“Kau gila.” Min Seok melemparkan empat lembar foto itu ke hadapan Myung Soo.
“Kau tidak mau membantuku?”
“Bagaimana caranya? Seharusnya kau menghubungi FBI, bukan aku. Kau benar-benar telah membuang waktuku yang sangat berharga,” kesal Min Seok.
“Aku percaya pada takdir cinta. Mungkin ini pertanda,” ucap Myung Soo.
“Beberapa tahun lalu kau mengucapkan hal yang sama. Kuharap kau tidak lupa dengan apa yang dilakukan gadis itu. Mozart’s Turkish March sebagai penghubung, huh? Menyedihkan sekali kisah cintamu, Myung.”
Ucapan Min Seok membuat Myung Soo terdiam sejenak. menyadari itu, Min Seok lalu memukul bibirnya.
“Mianhe, bukan maksudku membuka luka lama,” ucap Min Seok pelan.
“Lihatlah siapa yang berbicara, kapan terakhir kau punya kekasih? Kau sama mengenaskannya denganku,” balas Myung Soo.
Min Seok terkekeh. “Baiklah, sebagai sesama fakir cinta, aku akan membantumu,” ucap Min Seok mantap.
“Kau ada ide dari mana kita mulai?” tanya Myung Soo
“Tentu saja, gadis ini … hmm, kita namakan saja gadis musim semi, dia ada di beberapa tempat ini sepertinya karena dia sangat menyukai musim semi. Bagaimana kalau kita mulai dari festival? Bukankah masih ada festival yang diadakan sampai awal bulan besok?” Min Seok memberikan idenya.
“Taean Tulip festival,” gumam Myung Soo.
“Ide bagus, Min, otakmu sedang dalam kondisi prima sekarang,” ucap Myung Soo lagi sambil menepuk bahu sahabatnya.
“Yah! Kau meremehkanku. Aku ahli IT, otakku selalu prima,” sewot Min Seok sambil mengetukkan telunjuk ke keningnya.
”Problem solved, sekarang aku mau pergi. Kau mengacaukan rencanaku.” Min Seok berkata lagi, kali ini ia sudah berdiri.
“Kau mau kemana? Aku ikut, kau butuh bantuanku untuk targetmu kali ini?” tanya Myung Soo.
“Ani, aku bisa sendiri,” jawab Min Seok cepat.
“Kau takut dia akan jatuh pada pesonaku?” canda Myung Soo.
“Kau...” Min Seok berpikir sejenak lalu meneruskan kata-katanya, “geurae, pergilah denganku. Aku akan melupakannya kalau ternyata dia tertarik padamu.”
“Kau serius?”
Min Seok mengangguk.
“Kita akan kemana?” tanya Myung Soo sambil mengambil jaket hitamnya dan juga topi yang berwarna senada.
“Itaewon.”
***
So Eun membereskan beberapa barang yang masih tersimpan di dalam kardus. Buku-buku fiksi maupun non fiksi favorit, beberapa compact disc kesayangan dan dua kotak kecil berisi pernak-pernik menjadi barang-barang terakhir yang masih tergeletak dalam kardus. Hari ini dia akan menyelesaikan menata barang-barang dikamarnya.
“So Eunnie, Eomma masuk, ya?”
“Ne, eomma, tidak dikunci.”
“Lihatlah, putri Eomma yang satu ini belum beranjak juga dari kamar. Masih ada yang mau kau bereskan?” tanya sang ibu.
So Eun mengangguk. ”Tinggal sedikit lagi.”
“Bukankah kau mau ke kafe?”
“Tidak hari ini, Eomma”
KAMU SEDANG MEMBACA
Red String of Fate [Completed]
Fanfictionbenang takdir kadang meregang atau menjadi kusut, yang dapat menyebabkan tertundanya pertemuan. tapi ikatan antara mereka tidak akan pernah putus fanfic Kim Myung Soo 💖 Kim So Eun