Tujuh Belas ( End )

908 26 2
                                    

Sudah tiga bulan sejak kejadian itu. Kini hubungan ku dengan devan semakin membaik, tidak ada lagi hal yang harus kuragukan pada dirinya. Suami tampan iblisku. Ku perhatikan wajah tidurnya. Sungguh damai fikirku. Pantas saja devan banyak digilai wanita. Dia memang sempurna.

Sudah puas memuji ketampanan ku? Suara dingin dan seksi itu menyadarkan lamunan ku.

Kau GR sekali. Aku hanya melihat mu saja. Tidak ada niat memuji nya. Jawabku berbohong.

Sudah pintar berbohong.  Ejeknya sinis

Oke aku kalah.jawabku pasrah.

*******

Semua keluargaku sudah berkumpul plus rully. Dia kan juga keluargaku

Alhamdulillah buk, skripsi rendy udah di accept, tinggal nunggu sidang aja dan langsung bisa kerja di perusahaan kak devan. Jelas rendy antusias

Alhamdulillah. Jawab kami serempak..

Wah kebetulan nih ibuk masa cumi asam manis, daging empak balado, dan soto ayam untuk merayakan keberhasilan rendy. Jelas ibuku riang.

Kami semua senang mendengar rendy yang akan lulus, terima kasih juga pada dirimu tasya, kau masih setia mendampingi rendy yang masih punya penghasilan sedikit sejak magang di perusahaan devan.

Tiba tiba..

Uugghh.... Uek..uekkk...

Ada apa? Tanya kami khawatir..

Dengan senyuman senangnya rendy menjelaskan.

" tasya hamil buk, kak, tante. Sudah jalan satu bulan lebih..

Heh?? Teriak kami bersamaan!

Asyik. Bentar lagi punya temen main nih. Seru rully girang

Masih tujuh bulannan lagi. Jadi kau harus menunggu waktu itu rully. Jelas tasya pada rully.

Hari ini semuanya senang. Aku memandang tasya sendu. Aku bahkan belum hamil kataku dalam hati.

Devan yang menyadari ku termenung menatap tasya menggenggam erat tangan ku seraya berbisik " sebentar lagi kita juga akan punya " dia tersenyum manis. Membuatku semakin semangat.

******

Malam Hari nya..

Aku duduk termenung di ayunan belakang rumah ibuku seraya menatap bintang dilangit, mataku tak henti hentinya terpesona dengan keindahan langit malam seperti ini.

Masih tertekan?
Suara dingin nan seksi itu membuyarkan kekagumanku.

Tidak. Balasku cepat.

Sedang apa? Tanya nya lagi.

Menatap keindahan. Balasku polos.

Sekarang devan sudah duduk disamping ku seraya menatap langit juga.

Sangat indah. Gumam nya..

Memang benar. Balasku.

Sudah jam satu malam. Tidak takut sendirian?

Kan ada kau sekarang? Balasku tertawa

Olivia. Aku harap kita akan selalu seperti ini. Menatap bintang bersamaan setiap malam. Serunya tulus.

PERJANJIAN CEO ( Completed )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang