Sup Ayam Jagung

40 2 0
                                    

"awalnya aku memang tidak mau tahu, namun tanpa kusadari rasa penasaran itu membawaku ingin lebih tahu"



Sepanjang mata kuliah berlangsung, Elysia tidak bisa memahami apa yang diterangkan

dosen saat itu. Dipikirannya dipenuhi tanda tanya mengenai pengirim album foto itu. Entah siapa
yang mengirimkan album fotonya itu. Namun bisa dipastikan bahwa ia mengenal betul keluarga Elysia.

Akan tetapi, kenapa album itu dikirimkan pada Qyu ? Elysia dan Qyu tidak pernah saling
mengenal sebelumnya, saling menyapa pun tidak. Kemarin adalah pertama kalinya mereka
bertatap muka dan mengobrol.

Seperti berjalan dalam labirin, itulah kehidupan yang Elysia jalani sejak ia terbangun dari
koma. 300 hari bukanlah hari yang panjang, ia selalu cemas karena waktu yang ia miliki
berkurang setiap harinya. Ia tidak ingin kehidupannya terenggut.

Namun ia tidak tahu kemana
jalan yang harus ia tempuh, kepada siapa ia harus bertanya, dan kesalahan macam apa yang
harus ia perbaiki ?

Memikirkan hal - hal itu pun juga membuatnya tidak nafsu makan. Ia hanya memainkan spaghetti bolougnes dihadapannya dengan garpu tanpa memakannya.

"kau kenapa?" tanya Sena yang duduk didepannya

"tidak apa-apa"

Sena menghela nafasnya lalu memberikan tomat ceri kesukaan Elysia diatas spaghetti
Elysia, "aku merasa kau menyembunyikan sesuatu dariku"

Elysia tahu maksud perkataan Sena. Satu - satunya hal yang tidak bisa Elysia jelaskan
adalah tentang perjanjiannya dengan malaikat maut.

Ia masih mengingat jelas saat itu ketika ia hampir menceritakan tentang pertemuannya
dengan sang malaikat maut kepada ibunya. Tiba - tiba saja malaikat maut itu muncul dibelakang
ibunya dan memperingatkannya untuk tidak memberitahu ibunya atau dirinya akan mati saat itu
juga.

"kau bukan lagi bagian dari dunia hidup atau dunia akhirat. Kehidupanmu berada
diantara keduanya. Kau tidak bisa melibatkan seseorang dari dunia hidup dalam hal ini, atau
kematian akan menjemputmu kembali dan arwahmu tidak akan pernah diterima di akhirat untuk
menentukan jalan surga atau neraka kelak"

Elysia sebelumnya tidak pernah percaya apa itu surga atau neraka. Ia hanya percaya bahwa semua orang akan bereinkarnasi setelah meninggal nanti. Ia tidak percaya bahwa apa
yang dilakukannya didunia akan ditimbang diakhirat.

Elysia memutuskan untuk menemui Qyu. Entah bagaimanapun ia harus tahu siapa pengirim album foto itu. Lagi. Elysia mencari Qyu di gedung fakultasnya namun tidak menemukan Qyu.

"Elysia"

Elysia menoleh. Itu adalah kak Harry.

"sedang apa disini?"

Kak Harry adalah tetangganya, ia adalah mahasiswa jurusan kimia juga, sama seperti Qyu, namun ia dua tahun lebih tua dari kami.

"mencari Qyu"

"Qyu?" ia berpikir sejenak, "ah, sang idola"

Tidak heran kenapa kak Harry memanggilnya begitu. Sejak tahun pertama kami, Qyu memang sudah banyak menarik perhatian, dan dinobatkan sebagai mahasiswa terpopuler di kampus.

"kenapa mencarinya?"

"ada yang ingin kutanyakan padanya"

"kalian pacaran?"

Elysia langsung menyilangkan tangannya, "tidak"

Harry tertawa, "aku bercanda. Aku akan pergi ke rumah temanku, kebetulan rumahnya bersebelahan dengan Qyu. Kau mau ikut?"

"benarkah?"

Harry mengangguk

"terima kasih, kak"


****

Harry benar - benar mengantar Elysia sampai didepan sebuah rumah berwarna mocca.

"itu rumahnya"

"terima kasih sudah mengantarku"

Harry mengangguk dan segera meninggalkan Elysia dan berjalan memasuki rumah temannya yang terletak tepat disebelah rumah Qyu.

Elysia memberanikan dirinya menekan bel rumah Qyu, namun setelah beberapa kali ia menekannya tak ada orang dirumahnya,membuat Elysia frustasi sendiri.
Ia pun hanya duduk ditangga kecil depan rumah Qyu dan bersandar pada dinding.

Hampir 2 jam Elysia menunggu namun tidak ada siapapun yang datang atau kelar dari rumah itu. Apa kedua orang tua Qyu bekerja ? Apa Qyu ternyata masih ada di kampus? Beberapa pertanyaan mulai bermunculan dibenaknya. Ia melihat jam ditangannya, sudah menunjukkan pukul setengah 6 sore. Ini sudah petang, dan dia masih didepan rumah Qyu.

Elysia pun bangkit dan menekan bel sekali lagi, masih tak ada jawaban. Ia menghela nafas kesal, dan masih berdiri ditempat yang sama. Tapi tiba - tiba terdengar suara kunci pintu terbuka. Dan betapa terkejutnya Elysia melihat sosok didepannya. Qyu.

"kk-kau ada didalam daritadi?" tanya Elysia masih dengan wajah shocknya

"kenapa kau melibatkanku sejauh ini?"

"kenapa kau bicara seperti itu? Kau tahu kata - katamu keterlaluan. Lagipula aku datang hanya ingin bertanya sesuatu"

"apa?"

Elysia terlalu kesal untuk mengatakannya padanya. Ia tak menyangka Qyu adalah orang yang sedingin ini. Ia memang pernah mendengar dari teman - temannya bahwa Qyu adalah orang yang sulit didekati. Namun ia tak menyangka bahwa sikapnya semenyebalkan ini.

"masakanku bisa gosong kalau begini" rancau Qyu dan malah berjalan masuk ke rumahnya lagi tanpa menutup pintunya.

Elysia reflek mengejar Qyu namun ia sempat berhenti ketika mengambil beberapa langkah. Ia ragu untuk memasuki rumah Qyu begitu saja. Namun akhirnya ia memasukinya juga.

Tercium aroma harum masakan begitu ia memasuki rumah Qyu. Elysia mengikuti Qyu yang berjalan kearah dapur. Elysia memperhatikan punggung Qyu dari belakang yang kini tengah sibuk mengaduk masakannya. Elyssia mendekati Qyu dan melihat Qyu tengah membuat sup ayam jagung.

Entah kenapa senyumnya mengembang menghirup aroma sup ayam jagung itu.

Itu masakan kesukaanku, batin Elysia

"ini masakan kesukaanmu, bukan?" tanya Qyu tiba - tiba

Elysia mengangguk senang namun beberapa saat kemudian ia terdiam. Perasaan janggal mulai menyelimutinya. Bagaimana Qyu bisa tahu ?

Lagi... sebuah teka - teki baru untuk Elysia... Dan itu adalah, siapa Qyu sebenarnya ?

RUNAWAY FROM HEAVEN (300 DAYS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang