Sasuke bertemu dengan Nagato saat keluar dari ruangan tempat Naruto mendapatkan perawatan. Bocah lelaki itu memandangnya remeh sembari melipat tangan di dada seolah-olah ia bos yang sebenarnya. Sasuke berharap ia tak mengerti arti tatapan anak itu, namun dengkusan napas Nagato terdengar seperti ejekkan.
"Kau ..."
"Yahh, aku pikir kalian orang dewasa yang mampu bersikap bijak" cetusnya pogah.
Sasuke memutar bola matanya malas, dia berkacak pinggang "Kau tidak akan mengerti, ka―"
― "Tentu saja!" selanya cepat. Senyuman miring kanannya tercipta, "karena aku oranng dewasa"
"Aish!! anak ini menyebalkan!" tukas Sasuke sembari membuat gerakkan memukul kepala Nagato secara main-main. Bocah itu melakukan gerakkan refleks menghindar. Anak itu kemudian tertawa, tertawa kecil yang membuat perasaan Sasuke melega. Padahal baru bermenit-menit lalu anak itu menangis seperti yang dilakukan anak seusianya, sekarang ia terlihat lebih baik.
"Tuan Sasuke" Sasuke menoleh kepadanya. Anak itu telah berhenti tertawa, roman anak itu berubah. "Bisakah aku percaya padamu?"
Sekejap Sasuke terhenyak atas pertanyaan Nagato. Ini bahkan terdengar sebuah permintaan. Sasuke menyadari sebesar apa rasa sayang anak ini pada wanita Uzumaki itu. Naruto mungkin tidak banyak berubah, tapi dia telah jadi wanita yang berbeda dari yang ia kenal dulu.
"Hei" Sasuke menjatuhkan semua atensinya pada Nagato. Memandang anak itu dengan senyum lalu mengusak helaian rambut anak itu, "apa aku tidak pernah mengatakan kepadamu untuk berhenti dengan panggilan tuan? Panggil aku kakak"
"Dan, jangan khawatir aku akan menjaga kakakmu"
Nagato mengacungkan jari kelingkingnya di depan wajah Sasuke, "berjanjilah kak"
"Eum! Aku janji" balasnya sembari mengaitkan jari kelingkingnya sendiri.
G O L D, I'm not a stigma, save me.
...
Bagian 12.
"Jadi perencanaan untuk lantai atas sudah si―astaga!!" Shikamaru memekik keras, tanpa sengaja menjatuhkan dokumennya. Sementara Sasuke memandang datar atas keterkejutan Shikamaru yang berlebihan.
"Kenapa kau ada disini?" tanya Shikamaru setelah berhasil mengendalikan rasa kejutnya. Ia pun membereskan beberapa lembar dokumen yang bercecer di lantai. Kemudian Sakura muncul di belakang punggung Shikamaru, wanita pink itupun sama terkejutnya.
"Kau disini?"
"Ini ruanganku, memangnya aku harus ada dimana?" paparnya sembari melirik keduanya dengan kernyitan. Roda di kursinya berputar pelan, tubuhnya mendekat pada meja untuk kembali menghadap pada layar komputer 22 inchnya.
"Rasannya aneh melihat kau ada disini pagi-pagi setelah berhari-hari kau mangkir" tutur Shikamaru dengan suara yang kecil. Ia tak berani melirik pada atasannya.
"Yeah, ini saatnya bekerja dengan serius" sahut Sasuke acuh. Tangannya seperti menari di atas keyboard. Sasuke adalah seseorang yang hanya ingin mengerjakan sesuatu yang ingin ia lakukan. Ketika keduanya melihat Sasuke telah serius melakukan pekerjaannya, mungkin kekhawatiran pria itu telah berakhir.
YOU ARE READING
G O L D
Fanfiction[FANFICTION] Label dunia dari Naruto adalah arogansi. Seolah telah menjadi kalung rantai untuk ia miliki. Sasuke tak salah menilainya. Sasuke hanya ingin menepati janji pada Ino, tanpa sadar ia malah menceburkan dirinya dalam kehidupan Naruto yang...