9-Perasaan

1.9K 117 10
                                    

Dengan nafas terengah akhirnya Zhang dapat menggedong Sakura hingga ke tempat pemberhentian. Ternyata Sakura sungguh sulit untuk di bangunkan dari tidurnya. Buktinya saat di pertengahan jalan ketika beberapa kali Zhang berusaha membangunkannya namun gadis itu tak sedikipun membuka matanya.

Alhasil punggungnya terasa sakit karena jarak sungai ke tempat pemberhentian cukup jauh. Setelah sampai ia segera meletakkan tubuh Sakura di kerata tandu lalu Zhang mengatur nafasnya yang tersenggal dengan teratur lalu duduk samping tubuh Sakura yang terlelap dengan pelan

"Kenapa dengannya?" tanya Pangeran Liu ketika Zhang sibuk memandangi wajah Sakura. Sontak saja Zhang tersentak dan beranjak dari tempatnya.

"Hanya tertidur"sahut Zhang datar.

"Oh baringkan saja di dalam keretaku" titah Pangeran Liu dengan tegas karena jujur saja saat melihat Zhang menggendong Sakura hatinya memanas. Zhang mengangguk dan kembali mengangkat tubuh  Sakura untuk memindahkannya ke dalam kereta kuda sang Pangeran.

"Apa yang kau dapatkan?" tanya Pangeran Liu setelah Zhang kembali ke hadapannya.

"Ampun yang Mulia, hamba gagal berburu" sahut Zhang seraya menunduk.

"Apa yang kau lakukan hingga menggagalkan pemburuan??"tanya Pangeran Liu dengan sedikit amarah.

" Hamba.." sahut Zhang tergugu karena ia bingung berucap apa.

"Apa karena Sakura??"tanya Pangeran Liu dengan menelisik. Zhang mengangguk dan kembali menunduk.

"Sekarang kembali pimpin rombongan. Lanjutkan perjalanan sebelum hari semakin gelap" titahnya semberi memandang kesemberang tempat tanpa mau menatap Zhang.

Zhang segera beranjak dari Pangerannya karena panglima muda itu sudah sangat paham akan sikap Pangeran Liu yang jika sedang marah tidak dapat di bantah walaupun itu sedikit. Padahal beberapa waktu lalu bukankah Pangeran Liu ingin menginap sebelum kembali ke istana keesokan harinya. Ah entahlah mungkin saja Pangeran Liu sangat letih hingga ingin segera beristirahat di peraduran lembut dengan balatuan kain-kain satin miliknya.

Dengan langkah tegap Zhang segera pergi untuk kembali melakukan perjalanan mereka tanpa melirik lagi pada Sakura.

***

Samar-samar Sakura dapat melihat bayanga tubuh kokoh yang menghadap padanya dengan bersedekap lalu penglihatannya semakin menjelas ketika kepala mungilnya itu menghantam kayu bagian dari kereta kuda.

"Auuuu..!" pekik Sakura semberi memegangi dahinya yang terbentur.

"Kau tak apa?" tanya Pangeran Liu khawatir seraya melakukan apa yang sedang di lakukan Sakura. Sakura menggeleng pelan lalu menatap kesekitar dengan bingung.

Bukankah tadi ia sedang berada dalam gendongan panglima mesum itu lalu mengapa sekarang ia malah berada di dalam kereta kuda dan bersama Pangeran Liu. Sesaat Sakura segera menjauhi Pangeran Liu ketika mengingat tragedi ciuman itu. Jujur saja Sakura masih sangat malu dengan Pangeran muda ini.

"Kemana panglima Zhang?" tanya Sakura semberi melihat keluar jendela.

"Apa kau tahu tugas seorang panglima?" tanya Pangeran Liu tak suka ketika Sakura mencari-cari sosok panglima muda itu. Sesaat Sakura mengangguk dengan menatap sayu pada Pangeran Liu.

"Perjalanan akan di lanjutkan. Seharusnya ia tahu kedudukannya san tidak lancang untuk mengingkari tugasnya"jelas Pangeran Liu dengan raut masam lantas Sakura bingung dengan ucapan yang menjurus atas kesalahan Zhang.

"Apa yang  ada maksud?"tanya Sakura untuk memperjelas.

"Rupanya kau terlalu lugu untuk memahami ucapanku"sahut Pangeran Liu dengan tersenyum kecut.

Sakura (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang