"Pasar sedang lesu, saingan juga semakin banyak. beruntung ayahmu mendapatkan investor. Mereka menginginkan produk yang beda dari biasanya. Tidak hanya menyasar summer house, tapi lebih jauh ingin menembus negara-negara beriklim tropis. Simply-K selama ini memang masih kecil jangkauannya karena Appa dan Eomma kurang berani mengambil langkah lebih besar, terlalu terpaku di zona nyaman."
So Eun mendengarkan kata-kata ibunya meskipun matanya fokus menatap jalanan. Mereka sedang dalam perjalanan menuju perusahaan periklanan pilihan investor baru Simply-K.
"Padahal Eomma bisa," komentar So Eun.
Sang ibu terkekeh. "Tetap saja, Eomma fokus pada produk utama."
Lebih kurang tiga puluh menit perjalanan, akhirnya mereka sampai di depan gedung berkonsep minimalis yang didominasi warna terang sehingga tampak mencolok apalagi gedung di sisi kanan dan kirinya berwarna cukup lembut. Bagian depan berupa kaca transparan besar, di satu sisinya terpampang tulisan Polaris yang terlihat unik dengan pola bintang yang menyusun huruf demi huruf.
Saat memasuki gedung, So Eun dan ibunya disambut dengan warna-warna cerah yang mengisi sudut-sudut ruangan. Tampak meja resepsionis berwarna jingga dipadu hitam di sisi-sisinya. Sofa berwarna senada lengkap dengan meja dan rak unik berisi majalah turut menghiasi ruangan yang berfungsi sebagai front office itu.
"So Eun-ah, kau duduk saja dulu, Eomma akan berbicara pada resepsionis."
So Eun memilih sofa di sebelah rak lalu mengambil sebuah majalah Business Today, dia membuka lembar demi lembar namun tak benar-benar dibacanya. So Eun menghentikan kegiatannya saat sang ibu datang menghampiri.
"Kantornya sangat ceria," ucap sang ibu yang disambut anggukan oleh So Eun. Mata mereka berpendar menikmati interior ruangan yang terlihat memanjakan mata hingga datang seorang pria dengan buku catatan di tangan kirinya menyela keasikan ibu dan anak tersebut.
"Dari Simply-K?" tanya pria itu.
"Oh iya." ibu So Eun yang menjawab.
"Mari ikut saya," ucapnya sopan.
So Eun dan ibunya kemudian berjalan mengikuti pria berkemeja putih dengan garis abu-abu itu. Mereka menelusuri sebuah koridor yang di dua sisinya terdapat kaca besar yang ternyata merupakan ruangan kerja. Tampak pegawai yang sibuk di depan layar komputer. Di ujung koridor terhampar sebuah ruangan cukup luas dengan suasana cozy layaknya kafe tapi orang-orang disitu pun sama seperti ruangan sebelumnya, sibuk dengan pekerjaan masing-masing.
Tampak di sudut ruangan sebuah meja persegi dengan ukuran cukup untuk delapan orang, di depannya terdapat layar touch screen. Di sisi yang lain nampak dinding putih besar bertulis creative wall, di sana terdapat beragam tempelan mulai dari gambar-gambar yang sangat eye catchy sampai tulisan-tulisan yang sebenarnya tidak bisa terbaca dengan jelas dari tempat So Eun berdiri.
Pria itu membawa So Eun dan ibunya berbelok ke sebelah kiri, dan menaiki tangga menuju satu ruangan yang pintunya terbuka setengah. So Eun dan ibunya mengikuti pria itu masuk ke ruangan tersebut.
"Daepyonim," ucap pria itu.
Seorang pria yang sedang duduk membaca sebuah dokumen mengangkat kepalanya dan So Eun pun terkejut.
"So Eun-ssi."
"Myung Soo-ssi?"
***
"Kenapa aku tidak meminta nomor ponselnya waktu itu? Siang nanti kalau aku kesana, apakah dia ada? Tapi kalaupun ada, aku mau apa? Terkesan agresif pula. Tapi aku ingin melihatnya"
KAMU SEDANG MEMBACA
Red String of Fate [Completed]
Fanfictionbenang takdir kadang meregang atau menjadi kusut, yang dapat menyebabkan tertundanya pertemuan. tapi ikatan antara mereka tidak akan pernah putus fanfic Kim Myung Soo 💖 Kim So Eun