"malam memiliki bulan untuk meneranginya, seperti aku yang memiliki dirimu yang menerangi malamku"
Elysia masih tak sadarkan diri, kini bukan Qyu yang terbaring diatas tempat tidur pasien namun Elysialah yang berada disana.
"kau masih tidak mau menceritakan semuanya?" tanya Sena dengan tatapan menuntut kearah Qyu
Qyu langsung membuang tatapannya, enggan membalas tatapan Sena yang tengah mengintimidasinya
Sena mendengus kesal, "kenapa dari sekian banyak orang, dia harus berurusan dengan manusia es sepertimu?!"
Dean dan Billy hanya terkekeh tanpa suara.
"akh.." Suara rintihan pelan Elysia membuat semua mata tertuju padanya. Ia mulai tersadar.
"kau sudah sadar?" tanya Sena yang langsung menghamburkan tatapan lega
Elysia mengangguk pelan, namun matanya menatap lekat Qyu yang berdiri tak jauh darinya.
Elysia berusaha mendudukan dirinya dibantu oleh Sena.
"aku harus pulang sekarang" kata Elysia lalu segera beranjak dari tempat tidur
Sena dengan sigap membantu Elysia berjalan.
Elysia terus berjalan tanpa menoleh sedikit pun pada Qyu yang berdiri tak jauh darinya.
Elysia mengurungkan dirinya dikamar setelah Sena mengantarnya. Sena bahkan tidak berhasil membujuk Elysia untuk menceritakan apa yang sebenarnya terjadi. Elysia langsung membalut tubuhnya dengan selimut dan memejamkan matanya. Akhirnya Sena pun menyerah dan memberikan waktu untuk Elysia sendiri.
Elysia tertidur hingga lewat jam makan malam, panggilan ibunya untuk makan malam Bersama pun tak didengarnya. Ibunya memang sempat melmbangunkan anak tunggalnya itu namun disambut oleh keengganan Elysia. Elysia memilih melanjutkan tidurnya lagi.
Hingga ia mulai terbangun ditengah malam, entah karena ia sudah terlalu lelah untuk tidur, ia hanya menatap bayangan - bayangan yang terpantul didinding. Tatapannya kosong namun pikiran penuh. Elysia kemudian beranjak dari tempat tidurnya. Ia mengambil album foto dari pengirim misterius itu dari laci meja belajarnya. Ia membukanya.
Elysia tergenun menatap satu persatu fotonya dalam album itu. Lalu ia melihat kalender yang kini telah berganti bulan. Sudah dua bulan sejak ia sadar. Ia masih tidak mengerti apa kesalahan yang harus ia perbaiki. Elysia hanya menghela nafasnya panjang lalu menenggelamkan kepalanya diatas tangannya.
"tok.. tok.."
Sebuah ketukan dari jendela kamar mengjutkan Elysia.
Apa lagi sekarang?, batn Elysia
"tok.. tok.."
Elysia mengambil tongkat baseball didekat meja belajarnya, lalu berjalan pelan dengan tatapan ngeri kearah jendela kamarnya. Langkah Elysia semakin dekat, ia melihat bayangan seseorang di jendela kamarnya.
"tok..tok.."
Si pemilik bayangan itu menoleh, tatapannya bertemu dengan tatapan Elysia. Elysia menjatuhkan tongkat baseballnya lemas. Ia menghampiri jendela kamarnya dan membuka jendela itu. Qyu tengah berdiri disana.
"apa yang kau lakukan?"
Qyu tak menjawab namun ia segera memasuki kamar Elysia dan menutup jendela itu kembali
"kenapa kau kesini?"
"bertemu denganmu"
Jawaban singkat dan benar itu bukanlah jawaban yang dimau Elysia
KAMU SEDANG MEMBACA
RUNAWAY FROM HEAVEN (300 DAYS)
FantasíaElysia, si gadis polos yang harus mencari tahu dalang dibalik teror yang menghantuinya setelah ia terbangun dari koma. Hanya ada satu saksi yang melihat kecelakaannya sebelum ia koma. Pemuda itu bernama Qyu, seorang pemuda yang kelewat dingin, dan s...