Bagian 1

1.7K 135 10
                                    

Sakura yang asik menikmati sarapannya bersama Shikamaru dibuat melongo oleh kedatangan Sasuke yang secara tak terduga. Pria itu datang dengan tarikkan kursi yang cukup keras tanpa senyuman khasnya, juga bicara dengan cepat saat memesan makanan. Rasanya Sakura bisa menebak apa yang terjadi pada Sasuke pagi ini.

"Melihatmu sarapan di hotel membuatku tahu apa yang terjadi" Shikamaru menarik kesimpulan yang tepat sasaran kemudian berubah menjadi ranjau saat yang ditanya menatapnya dengan intimidasi.

"Sepertinya anda salah mengajakku bicara Nara" Suaranya seperti patahan kayu. Diam-diam Sakura tersenyum dikulum saat mendengar Shikamaru mendengus rendah.

"Kau terlalu formal" Celetuk Shikamaru dengan desiran napas saat matanya berlari secara random.

Sasuke mendengarnya, terbukti dengan ia yang berhenti membaca sesuatu di tabletnya "Maaf?"

Ini sindirian, Shikamaru memutuskan menghabiskan air putihnya daripada menjadi gelandangan baru. Lagi-lagi, atensi satu-satunya wanita dalam lingkar ini menahan senyum dengan kedutan samar di sudut bibir.

"Bacakan jadwalku Sekretaris Haruno" Suara Sasuke terdengar bersamaan dengan pesanan pria itu datang. Ia mengabaikan piring-piring itu juga mengabaikan sapaan ramah dari pelayan.

Sakura berdehem rendah "Pagi jam 9 ada pertemuan dengan desain interior tuan Yukimaru dari Sunrise, lalu makan siang bersamanya. Jam 2 siang meeting bersama kepala bagian semua departement terakhir infeksi pegawai. Dan .."

Sasuke berpaling dari sarapannya lalu dihadapakan dengan senyum aneh Sakura. Wanita itu dengan senyuman anehnya adalah firasat buruk.

"Makan malam bersama Sir Uchiha dan calon tunanganmu"

"Astaga!" Sasuke membanting garpunya, Shikamaru terkekeh keras. Pria itu mengerling ke arah Sakura.

"Kali ini yang keberapa?"

Sakura mengangkat tangannya setinggi bahu, lima jarinya terentang lebar "Lima. Dan kuyakin ini juga gagal" Lalu keduanya tertawa begitu lepas. Sesekali keduanya melirik menggoda pada Sasuke yang sudah merah wajahnya. Mungkin marah, atau bisa juga malu.

"Aku bisa memecat kalian berdua, jika kalian lupa" Sebuah ancaman, namun keduanya yakin jika itu main-main.

"Sesekali dengarkan kata kakekmu. Aku tahu kau masih muda, tapi tak ada salahnya untuk bertunangan" Kebiasaan Sakura yang gemar menasehati muncul juga. Senyumnya sudah sama percis dengan bibi yang tinggal diujung jalan di perumahan tempat ia tinggal.

"Apa kau masih terjebak pada masalalu?"

Tenggorokan Sasuke mengeluarkan dengungan pada Shikamaru juga tatapan setengah menyipit dari Sakura. Kedua insan ini tak mengerti kalimat yang dilontarkannya sehingga ia harus menarik suara kembali "Maksudku Ouhime-sama"

"Kau berbicara seolah-olah aku memiliki hubungan dengannya" Sahutan Sasuke diiringi dengan decakkan lidah sebelum ia melahap suapan terakhir dari pancakenya. Sasuke bergumam mengomentari sarapannya yang terlalu manis.

"Kau memilikinya" Tekan Shikamaru. Pria itu jadi gemas dengan respons cuek dari Sasuke. Hendak bicara lebih banyak, rupanya suara kursi yang di geser membuat kalimatnya kembali ke tenggorokan.

"Jam kantor akan dimulai. Aku harus kembali ke office. Selamat pagi" Yang membuat suara kursi itu Sakura, lalu wanita dewasa itu pergi dengan langkah lebar. Seakan lupa rok yang melingkupi kakinya hingga selutut itu menyulitkannya berjalan cepat.

Sasuke memberikan pandangan menusuk secara cuma-cuma "Kau tahu dengan baik Sakura sangat membenci orang itu. Berhenti membicarakannya lagi"

Shikamaru menggaruk belakang kepalanya alih-alih merasa gatal "Okay. Aku mengerti"

G O L DWhere stories live. Discover now