"Ini cheesecake, bukan? dan yang ini apa?" komentar So Eun saat adiknya datang menyajikan sesuatu.
"Ini strawberry cheesecake, cobalah, rasa strawberry-nya sangat segar lalu dipadu dengan keju gurih yang meleleh serta manisnya coklat putih. Ah, kalau yang ini aku namakan chocolava, coklat panas ini dituangkan ke gelas berisi sponge cake dan cream yang ditutupi coklat tipis. Dan ini minumannya aku buat dua, matcha latte serta original matcha jika Eonnie merasa makanannya terlalu manis," jelas Go Eun.
"Aku dengar coklat bagus sebagai mood booster."
"Oleh karena itu, Eonni sangat tepat datang kemari."
"Kau tahu betul mood-ku saat ini."
Go Eun terkekeh. "Makanlah dulu, nanti kalau kau ingin bercerita, aku siap."
So Eun lalu mulai mencicipi cake buatan adiknya itu.
"Mianhae, Go Eun-ah."
"Eh?"
"Aku tidak membantumu sama sekali, melihat tempat ini satu sisiku merasa bersalah namun disisi lain aku merasa sangat bangga padamu," ucap So Eun.
"Kau bahkan benar-benar menambahkan mini bar lengkap dengan baristanya, semoga usahamu selalu lancar," tambah So Eun.
"Eonni, kau motivasi terbesarku. Yang penting saat ini kita bisa melewati semuanya dan hidup dengan baik," balas Go Eun.
"Oh ya, bagaimana mereka?" Go Eun menanyakan perihal pertemuan So Eun dengan keluarga Lee.
"Aku hanya bertemu Abeonim saja," jawab So Eun lemah.
"Benarkah? Tapi kenapa? Bukankah seharusnya kau bertemu mereka semua?" heran Go Eun.
"Sepertinya, Eommonim belum siap bertemu denganku."
"Bagaimana keadaannya?" tanya Go Eun lagi.
"Abeonim bilang sudah membaik, jika dia tetap histeris saat melihatku maka aku tak akan bisa memaafkan diriku."
"Andwae. Eonni tak boleh berbicara seperti itu. Kau tidak bersalah, kau juga terluka. Kondisinya seperti itu karena pilihannya sendiri, dia memilih untuk menolak kenyataan." Go Eun sedikit emosi.
"Sssst, kurasa chocolava ini kau saja yang makan." So Eun menggeser jar berisi sponge cake itu ke hadapan adiknya.
"Eonni, bersikap optimislah."
So Eun tersenyum lemah. "Abeonim mengatakan kalau dia melepaskan semua ikatanku dengan keluarga Lee, aku diminta untuk membuka lembaran hidup yang baru."
Mata Go Eun membulat. "Jinjja? Tuan Lee memang bijaksana, kutebak dia pasti meminta maaf padamu?"
So Eun mengangguk.
"Eonni, ini hanya soal waktu. Mungkin sekarang waktu yang tepat bagimu untuk memulai kembali."
"Tapi Go Eun-ah, Eommonim..."
"Eonni, jangan biarkan itu menjadi penghalang. Kau harus ingat kalau kau juga korban." Go Eun bersikeras.
"Bagaimana bisa? Aku tak akan bisa bahagia jika Eommonim seperti itu. Lagi pula aku takut. Aku hanya membawa petaka." So Eun mulai terisak.
Go Eun menggelengkan kepalanya, sungguh kakaknya terkadang bisa menjadi keras kepala.
"Eonni, kali ini bisakah kau pikirkan kebahagiaanmu? Kebahagiaanmu menjadi sumber bahagiaku juga Eomma dan Appa. Dan kau bukan pembawa petaka." Mata Go Eun pun mulai basah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Red String of Fate [Completed]
Fanfictionbenang takdir kadang meregang atau menjadi kusut, yang dapat menyebabkan tertundanya pertemuan. tapi ikatan antara mereka tidak akan pernah putus fanfic Kim Myung Soo 💖 Kim So Eun