01▪Comfortable place

23 3 0
                                    

"Bagaimana?"-ucap lelaki yang sedang berlutut di depan seorang perempuan mudah berjilbab biru

"Maaf akan tetapi hatiku belum mampu menerimamu"

"Kalau begitu akan kutunggu hingga hatimu mampu menerimaku"

"Silahkan jika kau mampu menunggu saja!"

"Tidak ada kata mundur dalam kamus seorang ahmad albar"

"Aku tunggu!"-gadis itu tersenyum manis memandang laki laki yang sedang memperjuangkan hatinya

03:00am.

Mata itu terbuka perlahan namun tak sekalipun mata itu mengedip hingga setetes air jatuh membasahi pipinya merembet hingga jatuh membasahi bantal yang sedang di tidurinya.

"120 hari"-ucapnya lirih

"Kapan? berapa lama ?" -gadis itu tersenyum pedih memandang sebuah foto yang tergantung di sudut kamarnya.

"Kau bilang akan berjuang"-gadis itu beranjak dari kasurnya berjalan perlahan meghampiri balkon menembus dinginnya udara.

Gadis itu memandang kedepan sambil menghirup udara dalam dalam . dia tidak mengelak bahwa dia sangat merindukan pria itu pria yang tiba tiba mundur mempertaruhkannya.

"Hikma!"-gadis itu membalikkan badannyaa merasa terpanggil.

"Bunda"-gadis yang dipanggil hikma itupun tersenyum melihat wanita paruh baya yang sedang menatapnya lembut.

"Ada apa? Apa ada masalah?"-hikma menggeleng pelan menjawab pertanyaan bundanya.

"Aku hanya terbangun dan mata ini sudah tak mau tertutup lagi"-wanita paruh baya itu menghela napasnya pelan.

"Baiklah bunda tinggal dulu bunda ingin memasak"

"Sepagi ini?"

"Bunda ada pekerjaan kantor yang belum bunda selesaikan dan hari ini harus dipresentasikan jadi bunda ingin menyelesaikannya cepat"-hikma hanya mengangguk mengiyakan ucapan bundanya.

Setidaknya dia bersyukur masih memiliki bunda yang masih memperhatikannya walaupun sedang sibuk sibuknya, semenjak bundanya pisah dengan sang ayah dia yang memilih ikut mamanya tinggal di indonesia hanya tinggal berempat bersama bi inah dan mang adam di rumah yang sangat besar ini.

Hikma pov

Oppaya~~

Hikma segera berlari mendengar hapenya yang berbunyi itu tandanya ada pesan wa yang masuk.

Es doger🍨

Gusni: piuu~~~
Gusni: gaess piu piu

Uchaa: ngalay !! Squad

Gusni: para pens yang sedang bergonggong

Uchaa: para kucing yang sedang berngaung

Gusni: emang kucing bisa berngaung??

Uchaa: ogeb!!

HNovita: (2)

Hikma menutup aplikasi wa nya dengan malas. Beginilah nasibnya hanya di temani dengan sahabat sahabatnya yang tingkat kewarasannya sudah hilang.

Hari ini hari senin dan merupakan hari yang paling dibenci oleh para anak sekolahan katena jauh dari hari minggu.

Termasuk hikma yang sedang memasang wajah masam menatap pak ridwan yang sedang menjelaskan unsur intrinstik sebuah novel yang menurutnya sangat membosankan itu . bahkan gusni yang duduk di sebelahnya sekarang telah terlelap.

"Oke anak anak sekian dulu pertemuan kita hari ini dan bapak harap kalian mempersiapkan diri untuk uTs minggu depan"-semua orang menghela nafas berat mendengar kabar itu termasuk hikma yang sekarang semakin memasang wajah malas.

"Hikma ngantin yuk"-ucap gusni yang entah sejak kapan telah bangun.

"Mager"

"Aelahh sok mager biasanya juga lu yang paling cepet kalau soal makan"-hikma hanya tersenyum menanggapi perkataan gusni.

"Hikma perpus yukk!!"-ajak dhila yang duduk di belakangnya

"Yuk"

"Katanya mager!!!"- sindir gusni yang sedang sibuk memainkan hapenya

"Mager gue liat muka lo"-hikma tersenyum mengejek melihat gusni yang memerah.

"Bang?satt"-hikma hanya memandang gusni dengan tatapan mengejeknya

"Anyingg"-balas hikma

"Mulutnya tolong dikondisikan"-hikma dan gusni membalikkan badannya penasaran dengan suara orang yang telah menyela pembicaraan mereka.

"Tebas pak ketu"-teriak salah satu teman hikma yang duduk di depannya.

"Tolong ya orang ketiga dilarang ber ask!!"-hikma melirik dara yang menatapnya garang

"Si?alan"-hikma memeletkan lidahnya lalu berlari meninggalkan dara yang sudah siap melempar buku kearahnya.

"Woy dhila ayo"

"Sans dong"

"Abisnya lo jalan dah kayak belalang"

"Pls belalang gak jalan tapi loncat"

"Emang iya??"

"Au ah terang"

"La emang terang ogeb"-hikma terkikik melihat tampang dhila yang memasang muka malas.

Hikma dan dhila berkeliling perpus mencari, lebih tepatnya dhila yang mencari karena sejak tadi hikma hanya mengekori dhila yang sedari tadi berjalan dari rak buku satu ke rak yang lain.

"Lo nyari buku apaan sih?"-tanya hikma yang sudah capek mengekori dhila

"Nyari buku dilan 1990"

"Kenapa gak bilang dari tadi!!"-dhila mengerutkan keningmya bingung menatap hikma

"Harus banget gue bilang??"

"Ya haruslah karena ini menyangkut kaki gue yang bisa patah ngikutin lo dari tadi"

"Terus?"

"Bukunya ada di gue baru kemarin gue pinjem"-dhila memasang muka datar menatap hikma yamg berdiri di depannya

"Kenpa gak bilang dari tadi!!"

"Lo gak nanya kan?"

"Sialan"-hikma menyengir mengikuti dhila yang berjalan meninggalkannya.

_

Hola hola ola la~~~
Oke abaikan
Halo whatsapp gengs ini adalah cerita pertama saia semoga kalian suka

Janlupa voment🤓

Dedaunan Teduh🍃Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang