Hikma pov
Dosa gak sih nampol guru!!!
Pengen banget nampol orang aku, ditambah gurunya yang ngajar udah kayak orang gak makan sebulan suaranya kecil banget.Terus tau taunya langsung ngasih tugas kan @#$@$ untung saja aku masih waras dan gak nampol itu guru.
"Oke sekian anak anak ibu tutup pelajaran kali ini dengan ucapan assalamualaikum dan juga jangan lupa kerjakan tugas kalian lalu kumpulkan di meja ibu besok sebelum jam pelajaran dimulai" semua murid mendesah pelan mendengar ucapan ibu ira.
"Tugas apaan ma?" Gusni yang sedari tadi tertidur disampingku pun kini terbangun mendengar salam penutup guru tersebut.
"Gak tau gue!! Abisnya tu guru ngomong kayak gak pernah makan sebulan ampe suara nyamuk aja gedean suara nyamuknya kalo di bandingin" dilla hanya menggeleng pelan mendengar ucapanku yang duduk di belakangku sambil mengintruksiku agar mengecilkan suaraku.
"Jajan yokk gus!" Gusni langsung berdiri kemudian menggandeng tanganku.
"Ehh ma gue mau tanya dong?"aku mengerutkan keningku menunggu kelanjutan ucapannya.
"Apaan?"
"Emm gak jadi deh" lagi lagi aku hanya mampu mengerutkan keningku mendengarnya.
"Paan sih jangan buat gue penasaran nyet" gusni kini menatapku sambil menghela nafas.
"Emm l-l-lo udah ketemu kak albar?"
"Ooh itu kirain apaan iya, kenapa emang ?"
"Lo balikan?"
"Balikan apaan pacaran aja gak pernah udah main balikan aja!" Aku hanya tersenyum kaku sambil memikirkan kejadian kemarin dimana kak albar yang membuatnya melting setengah mati.
"Ooh"
"Tumben ohh doang biasanya lo cerewet banget klo soal ginian" aku melirik gusni yang menunduk seperti sedang memikirkan sesuatu yang sangat penting.
"E-nggak gue cuman pengen bilang hati hati aja" aku hanya tersenyum mendengar penuturan gusni.
Kini hikma dan gusni sedang berada di kanting sekolah sambil mengisi perut mereka yang sedari tadi meronta meminta diisi namun secara tiba tiba acara makan mereka terhenti akibat suara gaduh yang terdengar.
"Ihh apaan sih berisik banget orang mau makan aja jadi gak tenang" aku hanya mengedikkan bahuku acuh lalu melanjutkan kembali memakan makananku namun belum sempat aku memasukkan makananku ke dalam mulut tiba tiba gusni berteriak heboh disampingku dan sukses membuatku terkejut.
"Lo kenapasih kayak orang liat hantu aja" kesalku sambil mengikuti arah pandangannya dan betapa terkejutnya aku melihat pemandangan di depanku.
"Astaga kak albar" akupun berlari menghampiri kak albar yang telaH tergeletak tak berdaya sambil memegangi ujung bibirnya yang mengeluarkan darah.
"Kak albar gak apa apa?" Semua orang terkejut melihatku termasuk orang yang telah membuat kak albar babak belur yang tak lain adalah kak ucci anak tiri dari ayahku.
"Kak ucci apa apaan sih main pukul pukul anak orang!!"
"Udahlah ima gak usah ngebelain cowok bajingan kayak dia!! Lo lupa apa yang udah dia buat ke lo hahh?" Ucapan kak ucci sukses membuatku terdiam mematung.
"Dan lo inget ya kalau sampe lo buat adek kesayangan gue nangis sekali aja gue bakalan ngebunuh lo dengan tangan gue sendiri" kak ucci kini pergi bersama dengan teman temannya akupum berbalik menatap kak albar dan langsung menghampirinya.
"Aku anter ke UKS ya kak?" Kak albar hanya mengangguk lemas.
.
.
."Aww"
"Ehh maaf maaf sakit ya?"
"Sedikit"
"Tahan ya ini udah hampir beres" aku pun kembali mengompres luka kak albar yang sangat banyak itu.
"Ihh sialan banget sihh kak ucci main nyerang kakak aja" kak albar yang duduk di depan kupun tersenyum kecil mendengar penuturan ku.
"Wajar kali namanya juga kakak ya pasti bakalan ngelindungin adeknya dong apalagi dari cowok se brengsek aku!!"
"Iya sihh tapi kan gak kayak gini juha liat nih ampe lebam gini"
"Cantik"
"Haah?!"
"You'r so beautiful" aku hanya mengulum senyumku pendengar penuturan kak albar yamg terang terangan memujiku.
"Apa lagi kalo lagi blushing makin cantik"
"Ihhh kak albar udah dong" kak albarpun refleks terkekeh melihat tingkahku
"Sayang"
"Sayang?"
"Kenapa? Bukannya kita udah taken ya kemarin?"
"Kapan?" Sungguh jantung aku udah kayak abis lari maraton ditambah wajah kak albar yang murung namun tampak sangat menggemaskan
"Masa lupa sih!!" Ya tuhan bantulah hambamu ini dari penyakit jantung batinku
"Heemm aku lup-hemm" mataku mebulat sempurna akibat kelakuan kak albar
Yang tiba tiba menciumkuSetelah beberapa saat akhirnya kak albar menjauhkan bibirnya dari bibirku dan dengan refleks aku memukul bahu kak albar pelan
"Ihhh kak albar main cium cium aja"
"Emang kenapa? Sama pacar sendiri juga!" Aku hanya menggigit bibirku pelan sambil menatapnya
"Au ahh" aku yang kelewat malupun membalikkan badanku membelakanginya sambil memegangi pipiku yang memanas.
"Lucu banget sihh" aku merasakan sebuah tangan melingkari perutku dan juga merasakan ada sebuah beban di bahuku.
Aku pun kembali menegang seraya merasakan nafas kak albar yang berhembus tepat di leherku."I love you!!"
"I love you too" kak albar semakin mengeratkan pelukannya dan mengapus jarak diantara kami.
----------
Nah loo udah mulai ngegas tu si kak albarnya 😙😙 ikutin terus kelanjutan ceritanya and dont forget for vote and comment
KAMU SEDANG MEMBACA
Dedaunan Teduh🍃
Teen FictionCinta itu hilang seiring kau tak ada namun bagaimana jadinya jika kau kembali lagi, kembali membuat bahagia lalu kembali menorehkan luka akankah aku mampu merasakan sakit itu kembali"_Hikma Gadis itu adalah tujuanku saat ini membuatnya bahagia denga...