Rival

3.2K 244 6
                                    

"Kok tumben, pangeran lo belom dateng?" Bisik Jordie.

Aku cuma mengangkat bahu. Sebelum berangkat ke kampus pun tadi aku mengetuk pintu apartemennya. Dan tidak ada jawaban dari dalam. Aku lihat di parkiran pun mobilnya gak ada.

Brrrmmm...

"Loh-loh, bukannya itu mobil Kak Kenny?"

Memang iya. Karena aku sendiri hafal pelat nomer mobilnya itu. Tapi yang bikin aku bingung dan gak mengerti adalah, kenapa ia malah jalan terus?

Din-Din..

SUV putih berhenti persis di depan halte kampus. Saat kaca jendelanya terbuka, aku mendapati Kak Rengga yang tengah melambai dari balik kemudinya.

Jordie pun langsung menarik tanganku. Dia duduk di depan. Sementata aku di belakang.

"Tadi gue ngeliat --"

"Gak usah dilanjut." Kak Rengga memotong kalimat Jordie. "Gimana Dir, udah mendingan?"

"Udah lah, Kak. Orang dia cuma demam biasa."

"Lo gak cerita apa-apakan?"

"Gue berani sumpah!"

"Cerita apa, Jord?" Aku bersuara juga.

"Gak penting kok. Hheeehee.."

"Jord!"

Jordie menoleh padaku. Senyumnya pun palsu dan kikuk sekali.

"Jordie!"

"Oke-oke!"

"Jord, please!" Kak Rengga meraih tangan Jordie dan menggenggamnya. Oke. Itu jelas membuat dahiku mengerenyit.

"Gue sama Kak Rengga udah jadian! Puas?!!"

DUOOONGGG...!!

Kepalaku rasanya seperti dipukul alat pemukul gong. Berdengung panjang. Membuatku mual dan keleyengan.

"Kita jadian kemaren, Dir. Waktu lagi ngunjungin korban bencana.."

'Pfftthh..'

Dan seketika tawaku meledak. Membayangkan apa yang dilakukan kedua orang itu sebenarnya.

"Gak lucu, Dira!"

"Kan gue bilang juga apa.." Kak Rengga pun kelihatan malu sekali.

"Kak Rengga gak nyesel jadian sama manusia model gini?!"

"Sejujurnya nih ya, Dir -- kalau gak ada Kenny sama Arga, pasti lo udah gue deketin."

Kulirik ekspresi wajah Jordie yang keki.

"Tapi gue sadar diri. Gak bakal bisa bersaing sama 2 top bintang kampus."

"Ohh, jadi yang kemaren itu cuma boongan?! Sialan lo! Tau gitu, gue ogah nyepong lo!"

Suasana hening seketika. Aku tahu kalau sepong menyepong itu adalah hobinya Jordie. Tapi untuk masalah yang satu ini -- aku gak berani komentar.

"Kalo gue gak serius, ngapain gue sampe buang uang demi cincin kita ini, huh?!!"

Dan aku semakin syok mendengarnya. Kak Rengga menembak Jordie, dan langsung mempersembahkan sepasang cincin couple yang mahal itu?

Lalu apa kabarnya dengan si manusia itu...?!

"Gue minta maaf, Kak.."

"Jord, kan lo bisa ngomong baik-baik. Gak usah pake emosi kayak gitu."

"Iya, maaf.." Jordie pun menoleh. Lalu detik berikutnya ia mencium pipi Kak Rengga.

A PromiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang