MOBIL MERAH JULIE

31 2 3
                                    

"apa arti merah bagimu? Keberanian? -Bukan, itu adalah awal ketakutanku -jawabmu"

Ada yang berbeda dalam hari - hari Elysia sekarang. Entah kenapa ia jadi lebih sering memperhatikan Qyu dari yang sebelumnya. Mungkin setelah mengetahui Qyu pernah mengalami self-harassment, ia jadi sedikit khawatir dengan Qyu. Terlebih lagi Qyu bukanlah orang yang mudah mengutarakan perasaannya.

Setiap mereka berpapasan di kampus, keduanya akan saling bertukar senyum. Tentu saja setelah melihat hal itu Sena yang selalu berjalan dengan Elysia akan ribut dengan ocehannya. Karena menurut pengetahuan Sena, Qyu tidak pernah menanggapi perempuan - perempuan yang mendekatinya. Ia merasa Elysia cukup beruntung karena bisa dekat dengan Qyu.

Namun sudah tiga hari Elysia tidak melihat Qyu dikampus. Ia sempat menanyakan pada Dean yang merupakan teman Qyu. Tapi Dean bilang Qyu sedang sakit flu saat kemarin ia ke rumahnya. Hari ini mungkin Qyu masih merasa tidak enak badan makanya ia masih tidak masuk. Mendengar hal itu Elysia benar - benar jadi khawatir, ia takut Qyu bukanlah terserang flu namun sedang menyakiti dirinya sendiri.

Dan disinilah Elysia, berdiri didepan pintu rumah Qyu sembari memilin ujung bajunya karena tidak ada yang membukakan pintu rumahnya sama sekali setelah ia berkali - kali menekan bel. Ia memegang knop pintu rumahnya seraya memastikan pintu itu tidak terkunci. Ia juga memanggil - manggil nama Qyu dari luar namun tetap tidak ada jawaban.

Elysia mengambil handphonenya seraya mencari kontak Qyu, namun tersadar bahwa ia tidak pernah meminta kontak QyU, "bodoh" rutuknya pada diri sendiri

Elysia pun melemah, ia berjalan lunglai keluar dari pekarangan rumah Qyu. Ia mengingat restoran yang didatanginya bersama Qyu, dan ia pun memutuskan kesana , ia berharap bisa mendapatkan informasi tentang Qyu disana.

Suara lonceng langsung berbunyi begitu Elysia membuka pintu keluar - masuk restoran itu. Suasana restoran itu tidak seramai seperti terakhir kali ia datang kesana. Elysia melihat orang - orang disekitarnya namun tidak ada wajah yang ia kenali. Bahkan perempuan bernama Helena yang ia kira ada direstoran itu pun tidak ada.

Elysia pun menghela nafasnya, ia menuju kasir dan memesan menu yang sama seperti terakhir kali ia pesan saat datang bersama Qyu, namun berbeda dengan sebelumnya, ia menikmati makanannya dirumah nanti.

"kau yang datang bersama Qyu tempo hari kan?"

Elysia tersenyum tipis

Kasir itu juga tak menanyakan apa - apa lagi, ia hanya tersenyum lalu segera memberikan pesanan Elysia tak lama setelah siap.

Elysia tidak langsung mengambil rute ke arah rumahnya, tapi ia lebih memilih memperpanjang rutenya dengan pergi ke rumah Qyu lagi. Ia hanya ingin memastikan sekali lagi bahwa Qyu benar - benar tidak ada disana.

"Elysia"

Suara bass yang cukup Elysia kenal itu berasal dari Dean yang mengendarai sepeda kearahnya.

"habis menjenguk Qyu?"

Elysia menggeleng, "dia tidak ada"

Dean memandangi rumah Qyu yang terlihat sepi dan tidak ada kehidupan dari luar. Ia mendecak lalu melihat Elysia didepannya, "kurasa dia ke rumah bibinya"

Elysia mengernyit, "bibinya?"

"rumah bibinya berada satu blok dari sini. Kau bisa kesana. Akan kuberitahu alamatnya"

Elysia mengangguk

"ini" Dean memberikan handphonenya pada Elysia
Elysia melihat alamat yang tertera dilayar ponselnya, kemudian segera simpannya.

RUNAWAY FROM HEAVEN (300 DAYS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang