Nah Loh, Ketahuan...!

3.6K 265 1
                                    

Belakangan ini aku agak curiga sama Jordie. Bukan karena aku dan dia saling tidak bertegur sapa. Tapi kok aku secara gak sengaja sering ngeliat dia jalan bareng sama penghuni apartemen lain. Cowok loh ya, yang pastinya.

Waktu aku lagi sama Kak Kenny di kolam renang misalnya, aku lihat dia lagi jalan berdua sama cowok yang aku perkirakan seumuran sama Kak Kenny -- menuju ke dalam bangunan apartemen. Nah, pas aku udahan dan lagi mau buka pintu apartemenku, aku lihat cowok itu keluar dari apartemennya Jordie.

Saat kutanya siapa mereka itu, Jordie cuma ketawa cengengesan aja. Tapi aku yakin, dia pasti habis ngesex sama cowok-cowok tadi!

"Mikirin apa kamu?" Kak Kenny lagi-lagi membelai kepalaku. "Jangan bilang kamu lagi mikirin Arga."

Kak Arga, memang sudah hampir sebulanan ini aku gak pernah lihat dia lagi. Aku berharap sekali saja ketemu secara tidak sengaja. Memastikan kalau dia dalam keadaan baik-baik aja.

"Udah malem, Dir. Aku balik dulu."

"Sebentar lagi ya, Kak. Please.."

Kak Kenny malah menyorongkan smartwatchnya pada wajahku. "Ini sudah 'sebentar' yang ke-20 kalinya, Dira. Dan sekarang itu udah jam 23.45."

Aku pun terpaksa mengangkat kepalaku dari atas pahanya. "Aku anter ya?"

"Dilarang pun, pasti kamu tetap akan ikut."

Aku terkekeh. Sebagai rasa terima kasihku karena dia mau berlama-lama main denganku di kamar, maka akupun membalasnya dengan mengantarnya.

"Cium dong.."

"Ini kan lift, Kak!"

"Lupa. Hhehe.."

Aku menempel pada tubuhnya. Seolah tak mau berada jauh darinya.

"Katanya mau nginep, kapan?" Kak Kenny merangkulku dari belakang. Hembusan nafasnya membuat bulu kudukku berdiri.

"Enggak ah. Nanti aku diapa-apain lagi."

"Gak diapa-apain kok. Suer."

"Bohong!"

"Sedikit doang deh. Gak sampai dalem. Gak sakit kok..."

"Ihh, Kak Kenny mesum!!"

Ting!

Pintu lift sudah terbuka. Kak Kenny kini berlutut memunggungiku.

"Ayo naik. Katanya mau digendong.."

"Aku berat loh.."

"Tapi masih beratan rasa cintaku sama kamu, Dira.."

"Gombal!"

Aku pun naik kepunggungnya. Lumayanlah jarak dari lift menuju apartemennya yang ada diujung lorong.

"Berat kan?"

Kak Kenny menoleh padaku. Mau tak mau bibirku menyentuh pipinya yang mulus itu.

"Sengaja. Biar bisa lama-lamain."

"Kalo gitu, kenapa tadi gak lewat tangga darurat aja?"

"Boleh, yuk.."

"Jangan gila! Udah malem tau! Serem..!"

"Aku mau ngeliat kamarnya Den Dira dulu. Aku jadi cemas sejak dia berhubungan sama ---"

Deg...!

Aku menatap pria bertopi hitam itu. Dan begitupun sebaliknya. Mata kami bertemu sejenak. Hening pun kurasakan. Mencekam dan dingin.

Kuulurkan tanganku. Dan kulepas topi hitam yang menutupi sebagian wajahnya itu.

A PromiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang