikan Ling MaiNing.

Memang sedari dulu Sakura ingin sekali memiliki seekor kuda namun, ayah tak memperbolehkannya. Mengingat semua itu membuat senyum Sakura memudar, ia menatap Ling MaiNing yang terlihat begitu bahagia itu dengan sendu.

"Ura apa kau yakin untuk pergi ke pasar hari ini?" tanya Ling Mai seraya menghentikan kegiatanya lalu menatap Sakura.

"Tentu! Ada apa denganmu Ling MaiNing?"

"Aku hanya memiliki firasat"

"Firasat?"tanya Sakura semberi mengerutkan keningnya.

"Ya. Firasat bahwa hari ini akan terjadi sesuatu yang buruk!"

"Itu hanya firasat Ling MaiNing! Sudahlah ayo kita pergi sekarang sebelum hari semakin terik!"

"Baiklah! Tunggu sebentar aku akan mengambil keranjangku"

"Hmmm..!" Sakura mengangguk lalu duduk di atas tumpukan jerami semberi bersenandung. Lalu setelah beberapa menit menunggu, Ling MaiNing kembali dengan rangkaian bunga yang memenuhi keranjang miliknya. Sakura tersenyum lalu bangkit dari tempatnya menuju Ling Mai Ning. Setelah itu mereka segera pergi menuju pasar dengan bersenda gurau.

****
Bersambung...

New story nih

Mohon saran dan kritiknya ya

Terima kasih telah menyempatkan waktu untuk membaca cerita saya

@syafaah_rahmi

Martapura/08/10/2018/21:08

Sakura (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang