So Eun tidak mau membuat kacau dapur kesayangan adiknya oleh karena itu dia memilih untuk membantu Hara saja melayani para pengunjung. Hara sangat senang bisa bertemu So Eun yang sudah lama tak dilihatnya. Sebenarnya Hara tinggal di lingkungan perumahan yang sama dengan kata lain mereka adalah tetangga. Usia Hara lebih muda dari So Eun maupun Go Eun dan dia masih menempuh pendidikan di universitas. Keberadaannya di Chocolicious adalah sebagai pekerja paruh waktu. Saat Go Eun memulai usahanya ini, Hara sudah mengajukan diri untuk ikut membantu. Go Eun menyanggupi selama itu tidak mengganggu aktivitas utamanya yaitu belajar.
Dua tahun terakhir, Chocolicious semakin dikenal terutama di kalangan anak muda. Kafe ini menjadi pilihan untuk sejenak rehat dari rutinitas. Bahkan ada yang sengaja datang untuk mencari inspirasi. Keberadaan mini bar yang baru ada setahun ini menambah kuota pengunjung. Go Eun bekerja sama dengan temannya yang merupakan seorang barista.
"Go Eun, apa kau yakin mau ikut denganku? Ini sudah mau makan siang, tidak apa-apa kau tinggalkan kafe?" Tanya So Eun.
"Gwenchana, Eonni, urusan dapur ada asistenku, lagipula aku sudah menyiapkan semua. Tak masalah jika kutinggalkan satu atau dua jam. Urusan lain bisa diurus Hara, Ji Eun dan Junsu," jawab Go Eun. "Dan kafeku tak ada rush hour walaupun jam makan siang." tambahnya lagi sambil terkekeh.
"Geurae, kalau begitu kita pergi," ajak So Eun.
"Langsung ke museum?" tanya Go Eun.
"Ani, aku berencana ke museum untuk bertemu temanku, jadi intinya bukan museum melainkan pertemuan. Dia mengirim pesan kita akan makan siang bersama," jawab So Eun.
Mereka pun berjalan menuju parkiran.
"Eonni, kau mau menyetir? Aku lelah."
"Baiklah, kemarikan kuncinya."
-dalam perjalanan-
"Kita akan makan dimana?" tanya Go Eun.
"Primavera," jawab So Eun singkat
"Oh, tipikal chaebol," timpal Go Eun.
So Eun terkekeh. Temanku berasal dari keluarga biasa, dan sampai sekarang masih merasa tidak nyaman dengan segala kemewahan tapi kali ini pilihan restoran dilakukan oleh suaminya, dia bilang suaminya sudah membuat janji makan siang dengan temannya disana," jelas So Eun.
"Ramai sekali makan siangnya."
"Tidak apa-apa, 'kan? Aku sudah terlanjur ingin bertemu mereka." So Eun sedikit cemas.
"Tak apa, aku bukan seorang yang pemalu. Lagipula aku senang Eonni bertemu dengan teman-temanmu, semoga itu jadi penyemangat," jawab Go Eun.
"Oh ya, restoran itu apa tetap buka selain musim semi?"
So Eun tertawa kecil. "Tentu saja, kalau kau ingin tahu kenapa namanya primavera, tanyakan langsung pada pemiliknya."
Go Eun terkekeh.
Selesai memakirkan mobil, So Eun tidak langsung turun melainkan melakukan panggilan telepon.
"Ga Eul, aku sudah di depan restoran. Apa kau sudah sampai?"
"Arasso." So Eun mengakhiri percakapan.
"Go Eun-ah, kaja, mereka sudah di dalam," ajak So Eun.
Kedua kakak beradik itu melangkah ke dalam restoran, mereka disambut dengan sopan oleh seorang pria muda bermata sipit dengan rambut berombak berwarna sedikit kecoklatan, nampaknya berusia di pertengahan dua puluh.
"Kenapa bukan orang Italia?" bisik Go Eun sambil tersenyum.
So Eun mendelik. Adiknya selalu saja bercanda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Red String of Fate [Completed]
Fanfictionbenang takdir kadang meregang atau menjadi kusut, yang dapat menyebabkan tertundanya pertemuan. tapi ikatan antara mereka tidak akan pernah putus fanfic Kim Myung Soo 💖 Kim So Eun