8. Membuka Luka

457 68 24
                                    

Beragam pertanyaan mengenai So Eun berkeliaran dalam benak Myung Soo. Mulai dari cincin pernikahan hingga kini adik ipar. Myung Soo bertanya-tanya jika memang sudah menikah kenapa So Eun tak bersama suaminya, setidaknya saat mereka mulai bertemu secara tidak sengaja hingga kini So Eun tak tampak seperti wanita yang telah terikat. Belum lagi sikap ibu So Eun yang seperti mendukung saat Myung Soo berniat mengajak So Eun makan siang bersama.

"Apa mungkin Min Seok benar? Yang dikunjunginya di pemakaman adalah makam suaminya?"

Sementara itu, So Eun yang sejak tadi memerhatikan jalanan kini menoleh pada Myung Soo, pria itu fokus menyetir namun pikirannya seperti berkelana.

"Myung Soo-ssi?" butuh dua kali panggilan hingga Myung Soo menjawab, itu pun dengan sedikit terlonjak.

"Ah iya, apa?"

"Tidak ada, kau seperti melamun. Aku takut kau tidak konsentrasi menyetir."

"Maaf."

"Berhati-hatilah, kelalaian sekecil apapun bisa saja berdampak sangat besar."

Myung Soo mengangguk canggung, tiba-tiba wajah So Eun tampak begitu serius. Ia pun berupaya menghalau segala yang berkecamuk dalam pikirannya saat ini agar bisa fokus menjalankan mobil dengan baik.
Akhirnya mereka tiba di tempat tujuan, Myung Soo merasa ingin mencuci mukanya karena itu ia meminta So Eun untuk lebih dulu saja menuju meja.

"Baiklah, nanti menyusul, ya."

"Kau takut aku kabur?"

"Bisa jadi." So Eun tersenyum tipis lalu melangkahkan kakinya menuju meja di mana keluarga Ji Hoon menunggu.

"So Eun." Seorang pria memanggil So Eun seraya mengangkat tangan.

"Ji Hoon." Setengah berlari So Eun menghampiri.

"Halo, apa kabar. Sudah lama sekali," ucap So Eun lalu ia menyapa seorang wanita juga anak kecil yang sedang memandanginya.

"Halo, Ji Won, dan kau pasti Ji Hyun. Baby Hyunnie sudah besar sekarang."

"Eonni, senang bertemu denganmu lagi." Wanita bernama Ji Won itu membentuk gesture ingin memeluk So Eun dan So Eun langsung menyambutnya.

"Aku juga senang bertemu kalian lagi."

"Hyunnie, beri salam pada So Eun Imo."

"Annyeonghaseyo." Dengan sopan Ji Hyun berdiri lalu membungkukkan badannya.

"Anak pintar."

"Tak terasa usianya sudah empat tahun lebih." Ji Hoon tersenyum manis pada putrinya. "Oh ya, kau sendiri saja?"

"Aku bersama seorang teman, dia tadi ke toilet dulu. Tak masalah, 'kan, aku membawa teman?"

"Tentu tidak, kami senang jika kau bisa kembali menjalin hubungan dengan teman-teman."

"Tapi dia bukan teman lama, dia teman yang baru saja kukenal namun entah kenapa aku senang berteman dengannya."

"Apapun itu yang penting kau senang menjalani hidup ini."

"Sedang berusaha."

"Ayahku menceritakan pertemuan kalian, beliau merasa lega telah bicara denganmu." Ji Hoon tak tahu harus memulai bercakap dari mana.

"Aku juga lega namun di sisi lain jika mengingat kondisi ibumu..."

"Jangan cemaskan itu, ibuku masih sulit menerima kenyataan tapi itu bukan salahmu."

"Eonni, mulailah hidup barumu. Kudengar kau pergi ke Italia selama empat tahun, sebegitu ingin berlari dari sini tapi tak ada gunanya terus melarikan diri, bukan?" Ji Won angkat suara.

Red String of Fate [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang